270 likes | 621 Views
KEMURAHAN HATI (DANA). Krishnanda Wijaya-Mukti Dharmaclass Ekayana Buddhist Centre Jakarta, 21 Juni 2009. (1) uang untuk suatu keperluan, biaya (2) pemberian, hadiah, derma (3) amal kebajikan & kondisi mental.
E N D
KEMURAHAN HATI (DANA) Krishnanda Wijaya-Mukti Dharmaclass Ekayana Buddhist Centre Jakarta, 21 Juni 2009
(1) uang untuk suatu keperluan, biaya (2) pemberian, hadiah, derma (3) amal kebajikan & kondisi mental Sebagai paramita, dana diartikan kemurahan hati, yang mengikis keserakahan dan keakuan, sekaligus mengembangkan kasih Dana-paramitaadalah kesempurnaan dari kemurahan hati PENGERTIAN DANA
Ambillah contoh orang yang memberi makanan, minuman, pakaian, kendaraan, karangan bunga, minyak wangi, zalf, dipan, tempat tinggal, alat penerangan. Karena itu sungguh dana adalah sesuatu barang yang diberikan (Kvu VII, 4/ A. IV, 239) Dana adalah segala sesuatu yang dapat memberi rasa nikmat, seperti nasi, minuman, termasuk air yang segar, semua itu patut kauberikan kepada orang yang membutuhkan, sampai pada emas, permata, kain halus, pelayan, anak buah, kereta, gajah, kuda, kerajaan sekalipun serahkanlah itu apabila ada yang meminta kepadamu, dan jangan sekali-kali engkau mengharap balasan (ShK. 56) PEMBERIAN
Seorang siswa Arya pantang melakukan pembunuhan…, pencurian…, perbuatan seksual yang keliru…, dusta…, konsumsi minuman yang memabukkan Dengan pantangan ini, ia memberi kepada semua makhluk tanpa batas jaminan terciptanya keadaan tanpa ketakutan, kebencian, niat jahat. Dengan memberi tanpa batas seperti itu, ia sendiri mengambil bagian dalam keamanan, persahabatan dan kebaikan. Inilah lima bentuk dana yang agung(A. IV, 246 / Kvu. VII, 4) AMAL KEBAJIKAN & KONDISI MENTAL
MENGEMBANGKAN CINTA KASIH • Hanya karena cinta kasihmu yg besar kpd segala makhluk itulah yg menjadikan engkau ikhlas menyerahkan segala-galanya kpd yg membutuhkan. Sertailah dengan tutur katamu yg menyenangkan, sikap yg sopan & hati yg tulus. Itulah dana namanya (ShK. 56) • Di mana saja berada, menyokong orang-orang saleh, membagi jasa pemberiannya kpd para dewa setempat. Dengan dimuliakan, mereka akan balas memuliakan; menerima penghormatan, mereka membalas hormat pula; Mengasihi bagai seorang ibu mencintai putra tunggalnya, dan bagi orang yg dikasihi para dewa, nasib baik di tangannya (D, II, 88)
MENGIKIS KESERAKAHAN/KEAKUAN • “Barangsiapa memberi, kebajikannya akan bertambah. Barangsiapa dapat mengendalikan diri, tak akan membenci. Orang budiman yg bijaksana menyingkirkan segala kejahatan. Dengan mencabut akar dari keserakahan, kebencian dan kebodohan, akan memperoleh kedamaian.” (D. II, 136) • “Jika semua makhluk mengetahui seperti yg Aku tahu tentang manfaat berdana, mereka tidak akan menikmati semua yg mereka miliki tanpa membaginya dg makhluk lain. Mereka tidak akan membiarkan noda kekikiran menguasai dan mengakar dalam batinnya. Bahkan walau apa yg mereka miliki adalah bagian terakhir yg hanya sedikit, sisa makanan yg terakhir, mereka tidak akan menikmati tanpa membaginya, seandainya ada makhluk lain yg layak mendapatkannya.” (It. 18)
ALASAN MEMBERI DANA (1) • Memberi karena dorongan hati/ spontan kehendak sendiri • Karena jengkel • Karena kebodohan/tertipu • Karena takut/malu • Karena meneruskan tradisi yang telah dilakukan oleh leluhur • Karena pendapat ~ Bila aku memberikan dana ini, setelah meninggal dunia, aku akan terlahir di alam surga • Dengan memberi, batin menjadi tenang, gembira • Untuk memperkaya dan memperlembut batin (A. IV, 236)
Karena pendapat memberi dana itu baik Karena berpikir – Ia pun memberi kepadaku – Ia pun akan memberi kepadaku – Aku menyiapkan makanan, mereka tidak, walaupun aku yang memasak, aku tidak pantas tidak memberi kepada mereka yang tidak menyiapkan makanan Nama baik si pemberi akan tersebar luas (A. IV, 235) ALASAN MEMBERI DANA (2)
