210 likes | 473 Views
PERAN ORGANISASI PROFESI DAN SWASTA DALAM PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PEREMPUAN MELALUI PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN. DPP IWAPI. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan sensus tahun 2000 sebesar 206.264.596 jiwa, lebih dari 50% di antaranya perempuan
E N D
PERAN ORGANISASI PROFESI DAN SWASTA DALAM PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PEREMPUAN MELALUI PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN DPP IWAPI
PENDAHULUAN • Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan sensus tahun 2000 sebesar 206.264.596 jiwa, lebih dari 50% di antaranya perempuan • Kualitas hidup perempuan dalam berbagai bidang masih tertinggal dari pria (Ekonomi, Kesehatan, Politik)
HDI (Index Pembangunan Manusia) Indonesia pada tahun 2002 berada pada posisi 112 dari 175 negara, dan terburuk di Asia Tenggara • Rendahnya kualitas hidup perempuan disebabkan oleh masih terbatasnya kesempatan, peluang dan akses bagi perempuan untuk berperan serta dalam pembangunan baik sebagai pelaksana pembangunan maupun penikmat pembangunan
PERMASALAHAN PEREMPUAN • Aspek Pendidikan Susenas 2000 menunjukkan bahwa perempuan yang belum melek huruf sebanyak 14,06% (di desa 19,20% sementara pria 9,63%). Perempuan yang berhasil menyelesaikan pendidikan SLTP ke atas 36,9% sementara pria sebanyak 46%. Perempuan yang menikmati pendidikan tinggi 3,06% sementara pria 4,17%
Aspek Kesehatan Angka kematian ibu hamil, melahirkan dan nifas masih tinggi yaitu 307/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian Balita sebesar 46/1000 kelahiran hidup. Rendahnya kualita hidup perempuan di bidang kesehatan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, perilaku masyarakat termasuk perempuan sendiri, pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Sementara perilaku masyarakat dipengaruhi oleh pengetahuan, pendidikan, pelatihan, akses terhadap informasi, sarana, dukungan sosial, dsb.
Aspek Ekonomi Banyaknya perempuan Indonesia yang bekerja sebagai TKW (pembantu rumah tangga), prostitusi dan traffiking menunjukkan permasalahan perempuan dibidang ekonomi tidak terlepas dari kemiskinan. Perempuan dari keluarga miskin sulit berfikir jernih dan terbuka dalam menatap ke depan
Penerapan teknologi Pertanian dan adanya industrialisasi menyebabkan perempuan terlempar dari pekerjaan pertanian, beralih menjadi buruh pabri atau berusaha pada skala mikro. Diperkotaan perempuan ini banyak yang bergelut di sektor informal (PKL). Permasalahan yang dihadapi oleh pengusaha mikro umumnya berkaitan dengan modal, kualitas produk dan pasar. Khusus untuk PKL, mereka juga dihadapkan oleh masalah keamanan berusaha.
LINGKARAN KEMISKINAN • Kesehatan rendah – Produktifitas rendah – Pendapatan rendah – Pendidikan rendah – Produktifitas rendah – pendapatan rendah – kesehatan rendah TUHAN TIDAK AKAN MERUBAH NASIB SUATU KAUM, SAMPAI KAUM ITU MAU MERUBAH NASIBNYA SENDIRI
Lingkaran kemiskinan tersebut dapat dipotong dengan pendidikan. • Pendidikan tinggi – peluang kerja / usaha tinggi – Produktivitas tinggi – Pendapatan tinggi – Kesehatan tinggi
KENDALA PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN DIRI • Intern • Merasa cukup dengan bekalyang dimiliki dan enggan meningkatkan pendidikan • Sulit Saving pendapatan untuk menambah tingkat pendidikan diri dan anak perempuannya. • Sulit meningkatkan rasa percaya diri. • Sulit merubah attitude (cara berfikir, merasa dan bertingkah laku)
Extern • Pandangan bahwa pelaksana ekonomi adalah pria, sementara fungsi perempuan lebih bersifat domestik. • Pandangan miring terhadap perempuan yang berstatus janda. • Terbatasnya sarana dan prasaran serta keamanan lingkungan bagi perempuan sehingga perempuan sulit atau tidak berani keluar rumah untuk bekerja.
