10 likes | 165 Views
18 manusia menurut pandangan teori homeostatis selalu berupaya menjaga ekuilibrasi (keseimbangan). Drive atau dorongan pada manusia inilah yang. menggerakan atau merangsang seseorang mencapai tujuan yang disebut sebagai motif. untuk bertingkah laku. untuk.
E N D
18 manusia menurut pandangan teori homeostatis selalu berupaya menjaga ekuilibrasi (keseimbangan). Drive atau dorongan pada manusia inilah yang menggerakan atau merangsang seseorang mencapai tujuan yang disebut sebagai motif. untuk bertingkah laku untuk Suatu motif umumnya terdapat dua unsur pokok, yaitu unsur dorongan/kebutuhan dan unsur tujuan. Proses interaksi timbal balik antara kedua unsur di atas terjadi di dalam diri manusia, namun dapat dipengaruhi oleh hal-hal di luar din manusia. misainya keadaan cuaca kondisi di lingkungan dan sebagainya. Oleh karena itu, dapat saja terjadi perubahan motivasi dalam waktu yang relatif singkat, jika ternyata motivasi yang pertama mendapat hambatan atau tidak mungkin dipenuhi. Mc Clelland (dalam Joesoef, 1997) tidak membedakan secara jelas antara motif dan motivasi. Menurutnya, motif muncul ketika ada stimulus eksternal yang menyebabkan kesenjangan antara harapan dan persepsi individu terhadap realitas. Dasar pemikiran Mc Clelland adalah setiap organisme di setiap situasi mempunyai beberapa tingkat penyesuaian diri. Ketika situasi berubah dan menyebabkan kesenjangan antara keduanya maka timbul afeks. Afeks dapat bersifat positif (pengalaman menyenangkan) bila kesenjangan yang terjadi kecil dan dapat bersifat negatif (pengalaman yang tidak menyenangkan) apabila kesenjangan yang terjadi besar. Ketika rangsangan situasi menyebabkan harapan untuk mengubah situasi afektif ini maka motif akan muncul. Hubungan antara stimulus dan afeks inilah yang penting bagi timbulnya suatu motif. Menurut kamus psikologi (Kartono dan Gulo, 1982) motif adalah sifat kepribadian stabil yang memiliki suatu kecenderungan melakukan tindakan- tindakan tertentu atau berusaha mencapai tujuan-tujuan tertentu. Berbeda