MANFAAT MEMBERI DANA (1) • Pemberi dana, orang yang murah hati, disenangi dan dikasihi oleh orang banyak • Orang-orang yang baik dan bijaksana mengikutinya • Nama baiknya tersebar luas • Pergaulan apapun yang diikutinya, baik di kalangan bangsawan, brahmana, perumah-tangga atau petapa, ia ikuti dengan penuh kepercayaan dan tanpa gangguan • Setelah meninggal dunia terlahir di alam surga (A. III, 38)
MANFAAT MEMBERI DANA (2) • Hendaknya orang berbicara benar Hendaknya orang tidak marah Hendaknya orang memberi walaupun sedikit kepada mereka yang membutuhkan. Dengan ketiga cara ini, ia akan pergi ke hadapan para dewa (Dhp. 224) • Beramal adalah tanah suci para Bodhisatwa, karena apabila ia mencapai kebuddhaan makhluk hidup yang memberi dana akan terlahir di alam-Nya (VN. I)
CARA MEMBERI DANA • Pemberian atas dorongan orang lain (sankhara-dana) dinilai tidak semulia pemberian dengan kehendak sendiri (asankhara-dana) • Pemberian dana yang dilakukan dengan penuh kesadaran karena memahami benar kepentingan atau buah akibatnya akan menghasilkan kemajuan batin • Sebagai perbuatan (karma), berdana ditandai niat (cetanā) seseorang yang diliputi perasaan senang atau gembira baik sebelum memberi dana (pubba-cetanā), atau pada saat memberi dana (muñca-cetanā), dan sesudah memberi dana (apara-cetanā). Ketiga faktor ini menunjukkan keikhlasan hati→ menghasilkan buah kebajikan yang sepenuhnya.
KEMURNIAN DANA • Pemberian yang bersih pada pihak si pemberi, bukan pada pihak penerima; • Pemberian yang bersih pada si penerima bukan pemberi; • Pemberian yang tidak bersih pada kedua belah pihak; • Pemberian yang bersih pada kedua belah pihak. • Bagaimana pemberian bersih pada kedua belah pihak? Si pemberi adalah orang yang saleh, yang memiliki sifat terpuji, dan si penerima juga memiliki sifat serupa. (A. II,80/ M.III,256)
JENIS DANA (1) • Pemberian dalam bentuk uang atau materi • Sumbangan tenaga, pikiran dan sebagainya • Memberi maaf juga adalah salah satu bentuk berdana • Dana kebenaran (dhamma-dāna), yang bersifat spiritual, kekuatan moril dan keilmuan dinyatakan lebih unggul dari dana materi (āmisa-dāna)(A. I, 90/ It. 98). Dana kebenaran mengalahkan segala dana lain (Dhp. 354).
JENIS DANA (2) • Sebagai praktik mengembangkan cinta kasih, memberi dana itu menolong orang lain • Orang dapat menyumbangkan darah, mengorbankan angggota badannya bahkan nyawanya untuk kebahagiaan orang lain (ajjhatika-dāna) • Juga terdorong oleh cinta kasihnya manusia memelihara dan melindungi segala bentuk kehidupan, membebaskan burung atau hewan-hewan lain dari kurungan, menebar benih ikan, dan sebagainya. Dana semacam ini membuat makhluk lain tidak merasa takut (abhaya-dāna)
HASIL DANA MAKANAN • Para Biksu, dengan memberi dana makanan, seorang dermawan mendanakan lima hal kepada orang yang menerimanya. Apakah kelima hal itu? • Ia mendanakan kehidupan, kecantikan, kebahagiaan, kekuatan dan kecerdasan; • Selain itu dengan pemberian tersebut ia menanam benih kehidupan, kecantikan, kebahagiaan, kekuatan dan kecerdasan bagi dirinya sendiri, baik untuk kehidupan sekarang maupun selanjutnya di surga. (A. III, 42)
Memberi barang-barang yang suci/halal; Barang-barang baik yang terpilih; Barang-barang yang layak dan bermanfaat; Pada waktu yang tepat; Menurut pertimbangan yang bijaksana; Memberi secara teratur berulang-ulang; Dengan ikhlas memberi, hati merasa tenang; Setelah memberi merasa senang. (A. IV, 243) Contoh kasus Payasi & Uttara (D. II, 354-357) BERDANA YANG BAIK
DANA TEPAT WAKTU(A. III, 41) Lima macam dana tepat waktu: • Memberi kepada orang yang baru saja tiba; • Kepada orang yang akan bepergian; • Kepada orang sakit; • Ketika makanan sulit didapat; • Panen pertama yang terbaik dari ladang dan kebun yang dipersembahkan kepada orang yang bijaksana.
