1 / 22

PSIKOTERAPI UNTUK PENYALAHGUNAAN NAPZA

PSIKOTERAPI UNTUK PENYALAHGUNAAN NAPZA. Ns. Ira Erwina , M. Kep , Sp. KepJ. PENDAHULUAN.

nimrod
Download Presentation

PSIKOTERAPI UNTUK PENYALAHGUNAAN NAPZA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PSIKOTERAPI UNTUK PENYALAHGUNAAN NAPZA Ns. Ira Erwina, M. Kep, Sp. KepJ

  2. PENDAHULUAN Intervensi psikososial, suatu pendekatan yang mengutamakan pada masalah psikologis dan sosial yang disandang oleh pasien dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan pasien menghadapi setiap masalah (Coping Mechanism) • Merupakan komponen kunci untuk terapi gangguan penggunaan NAPZA yang komprehensif baik secara individu maupun kelompok

  3. PENDAHULUAN • Dapat diberikan pada setiap tahapan terapi baik dalam keadaan intoksikasi sampai pada saat fase rehabilitasi yang disesuaikan dengan kondisi pasien khususnya pasien dengan kesadaran penuh • Untuk melaksanakan intervensi ini diperlukan pelatihan ketrampilan yang khusus dan memenuhi kriteria tertentu sesuai dengan jenis intervensi • Pendekatan psikososial saja bukan yang superior, program terapi harus didesain sesuai kebutuhan pasien dengan mempertimbangkan faktor budaya, umur, gender serta komorbiditas

  4. BEBERAPA MACAM INTERVENSI PSIKOSOSIAL • BRIEF INTERVENTION (BI) • KONSELING DASAR • WAWANCARA MOTIVASIONAL (MI) • COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY (CBT) • PENCEGAHAN KEKAMBUHAN • PROGRAM 12 LANGKAH • LAYANAN PENUNJANG

  5. BRIEF INTERVENTION Brief Intervention dipertimbangkanuntukberbagaikondisi yang melibatkanwaktutenagaprofesional yang TERBATAS untukmencobamerubahpenggunaan NAPZA. Berbagaiintervensimembutuhkanwaktuantara 5 menitsampai 2 jam. Intervensidirekomendasikanuntukbeberapakondisi : • Penggunaanalkohol yang membahayakantetapibelumketergantungan • Ketergantungan alkohol ringan sampai sedang • Ketergantungannikotin/perokok • Ketergantungan kanabis ringan sampai sedang

  6. BRIEF INTERVENTION Bltidakdirekomendasikanuntukkondisidibawahini ; • Pasien yang kompleksdenganisu-isumasalahpsikologis/psikiatrik • Pasiendenganketergantunganberat • Pasiendengankemampuanmembaca yang rendah • Pasiendengankesulitanterkaitdengangangguanfungsikognitif

  7. BRIEF INTERVENTION Enam elemen terapi dalam intervensi singkat yang sering digunakan dan berhasil adalah: F : Feedback : memberikan umpan balik hasil asesmen klinis R : Responsibility : meyakinkan bahwa perilaku penggunaan NAPZA dan masalah yang ditimbulkannya menjadi tanggung jawab individu . A : Advice : memberikan kejelasan, anjuran praktis dan materi self help M : Menu : memberikan beberapa opsi dan intervensi dalam perubahan perilaku E : Empathy : memperlihatkan sikap tidak menghakimi dan menghayati pasien S : Self-Efficacy : menekankan kepercayaan terhadap kemampuan individu untuk berubah

  8. KONSELING DASAR Konseling adalah suatu proses pertolongan dimana seseorang, dengan tulus dan tujuan jelas, memberikan waktu, perhatian dan keahliannya membantu pasien untuk mempelajari situasi mereka, mengenali dan melakukan pemecahan masalah terhadap keterbatasan yang diberikan lingkungan mereka. Tujuannya adl • Membantu pasien untuk mempelajari dan memperoleh solusijangka panjang yang memuaskan bagi masalah-masalah yangdialaminya.

  9. KONSELING DASAR Dalam proses konseling agar terbangun suatu hubungan terapeutik seorang konselor harus mampu : • Melakukan percakapan yang efektif: • Mendengarkan dengan aktif • Mencoba mengerti perasaan pasien • Menanyakan pertanyaan yang baik • Menghargai pasien maupun perasaan pasien, dan tidak memaksanya berubah • Tidak menyalahkan atau menghakimi • Mehyediakan informasi yang tepat • Menyatakan bahwa pasien tidak sendiri menghadapi masalah untuk mencegah pasien merasa gagal atau ditolak • Memahami prinsip-prinsip umum dalam konseling

  10. WAWANCARA MOTIVASIONAL (MI) Motivasi adalah suatu keadaan kesiapan atau keinginan untuk berubah, selalu berfluktuasi dari waktu ke waktu atau dari situasi ke situasi lain. Wawancara motivasional adalah sebuah wawancara yang interaksinya berpusat pada pasien dan bertujuan untuk membantu seseorang menggali dan mengatasi ambivalensi tentang penggunaan NAPZA melalui tahap perubahan

  11. WAWANCARA MOTIVASIONAL (MI) Prinsip wawancara motivasional : • Mengekpresikan Empati Empati yang dilakukan oleh tenaga kesehatan merupakan faktor penting untuk mengetahui bagaimana respon pasien terhadap intervensi yang diberikan • Ketidakcocokan (perbedaan). Wawancara motivasional bertujuan untuk menciptakan dan menjelaskan perbedaan antara perilaku saat ini dan tujuan yang lebih basar dan menilai cara pandang pasien terhadap hal tersebut.

