40 likes | 314 Views
TORT. Tort = Perbuatan Melawan Hukum (PMH) berdasarkan praktek di Indonesia diselesaikan dengan lex loci delictie
E N D
TORT • Tort = Perbuatan Melawan Hukum (PMH) berdasarkan praktek di Indonesia diselesaikan dengan lex loci delictie • Di banyak negara, dimana defamation case (pencemaran nama baik) terjadi, kasus ini tidak dikategorikan pencemaran, namun kisah nyata yang berdasar pada kode etik standar jurnalisme (ethics code - press standard) • Di negara-negara common law, kita dapat melihat dengan jelas legal reasoning dari hakim – kebalikan dengan di Indonesia • Contoh : perkara Suharto vs Times nyatanya pake lex fori. Berbeda dengan kasus garuda yang memang pake lex loci delictie
PENYELESAIAN TORT • Lex loci delictie • Lex fori • Kombinasi 1 & 2 • Proper law of tort – the most just (not depend on coincident) – yang paling adil
The proper law of tort • Babcock vs Jakson • Paling tidak ada 3 alasan mengapa pengadilan tidak menggunakan lex loci delictie. Jika mereka menggunakan lex loci delictie, maka pengadilan harus menggunakan hukum Canada • Penggugat / Claimant & Tergugat / defendant, semuanya adalah is New Yorker • Mereka hanya berencana melakukan weekend trip, tidak untuk tinggal lama di Canada
The proper law of tort • Tergugat / Defendant ingin Pengadilan NY menggunakan hukum Canada (lex loci delictie / canadian law = ada guess statute, free guess (the people who take a ride for free voluntarily, does not have right to claim compensation if there is accident). For the interest for canadian insurance, protection from fraud. To protect insurance company from fraudulence. • Tidak tepat diberlakukan lex loci delictie, karena yang terbanyak adalah NY interest.