SASARAN BERDANA • Vacchagotta bertanya apakah benar Buddha mengajarkan agar dana hanya diberikan kepada-Nya dan murid-murid-Nya saja. • Jawab Buddha: Barangsiapa menghalangi orang lain memberi dana, ia merintangi seseorang memperoleh pahala perbuatan baik, merintangi orang mendapat dana tersebut, & menjatuhkan dirinya sendiri. • “Meskipun orang membuang limbah cucian periuk atau bilasan mangkuk ke dalam sebuah tambak atau tempat buangan limbah dan dengan itu mengharap agar makhluk yang hidup di dalamnya mendapatkan makanan, Aku nyatakan perbuatan ini pun merupakan sumber dari pahala kebajikan baginya. Apalagi dana yang diberikan kepada sesama manusia.” (A. I, 161)
DANA BAGI ORANG YANG LEMAH Sabda Buddha kpd Ksitigarbha: Jika bertemu dg orang yg lemah, miskin, cacat, seperti bisu, tuli, buta, dll; mereka dapat berdana dan melakukannya dengan welas asih, rendah hati disertai senyum. Memberi dg tangannya sendiri atau mengusahakan agar orang lain melakukannya, dg bahasa yg halus & simpatik. Pahalanya sebanding dg memberi persembahan kepada Buddha yg banyaknya bagaikan butir pasir Sungai Gangga. Orang tsb akan menerima imbalan pahala yg demikian besar karena telah menunjukkan hati yg welas asih kepada orang yang sangat miskin, sakit, & cacat. Selama ratusan ribu kelahiran mereka akan memiliki tujuh barang berharga yg berlimpah, apalagi sandang, pangan & kebutuhan hidup lainnya (KBP-Sutra X)
DANA BAGI ORANG BERBUDI LUHUR • Persembahan yg diberikan kpd mereka yg telah bebas dari nafsu indra, bebas dari kebencian, bebas dari kebodohan, bebas dari keinginan rendah, akan menghasilkan pahala yg besar (Dhp. 356-359) • Dana yg diberikan kpd mereka yg berbudi luhur, menghasilkan buah yg besar. Berbudi luhur, maksudnya telah menyingkirkan 5 sifat buruk: Nafsu indra, niat jahat, kemalasan, keresahan & keragu-raguan; dan memiliki 5 sifat luhur: sila, semadi, kebijaksanaan, pembebasan, pandangan terang (A. I, 161)
DANA BAGI SANGGHA (1) • Mahapajapati Gotami ingin mempersembahkan seperangkat jubah baru yang ditenun & dijahitkan khusus untuk Buddha. Buddha bersabda: “Berikan persembahan itu kepada Sanggha, Gotami. Jika engkau berikan kepada Sanggha, Aku akan merasa dihormati, demikian juga Sanggha.”(M. III, 253) • Suatu dana dibedakan tingkatannya, yang diberikan kepada orang-perorang tidak lebih besar buahnya daripada dana yang diberikan kepada Sanggha(M. III, 256)
DANA BAGI SANGGHA (2) • Jika berkat seseorang (guru), orang berlindung kepada Buddha, Dharma, Sanggha, Aku katakan mengenai orang ini, Ananda, tak ada imbalan yang sesuai untuk menghargainya. Katakanlah seperti salam penghormatan, berdiri menghormati, menyembah dengan mengatupkan tangan, melakukan apa yang pantas baginya, dan penghargaan berupa hadiah yang didapat darinya untuk memenuhi kebutuhan jubah, makanan, pemondokan dan obat-obatan bagi orang sakit (M. III, 254) • .
DANA PERIBADATAN “Ksitigarbha, seandainya para raja, brahmana, dll. melihat stupa, wihara, sutra atau gambar atau arca Buddha peninggalan masa silam dalam keadaan rusak, lalu mereka memperbaikinya, memelihara dengan kemampuan sendiri atau melakukannya bersama orang lain sebanyak-banyaknya, berdana secara demikian menciptakan ikatan di antara mereka. Maka sang raja akan menjadi Raja Cakrawartin selama ratusan ribu kelahiran, dan mereka yang membantunya akan menjadi raja kecil selama itu pula. Jika di hadapan stupa Buddha atau wihara mereka menyalurkan jasa-jasanya kepada semua makhluk, maka pada akhirnya mereka akan memperoleh pahala menjadi seorang Buddha. Karma baiknya menjadi tak terbatas dan tak terhitung.” (KBP-Sutra X)
KESEMPATAN BAGI ORANG MISKIN Ketika itu lima ratus dewa sibuk mengumpulkan makanan bagi Biksu Mahakassapa. Namun ia menolak tawaran mereka. Sebelum siang hari Biksu Mahakassapa memasuki Rajagraha untuk mengumpulkan dana makanan. Ia menyusuri jalan-jalan di tempat pemukiman orang-orang miskin dan orang papa, tempat tinggal para pemintal. Buddha melihatnya, mengingatkan pentingnya hal itu, dan menamakan Mahakassapa brahmana (Ud. 4) TERIMA KASIH