300 likes | 577 Views
VALIDITAS, RELIABILITAS dan STANDARDISASI. VALIDITAS, RELIABILITAS, dan STANDARDISASI. Syarat alat ukur yang bisa dipertanggung- jawabkan secara ilmiah : Validitas Reliabilitas Standardisasi Objektif Daya Diskriminatif Komprehensif Praktis (mudah digunakan). Konsepsional-Teoritis.
E N D
VALIDITAS, RELIABILITAS, dan STANDARDISASI • Syarat alat ukur yang bisa dipertanggung- jawabkan secara ilmiah: • Validitas • Reliabilitas • Standardisasi • Objektif • Daya Diskriminatif • Komprehensif • Praktis (mudah digunakan) Konsepsional-Teoritis Operasional- Teknis
VALIDITAS • Definisi yang paling lazim mengenai validitas tercermin dalam pertanyaan, apakah alat ukur yang kita susun sungguh-sungguh mengukur sesuatu yang memang ingin kita ukur? • Sumadi Suryabrata (1988) dan Nunnally (1981), mengartikan validitas suatu alat ukur adalah taraf sejauhmana suatu alat ukur tersebut mengukur apa yang seharusnya diukurnya.
VALIDITAS • Istilah validitas tidak bisa lepas dari (Sutrisno Hadi, 1987): • Kejituan • Ketelitian Seberapa jauh suatu alat ukur dapat mengungkap dengan jitu, tepat, kena terhadap gejala yang diukur Seberapa jauh suatu alat ukur tersebut mempunyai kemampu- an dengan cermat menunjukkan ukuran besar kecilnya gejala yang diukur
VALIDITAS Tipe-Tipe Validitas • Anastasi (1976) dan Kerlinger (1990), me- ngemukakan adanya tiga macam validitas: • Content Validity • Construct Validity • Criterion-related Validity • Concurrent Validity • Predictive Validity
VALIDITAS Content Validity • Content Validity menunjukkan pada taraf sejauhmana item/pertanyaan/pernyataan suatu alat ukur tersebut telah dianggap dapat mengukur hal-hal yang mewakili keseluruhan isi yang hendak di ukur oleh alat ukur tersebut. • Analisis rasional terhadap item/pertanyaan/ pernyataan alat ukur tersebut Sangat subjektif
VALIDITASContent Validity • Sumadi Suryabrata (1981) menyarankan adanya suatu panel yang terdiri dari ahli-ahli yang menguasai pengukuran untuk mengurangi adanya unsur subjektivitas dalam melakukan analisis rasional. • Dalam kaitannya dengan content validity, berkembang bentuk validitas lain yaitu Face Validity dan Logical Validity (Azwar, 1986).
VALIDITASContent Validity • Face Validity • Logical Validity dipandang nampaknya memang telah mengukur apa yang seharusnya di ukur Dituntut suatu batasan logis yang mencakup bagian-bagian kawasan perilaku (aspek, gejala, dimensi, ciri-ciri, dsb)
VALIDITAS Construct Validity • Construct Validity menunjukkan sejauh- mana suatu alat ukur mengukur konstruksi teoritis yang menjadi dasar pengukuran alat ukur tersebut, atau dengan kata lain sejauhmana kecocokan antara item-item yang disusun dengan definisi yang lahir dari konstrak teoritis. Validity by definition
VALIDITASConstruct Validity • Untuk menguji construct validity digunakan analisis statistik, yaitu melalui pendekat- an: • Analisis Item (Sutrisno Hadi, 1991) • Analisis Faktor (Suryabrata, 1982)
VALIDITAS Criterion-related Validity • Citerion-related validity adalah sejauhmana tinggi-rendahnya validitas suatu alat ukur bila dihubungkan/dibandingkan dengan alat ukur lain yang dianggap sebagai kriterium.
VALIDITASCriterion-related Validity • Untuk mengetahui criterion-related validity dengan cara analisis statistik, yaitu dengan melalui pendekatan Multitrait-multimethod (Azwar, 1986) atau Korelasi Product-Moment {meng- korelasi antara alat ukur yang dipersoalkan (prediktor) dengan alat ukur lain (kriterium) yang dianggap sudah memiliki validitas dan reliabilitas yang baik}
VALIDITASCriterion-related Validity Concurrent Validity • Pengambilan skor kriterium bersamaan waktunya dengan pengambilan skor alat ukur yang dipersoalkan (prediktor). Predictive Validity • Pengambilan skor kriterium waktunya tidak bersamaan dengan pengambilan skor alat ukur yang dipersoalkan (prediktor) atau waktu yang akan datang.
VALIDITAS • Tinggi-rendahnya validitas suatu alat ukur diwujudkan dalam bentuk Koefisien Validitas (rXY); tetapi hal ini tidak berlaku bagi content validity. • Koefisien validitas umumnya dicari dengan menggunakan teknik korelasi Product-Moment atau Pointbiserial; untuk hal ini tergantung dari jenis datanya.