  12. WAWANCARA MOTIVASIONAL (MI) • Menghindariargumentasi Prinsiputamadariwawancaramotivasionaladalahdapatmenerimabahwaadanyaambivalensidanresistensiuntukberubahadalahsuatuhal yang normal danuntukmengajakpasienmempertimbangkanantarainformasi yang didapatdanpandanganterhadappenggunaanNAPZA mereka. Pada saat pasien memperlihatkan resistensinya, tenagakesehatanharusdapatmenggambarkankembaliataumerefleksikannya. • Dukungankeyakinandiri (kepercayaan) Kepercayaan terapis pada kemampuan pasien untuk mengubah perilakumerekajugapentingdandapatmenjadisugestidirisendiri.

  13. WAWANCARA MOTIVASIONAL (MI) • Keterampilan-keterampilan khusus Empat keterampilan pertama tersebut sering dikenal dengan singkatan OARS: • Open ended questions (Pertanyaan terbuka), • Affirmation (Penegasan), • Reflective listening (mendengarkan dengan cara merefleksikan), • Summarising(menyimpulkan). Keterampilan kelima adalah "berbicara mengenai perubahan" OARS dapat membantu pasien menyampaikan argumentasi untuk mengubah perilaku pengguna NAPZA mereka.

  14. COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY (CBT) Cognitive Behavioral Therapy atau yang lebih dikenal dengan CBT adalah sebuah psikoterapi yang mulai banyak digunakan oleh para profesional dan terapis dalam menghadapi berbagai persoalan-persoalan psikologis individual, bahkan sampai kepada penggunaan dalam manajemen perusahaan dalam meningkatkan kinerja dan produktifitas yang sustainable dan resilience.

  15. PENCEGAHAN KEKAMBUHAN Strategi yang digunakan dalam pencegahan kekambuhan : • Tingkatkan komitmen untuk berubah (misal menggunakan wawancara memotivasi) • Identifikasi situasi resiko tinggi yang menimbulkan kekambuhan (Kapan, dimana, dengan siapa dan bagaimana penggunaan Napza bisa terjadi) • Mengajarkan kemampuan msnghadapi masalah (coping skill), misalnya ; ketrampilan sosial, ketrampilan manajemen diri, monitoring diri dari penggunaan NAPZA,

  16. Mengembangkan strategi untuk menghadapi situasi yang dapat menyebabkan terjadinya kekambuhan : • apa yang harus dilakukan pasien dalam suatu kejadian • yang dapat menimbulkan kambuh? • dimana pasien mendapatkan dukungan? • apa peran yang dapat diberikan dari teman atau keluarga? • seberapa cepat pasien harus membuat perjanjian untuk kembali ke tempat praktek?

  17. PROGRAM 12 LANGKAH Fokus dari Program 12 Langkah adalah penerapan langkahlangkah itu dalam kehidupan sehari-hari. Disinilah penggunaan istilah Falsafah menjadi lebih relevan, karena langkah-langkah ini menjadi panduan untuk menjalani kehidupan sebagai seorang pecandu yang ingin mempertahankan kebersihannya dan pembina perjalanan spiritualnya. Jadi, lebih dari sekedar peraturan, 12 Langkah menjadi "Falsafah Hidup" seorang pecandu, untuk diamalkan ketika menjalani kehidupan kesehariannya

  18. 12 LANGKAH NARCOTIC ANONYMOUS • Kita mengakui bahwa kita tidak berdaya terhadap adiksi kita, sehingga hidup kita menjadi tidak terkendali. • Kita menjadi yakin bahwa ada kekuatan yang lebih besar dari kita sendiri yang dapat mengembatikan kita kepada kewarasan.K • Kita membuat keputusan untuk menyerahkan kemauan dan arah kehidupan kita kepada kasih Tuhan sebagaimana kita memahamiNya. • Kita membuat inventaris moral diri kita sendiri secara penuh, menyeluruh dan tanpa rasa gentar.

  19. Kita mengakui kepada Tuhan, kepada diri kita sendiri dan kepadaseorangmanusialalnnya, setepatmungkinsifatdarikesalahan-kesalahankita. • Kita siapsepenuhnya agar Tuhanmenyingkirkansemuakecacatankarakterkita. • Kita dengan rendah hati memohon kepadaNya untuk menyingkirkansemuakekurangan-kekurangankita. • Kita membuatdaftarorang-orang yang telahkitasakitidanmenyiapkandiriuntukmemintamaafkepadamerekasemua. Kita menebuskesalahankitasecaralangsungkepadaorangorangtersebutbilamanamemungkinkan, kecualibilamelakukannya akan justru melukai mereka atau orang lain.

  20. Kita secara terus menerus melakukan inventarisasi pribadi kit danbilamanakitabersalah, segeramengakuikesalahankita • Kita melakukan pencarian melalui doa dan meditasi untuk memperbaiki kontak sadar kita dengan Tuhan sebagaimana kitamemahamiNya, berdoahanyauntukmengetahuikehendakNya atas diri kita dan kekuatan untuk melaksanakannya. • Setelahmengalamipencerahan spiritual sebagaihasildarilangkah-langkahini, kitamencobamenyampaikanpesaninikepadaparapecandudanuntukmenerapkanprinsip-prinsipinidalam segala halyang kita lakukan.

  21. LAYANAN PENUNJANG • Layanan laboratorium terdiri dari pemeriksaan patologi klinik dan laboratorium pemeriksaan NAPZA • Untuk laboratorium patologi klinik yang diperlukan adalah pemeriksaan darah lengkap dan pemeriksaan kimia darah • Untuk pemeriksaan NAPZA, jenis pemeriksaan yang dilakukan dapat dilihat pada daftar persyaratan minimal layanan penunjang

  22. TERIMA KASIH

More Related