PERAN IWAPI DALAM MENINGKATKAN PEREMPUAN USAHA KECIL MENENGAH DAN MIKRO
SEKILAS TENTANG IWAPI • IWAPI merupakan wadah perempuan pengusaha didirikan pada tanggal 10 Februari 1975 di Jakarta. • Hingga saat ini anggota IWAPI mencapai 16.000 orang yang tersebar di seluruh Indonesia dengan jenis usaha yang beragam mulai dari mikro, kecil, menengah hingga besar. • Kepengurusan IWAPI mulai dari tingkat nasional (DPP), tingkat propinsi (DPD) dan tingkat kabupaten/kota (DPC). Berkaitan dengan adanya Pemekaran Propinsi dan Kabupaten/Kota, Kepengurusan IWAPI pun mengalami pemekaran.
Visi : Menjadikan Perempuan Wirausaha Mandiri dan ProfessionalMisi : Memberdayakan dan memperkuat perempuan pengusaha khususnya UMKM melalui peningkatan kemampuan kolektif untuk mengelola usaha, mendapatkan akses terhadap teknologi baru, pemasaran dan pembiayaan. • Cara IWAPI memperjuangkan anggotanya dengan :1. Pelatihan (keterampilan, manajemen, sumberdaya manusia)2. Networking (antar anggota, Dunia usaha, Donor, Perguruan, Pemerintah, dsb.)3. Advocasi (Pemerintah, DPR, Perbankan, dsb termasuk kesetaraan dalam hal jender)
Peningkatan SDM Anggota IWAPI * Pelatihan (manajemen, teknik dan Human Relations) Contoh : - Manajemen Pemasaran, Manajemen Komunikasi, Manajemen Keuangan-Teknik Packing/Packaging : Technical Asistant Handycraft- Public speaking, Mentoring, Computer, dll. * Seminar/Lokakarya (masalah perdagangan, perindustrian, pembiayaan, dan kesetaraan gender). Contoh • Seminar legalisasi usaha atas nama perempuan • Aset produksi atas nama perempuan • Dialog perempuan nasional
Studi Banding / magang ke negara-negara ASEAN, APEC dan Sidney (kerjasama dgn Chief Executive Women Australia) Selain itu setiap tahun IWAPI mengirimkan 7 anggotanya untuk studi banding dan pelatihan di Kanada. • Akses Pasar Pameran/Trade Fair di dalam dan Luar Negeri. Setiap tahun kami mengadakan pameran dan gelanggang dagang. • Akses Lembaga Pembiayaan Perbankan, Pegadaian, Koperasi, dll.
Upaya IWAPI meningkatkan SDM Non Anggota • Kursus kewirausahaan (Pusat Pendidikan IWAPI sejak 1979) Catering; Garment; Salon Kecantikan/Rias Pengantin; Boneka; Garnish; Computer, dll. • Seminar/Lokakarya • Memberikan beasiswa kepada siswa berprestasi yang tidak mampu • Micro Credit Program-non colateral (kerjasama IWAPI dgn Peps Project Canada dan Manulife) Lokasi : Sulut, Gorontalo, Sulsel, Bali, Jawa Timur, NTB; Sumut dan Aceh.
Besarnya kredit Rp. 30-40 juta/kelompok (1 kel. = 5-8 orang) • Sistem Tanggung renteng; Circle (pokok + bunga digulirkan ke kelompok berikut) • Penanggung jawab orientasi usaha dan resiko kredit IWAPI • Penilaian Kelayakan usaha IWAPI • Koperasi Simpan Pinjam IWAPI bisa diakses masyarakat dengan mudah.
PENUTUP • Jumlah perempuan lebih dari 50% jumlah penduduk Indonesia • Jika jumlah yang besar tersebut tidak dioptimalkan fungsi dan perannya, niscaya hanya akan menjadi beban pembangunan. • Agar fungsi dan peran perempuan dalam pembangunan ekonomi Indonesia bisa optimal, maka kualitas perempuan harus ditingkatkan. Peningkatan SDM tidak harus menunggu program Pemerintah, kita semua (individu/organisasi terlebih organisasi perempuan) berkewajiban meningkatkan SDM Perempuan Indonesia. • Kalau perempuan dan organisasi perempuan Indonesia bersatu, bahu membahu berjuang meningkatkan SDM perempuan (yang juga berarti SDM Indonesia) tanpa diwarnai “kecurigaan” dan ketakutan antar perempuan, Insya Allah kesetaraan Gender bisa tercapai dan perempuan bisa menjadi rahmatan lil alamin. Amin.