E N D
Tugas terbesar umat Islam ialah memimpin dunia, mengajar seluruh kemanusian kepada sistem Islam, membimbing cara hidup Islam, membimbing kepada ajaran yang baik, karena tanpa Islam, manusia tidak mungkin bahagia.
Tabiat jalan dakwah • surat al-ankabut: ayat 1-3 • tidaklah mudah tetapi merupakan jalan yang sukar dan panjang. • Dalam dakwah memerlukan: kesabaran, • ketekunan memikul beban berat, • kemurahan hati, • pemberian dan pengorbanan tanpa mengharap hasil yang segera, tanpa putus asa dan putus harapan
Ada tiga wasilah dan kebijaksanaan umum dalam dakwah • 1. Iman yang mendalam (Iman Amiq)2. Pembentukan yang rapi (Takwin Daqiq)3. Usaha dan Amal yang berkesinambungan (Amal Mutawasil)
Ada tiga tahapan dakwah • tahap propaganda • Tahap pembinaan dan pembentukan Yang dibutuhkan adalah muslim yang • selamat aqidahnya, • benar ibadahnya, • teguh akhlaknya, • pikirannya terdidik, • badannya kuat, • memiliki usaha yang mampu berdikari, • ikhlas berqurban untuk diri sendiri dan orang lain, • sanggup memerangi hawa nafsu, • disiplin dalam segala urusannya dan • memiliki nilai-nilai asasi bagi seorang da’i dan pendukung dakwah • Tahap pelaksanaan Kesabaran, keilmuan, dan segala keahlian da’i yang telah digembleng sebelumnya akan di uji pada tahap ini.
Penyelewengan dakwah yang harus dihindari: • - Fitnah Ilmu: dapat menyebabkan dikeluarnya hukum baru yang sama sekali tidak ada di al-qur’an dan al-Hadits.- Furu’iyah dan ushul: selalu memperdebatkan masalah tersebut dari bentuk lahiriahnya tanpa melihat dan mengurus isi/pokok (inti). • - Keras dan Keterlaluan: para da’i harus waspada untuk tidak terlalu keras dan sangat keterlaluan dalam membebankan dirinya dengan melakukan tugas-tugas taat dan ibadah yang diluar kemampuannya. • - Sikap terburu-buru dan Kelonggaran: Sikap terburu-buru berbahaya karena mengakibatkan tindakan tanpa perencanaan yang matang. • - Kontradiksi dan Kesulitan: Seorang da’i harus terampil dalam mengamati lingkungannya. Karena banyaknya kondisi yang kontradiksi di masyarakat kita. • - Siapa yang bertanggung jawab bila penyelewengan terjadi? Jawabannya adalah jamaah. Karena seharusnya jamaah inilah yang mengarahkan, menunjukkan dan membimbing mereka berjalan di jalan dakwah sesuai dengan perjalan Rasulullah saw.
- Syumul dan Pandangan Jauh: Bekerja untuk Islam harus mempunyai pandangan yang syumul (menyeluruh) dan mendalam serta berpandangan jauh. • - Jalan yang benar: Untuk mencapai tujuan yang telah dicita-citakan • Merubah Realitas dan Menghapus Kemungkaran: hal ini memang merupakan tujuan dakwah. Tapi sekali lagi, para da’i harus memperhatikan bahwa merubah realitas dan menghapus kemungkaran bukanlah dilakukan dengan tindakan serta merta dan memerangi secara langsung atau memasuki medan pertentangan • - Kesabaran, Ketahanan dan penyampaian dakwah: Tiga unsur ini sangat penting di peringkat pertama dakwah yaitu sabar, tetap bertahan (istiqomah), dan menyampaikan dakwah dengan tekun. • - Jihad dan Menjual diri untuk Allah. Kesadaran inilah yang harus dimiliki seorang da’i untuk mensukseskan jalan dakwah ini.
Rintangan atau Halangan Dakwah: • a. Manusia berpaling dari dakwah: Bagaimanapun seorang da’i memang harus memiliki sifat sabar dan selalu sabar. Jangan berkecil hati untuk sambutan pertama dari target dakwah kita. Sebagaimana Allah berfirman: “Kewajiban Rasul tidak lain hanyalah menyampaikan” (Al-Maidah:99) selebihnya serahkan pada Allah. b. Olok-olok dan Ejekan: marah ketika diejek atau diolok-olok adalah manusiawi. Tetappi di sini, seorang da’i dituntut untuk melatih diri supaya menerima segala gangguan, olok-olok dan penghinaan dengan kesabaran dan doa untuk target dakwah kita agar diberi hidayah, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah. Hal ini sesuai dengan janji Allah dalam surat Fushilat ayat 33. Dan jadilah seperti apa yang dikatakan imam Hasan al-Banna: “Jadilah kamu manusia yang seperti pohon buah-buahan, apabila dilempar dengan batu, pohon itu bahkan melempari manusia dengan buah-buahannya”.
