300 likes | 939 Views
COSTING BY-PRODUCTS AND JOINT PRODUCTS Pertemuan 15-16. Mata kuliah : F0824 - Akuntansi Biaya I Tahun : 2010. Learning Objective. Membedakan antara by-product (produk sampingan ) dari joint product (produk gabungan). Mendefinisikan joint cost (biaya gabungan).
E N D
COSTING BY-PRODUCTS AND JOINT PRODUCTSPertemuan 15-16 Mata kuliah : F0824 - Akuntansi Biaya I Tahun : 2010
Learning Objective Membedakan antara by-product (produk sampingan) dari joint product (produk gabungan). Mendefinisikan joint cost (biaya gabungan). Membebankan by-product dengan 4 metode. Mengalokasikan joint cost dengan menggunakan 4 metode. Mengevaluasi kaitan joint cost dengan decision making dan profitability analysis.
By-Product Karakteristik : a. Diproduksi bersamaan dengan produk lain yang jumlahnya relatif besar. b. Jumlah produk sampingan relatif kecil dibandingkan dengan main product (produk utama). c. Perusahaan mempunyai sedikit kendali pada produk sampingan.
By-Product Alternatif pilihan bisnis untuk produk sampingan : By-product yang dapat dijual dalam bentuk asalnya tanpa proses lebih lanjut. By-product yang memerlukan proses lanjut baru kemudian dijual.
Joint Product Karakteristik : Diproduksi secara bersama-sama melalui proses atau serangkaian proses umum sehingga menghasilkan produk-produk tidak dapat dihindari. b. Joint product hanya terjadi pada titik sebelum Split-off karena produknya masih homogen, setelah split-off produknya menjadi individual.
Methods of Costing By-Product Metode 1 : Recognition of Gross Revenue a. By-Product revenue as other income Penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai pendapatan lain-lain dalam laporan rugi laba. Laporan rugi laba disajikan dalam format multiple step, dimana pendapatan dari hasil penjualan by-product dimasukkan sebagai other income. Lihat : calculation result, halaman 8-4
By-Product Revenue as b. Additional Sales Revenue Hasil penjualan produk sampingan digabungkan dengan penjualan produk utama, sehingga total pendapatan penjualan perusahaan menjadi bertambah. Namun demikian, laba sebelum pajak sama besar dengan hasil perhitungan metode 1a diatas, yaitu sebesar $ 4,500.
By-Product Revenue as c. Deduction from the Cost of Goods Sold Dengan mengurangi COGS sebesar pendapatan dari penjualan by-product maka laba kotor yang diperoleh jadi meningkat sebesar $ 1.500, namun earning before tax tetap sama dengan $ 4.500 Dari ketiga metode perhitungan terbukti bahwa cara kita memasukkan pendapatan dari produk sampingan tidak mempengaruhi besarnya laba sebelum pajak.
By-Product Revenue d. Deduction from Production Cost Pendapatan dari penjualan by-product dikurangkan terhadap biaya produksi mengakibatkan berubahnya biaya per unit. Dengan biaya produksi per unit persediaan awal sebesar $1,35 dan biaya produksi per unit periode berjalan $ 1,5 maka biaya produksinya turun menjadi $ 1,3625. Adanya perbedaan tersebut menjadikan laba bersih turun menjadi $4.375.
Recognition of Net revenue a. Pembebanan biaya yang dapat ditelusuri ke produk samping. b. Biaya setelah split-off point dialokasikan ke akun tersendiri disebelah debet. c. Pendapatan yang diperoleh dikreditkan pada akun tersendiri tersebut, lazimnya dibuka akun By-Products d. Akumulasi biaya produksi yang dapat dibebankan ke By-Products yang belum terjual dilaporkan dalam Balance Sheet.
Replacement Cost Method a. By-Product yang dihasilkan digunakan oleh perusahaan itu sendiri. b. Didebet oleh departemen yang menerima dan biaya produksi dari main product dikreditkan, ini sebagai biaya penggantian.
Market Value (Reversal Cost) Method a. Mengurangi biaya produksi Main Product. b. Bukan dari pendapatan aktual, melainkan dari estimasi nilai By-Product saat dijual. c. Akun By-Product didebet dan Biaya produksi dari Main Product dikreditkan. d. Tambahan Raw material, Payroll dan FOH dibebankan ke By-Product. Lihat : perhitungan di halaman 8-6
METHODS OF of ALLOCATING JOINT PRODUCT Market Value Method a. Alokasi joint cost berdasarkan anggapan dari harga pasarnya. b. Penentuan alokasi joint cost dari harga pasar menjadikan profitabilitas joint product menjadi netral. c. Perhitungan proporsi dilakukan secara arbiter
Joint Product salable at split-off a. Mengalokasikan joint cost berdasarkan harga pasar relatif dari joint product. b. Produk dijual di split-off point, tidak diperlukan proses lebih lanjut. c. Menghitung laba kotor dengan cara mengurangkan antara penjualan dengan biaya produksi ( diperoleh dari %tase relatif harga pasar) dikurangi lagi dengan persediaan akhir. Lihat perhitungan halaman 8-8/9
Joint Product not salable at split-off a. Tidak dapat dijual karena tidak ada pasarnya, maka diperlukan proses lebih lanjut. b. Digunakan harga pasar hipotetis pada split-off. c. Total joint cost masing-masing produk adalah biaya proses lebih lanjut ditambah dengan pembagian joint cost. d. Laba kotor = Penjualan – COGS ( biaya produksi gabungan + Biaya proses lebih lanjut – persediaan akhir).
Average Unit Cost Method Dihitung dengan membagi total joint cost dengan jumlah produksi. Setiap produk mendapat proporsi joint cost yang seimbang dengan unit yang ada. Lihat perhitungan halaman 8-10/11
Weighted-Average Method Setiap produk diberi bobot berdasarkan ukuran unit, tingkat kesulitan, lama waktu produksi, jenis tenaga kerja, jenis bahan baku , dsb. Alokasi biaya gabungan dihitung dengan cara mengalikan antara unit produksi dengan pembobotan dikalikan lagi dengan biaya per unit. Lihat perhitungan halaman 8-11
Quantitative-Average Method Alokasi biaya gabungan dengan pengukuran yang sama, misalnya :pon, ton, galon,meter2 dsb. Bila tidak sama ukurannya maka diperlukan konversi ke satuan ukuran yang sama. Lihat perhitungan halaman 8-12