VALIDITAS Korelasi Product-Moment Keterangan: rXY = Koefisien Validitas X = Prediktor Y = Kriterium N = Jumlah Subjek XY = Perkalian antara Kriterium dengan Prediktor
VALIDITAS • Teknik korelasi Product-Moment digunakan bila jenis datanya berupa interval (kontinum/non-dikotomi), baik pada data prediktor maupun kriterium; namun, • Bila salah satu datanya nominal (dikotomi) dan satunya datanya berupa interval (non-dikotomi/kontinum), maka menggunakan korelasi Pointbiserial.
VALIDITAS Korelasi Pointbiserial Keterangan: rpb = Koefisien Kor. Pointbiserial Mp = Mean dari skor subjek pada variabel Y (non-dikotomi) dan skor pada variabel X (dikotomi) adalah 1 My = Mean dari variabel Y (skor total) Sy = Standard deviasi variabel Y (skor total) p = Proporsi subjek yang skornya 1 pada variabel X q = 1 - p
VALIDITAS • Berkaitan dengan masalah criterion-related validity, Masrun (1984/1985) dan Suryabrata (1988) mengemukakan adanya validitas eksternal dan internal. Validitas eksternal • Validitas eksternal adalah validitas yang kriteriumnya terdapat di luar alat ukur yang dipersoalkan (mirip dengan criterion-related validity)
VALIDITAS Validitas Internal • Validitas internal adalah validitas yang kriteriumnya terdapat pada alat ukur yang dipersoalkan, biasanya yang sering dilakukan adalah dengan menguji korelasi antara skor item dengan skor total (Anastasi, 1976) • Validitas internal ini disebut juga sebagai validitas item atau internal consistency validity dari item; juga disebut ……..
VALIDITASValiditas Item • Discriminating power dari item, artinya dengan diperolehnya korelasi antara skor item dan skor total, dapat dipergunakan untuk menentukan seberapa jauh suatu item mampu untuk membedakan antara individu satu dengan lainnya. • Koefisien validitas item dicari dengan menggunakan teknik korelasi Product-Moment atau Pointbiserial; untuk hal ini juga tergantung dari jenis datanya.
VALIDITASValiditas Item Korelasi Product-Moment: validitas item Keterangan: rxy = Koefisien validitas item X = Skor item Y = Skor total item XY = Perkalian antara skor item dengan skor total item N = Jumlah subjek
VALIDITASValiditas Item • Bila telah diketahui koefisien validitas item, maka proses selanjutnya dilakukan analisis Korelasi Part-Whole. Analisis Korelasi Part-Whole • Analisis korelasi part-whole adalah untuk mendapatkan skor murni dari koefisien validitas item pada suatu alat ukur; karena waktu korelasi antara skor item dengan skor total item terjadi over estimate (kelebihan bobot), sehingga menyebabkan angka korelasi yang diperoleh menjadi besar ….
VALIDITASValiditas Item • … hal ini terjadi karena skor item yang dikorelasikan dengan skor total item ikut sebagai komponen skor total item tersebut Rumus Korelasi Part-Whole Keterangan: rpq = Koefisien korelasi setelah dikoreksi rXY = Koefisien korelasi sebelum dikoreksi SDX = Standard Deviasi skor item SDY = Standard Deviasi skor total item
VALIDITAS Interpretasi Koefisien Validitas • Angka koefisien validitas alat ukur bergerak dari -1,00 s/d +1,00; artinya: • +1,00 = Korelasi sempurna • 0,00 = Tidak ada korelasi • - 1,00 = Korelasi sangat rendah
VALIDITAS • Anastasi (1976), menyatakan bahwa tidak ada batas aturan tertentu secara khusus yang menyatakan berapa besar koefisien validitas suatu alat ukur harus mencapai angka tertentu; akan tetapi yang perlu diperhatikan bahwa koefisien validitas akan mempunyai makna apabila mempunyai harga yang positif, berarti semakin tinggi koefisien validitas atau mendekati +1,00 alat ukur tersebut dapat dikatakan valid.
VALIDITAS • Umumnya, koefisien validitas yang diperoleh akan dibandingkan dengan suatu harga kritis yang ada dalam tabel Nilai r Product-Moment atau Critical Values of The Pearson Product-Moment Corelation dalam 0.01 atau 0,05; yang ada dalam lampiran buku-buku statistik. • Apabila koefisien validitas (r) yang diperoleh lebih besar dari r tabel (ro>rt), maka dapat dikatakan alat ukur yang dipersoalkan valid.
VALIDITAS • Berkaitan dengan validitas item, Azwar (1989) menyatakan bahwa suatu alat ukur dapat dianggap baik apabila mempunyai koefisien validitas item lebih atau sama dengan 0,30 ( 0,30); keputusan ini didasarkan atas kesepakatan umum dan tidak didasarkan atas logika matematika. (n => 40) • Anastasi (1976), menyatakan untuk validitas item atau validitas internal sudah dianggap baik apabila mempunyai koefisien validitas berkisar 0,20 s/d 0,30.