300 likes | 683 Views
MANAJEMEN DIRI. Satria Hadi Lubis, MM, MBA The Life Management Inc. Manajemen Diri. Suatu metode mengelola diri untuk mencapai tujuan hidup tertentu. Manajemen Diri. “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang
E N D
MANAJEMEN DIRI Satria Hadi Lubis, MM, MBA The Life Management Inc.
Manajemen Diri Suatu metode mengelola diri untuk mencapai tujuan hidup tertentu
Manajemen Diri “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al Hasyr : 18)
Manajemen Diri “Barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemaren, maka ia celaka. Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemaren, maka ia merugi. Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemaren, maka ia beruntung” “Sesungguhnya amal itu terletak pada hasil akhirnya” (Al Hadits)
Sikap Terhadap Perencanaan Tidak Merencanakan Merencanakan Berhasil Tidak Berhasil
Manajemen Diri • Metode manajemen diri tergantung dari ideologi/keyakinan seseorang • Kebanyakan metode manajemen diri bersumber dari barat dan bersifat duniawi
Manajemen Diri Islami • Manajemen diri semestinya mencontoh pada diri Nabi Muhammad saw • Nabi Muhammad saw bukan hanya teladan dalam perbuatan tertentu (parsial), tapi juga teladan dalam manajemen diri (holistik)
Manajemen Diri Nabi Pewarisan Jati Diri Pengembangan Jati Diri Pembentukan Jati Diri Pencarian Jati Diri Pertumbuhan
Kepercayaan Diri PT + PP x A = SC Keterangan : PT = Positive Thinking PP = Potential Power A = Action SC = Self Confedence
Kreativitas I + TE + BR = C Keterangan : I = Imagination TE = Try and Error BR = Breaking of Rules C = Creativity
III. Tahap Pembentukan Jati Diri (40 s.d. 53 th/Hijrah Nabi)
Manajemen Waktu nT = TM M + T Keterangan : nT = jumlah waktu M = Mission T = Target (dalam setiap peran hidup) TM = Time Management
IV. Tahap Pengembangan Jati Diri (53/Hijrah s.d. 61 th/Futuh Mekah)
REKENING SETORAN REKENING SETORAN SAYA TERHADAP FULAN REKENING SETORAN FULAN TERHADAP SAYA
CONTOH SETORAN • Membantu orang lain • Memenuhi Janji • Meminta maaf • Mengucapkan terima kasih • Mendengarkan dengan empati • Memberikan/meminjamkan sesuatu • Dll
V. Tahap Pewarisan Jati Diri (61/Futuh Mekah s.d. 63th/wafat)
Warisan Bermakna Temporer
Manajemen Diri Ikhwah Pewarisan Jati Diri Pengembangan Jati Diri Pembentukan Jati Diri Pencarian Jati Diri Pertumbuhan
Implementasi : • Selalu berubah semakin baik menuju pada warisan bermakna • Secara periodik membuat rencana/peta hidup • Melakukan tarbiyah zatiyah, bukan hanya tarbiyah jama’iyah • Kunci manajemen diri adalah ketekunan
90% kesuksesan ditentukan oleh ketekunan • Rasulullah saw 13 tahun berda’wah (periode Makah) • tanpa hasil yang nyata • Umar bin Khatab ra rajin menjaga sholat malamnya • Zaid bin Tsabit ra teliti dalam mencatat Al Qur’an • Abu Amru bin Ala ‘Al Bashri (Tabi’in) meninggal usia • 74 tahun. Buku yang ditulisnya memenuhi rumahnya • hingga hampir mencapai atap • Tafsir yang ditulis Abu Bakar Ibnu Al Arabi (Anwarul • Fajr) mencapai 80.000 halaman. Kitab ini dikenal dan ada • di perpustakaan Istambul, Turki.
Tekun adalah buah dari keyakinan dan harapan # Ibnu Taimiyah meninggalkan 300 judul karangan dari berbagai disiplin ilmu # Imam Al Baihaqi menulis 1000 juz buku yang bernilai tinggi dalam waktu 30 tahun # Imam Al Alusi seorang ahli tafsir. Beliau mengajar 24 pelajaran dalam sehari, pada saat sibuk mengajar 13 pelajaran sehari. # Al Mundziri selalu dilihat tetangganya di tengah malam sedang sibuk dengan ilmu dan ibadah. Tidak pernah keluar dari komplek sekolah kecuali untuk sholat Jum’at.
Bagaimana agar tekun? • Jaga keikhlasan • Bakar ‘perahu’ Anda • Yakini Anda sudah tertinggal • Visualisasi tujuan • Hidupkan ‘alarm’ pikiran Anda • Ceritakan keinginan Anda
Hasan Al Banna : “Akulah petualang yang mencari kebenaran. Akulah manusia yang mencari makna dan hakikat kemanusiaaan di tengah manusia. Akulah patriot yang berjuang menegakkan kehormatan, kebebasan, ketenangan dan kehidupan yang baik bagi tanah air di wawah naungan Islam yang hanif. Akulah lelaki bebas yang telah mengetahui rahasia wujudnya, maka ia pun berseru, “Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah, Rob semesta alam yang tiada sekutu baginya. Kepada yang demikian itulah aku diperintahkan, dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” Inilah aku. Dan kamu, kamu sendiri siapa?”