c. Penyiksaan: ingatlah firman Allah Surat Al-baqarah ayat 214. Penyiksaaan ini merupakan ujian da’i dalam menyampaikan kebenaran dan itu merupakan Sunnatullah. • d. Kelaparan dan Kesenangan setelah Kesusahane. Jabatan dan alat mencari Rezekif. Istri dan Anak: oleh karena itu seorang Da’i harus selektif dalam memilih Istri. • g. Mabuk dunia dan Hartah. Suara penghalang yang melemahkan: maksudnya suara dari lingkungan sekitar. Yang mana dapat berupa saran, ajakan, ajaran-ajaran, dan ancaman dari mereka yang lemah kemauan dan dangkal cita-citanya meneruskan perjalan dakwah • Untuk menguatkan lihat firman Allah pada surat Ali Imran: 172-175, Ali Imran ayat 139, An-nisa ayat 104, dan Ali Imran ayat 146. Dan juga kata-kata mutiara dari Imam Hasan Al-Banna sehubungan dengan masalah ini adalah: “Kekuatan yang paling bagus apabila ia berada dalam kebenaran, dan kelemahan yang paling buruk kalau ia berada di hadapan kebathilan”
i. Kekerasan Hati karena lama tidak Aktif: untuk menjaga diri dari rintangan ini, pendukung dakwah harus memelihara dirinya supaya tidak terasing dari saudara • j. Waspada sepanjang masa terhadap rintangan apapun yang akan melanda dan senantiasa berlindung kepada Allah (Al-A’raaf:200)
Perbaiki dirimu dan seru Orang lain: • a. Ibadah yang benarb. Akhlak yang Kuatc. Wawasan berfikir (tsaqafatul fikri) • Tiga aspek dasar tsaqafatul fikri:1. Memahami Islam secara betul dan menyeluruh2. Mengetahui persoalan-persoalan yang patut diketahui oleh orang-orang yang aktif dalam gerakan Islam.3. Memantapkan spesialisasi ilmu yang dimiliki. • d. Kesehatan Jasmani • e. Aspek penting lainnya:- Berjihad untuk dirinya- Berguna kepada manusia- Menjaga waktunya- Disiplin dalam segala urusannya- Mampu bekerja untuk memenuhi keperluan hidupnya.
Bentuk-bentuk penyimpangan dakwah: ada beberapa penyimpangan yang mungkin terjadi dalam langkah operasional, yaitu: - Mengikuti Pola partai Politik : mengutamakan kuantitas bukan kualitas- Tidak memperhatikan factor tarbiyah (pembinaan)- Mengabaikan unsur persatuan dan potensi jalinan antar individu: “Dan janganlah kamu bertikai, karena dengan sebab itu kamu akan gagal dan kehilangan kekuatan” (Al-Anfal:46)- Mengabaikan pemeliharaan potensi struktur jama’ah dan komitmen keanggotaan- Penyimpangan-penyimpangan yang berkaitan dengan masalah jihad dan persiapannya- Faham kedaerahan- Menerima prinsip dan ideology sekuler- Mendorong jama’ah untuk didominasi orang lain- Berpartisipasi dalam pemerintahan yang tidak menjalankan hukum Allah- Berkoalisi bersama musuh dengan mengorbankan prinsip dan tujuan- Mengabaikan prinsip syura (musyawarah) dan nasihat- Mementingkan formalitas, bukan esensinya serta mengutamakan perdebatan dan diskusi daripada kerja- Reaksioner tanpa perencanaan- Mengarah kepada pertarungan sampingan dan persoalan Far’iyah- Memisahkan diri dari masyarakatSekitar ujian dan cobaan
- Faktor-faktor keberhasilan yang dapat menundukkan rintangan: • a. Kekuatan dakwah kita: Al-baqarah:138b. Keperluan dunia terhadap dakwah kitac. Kemuliaaan tujuan kitad. Dukungan Allah kepada kita“Dan Allah berkuasa atas urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (Yusuf: 21)Sikap menghadapi Musuh dan Kekuatannya- Kesalahan dalam memandang musuh:a. Membesar-besarkan kekuatan Musuh: Al-Fath:4, Muhammad: 4, 35 Al-Anfal 12,17b. Terlalu meremehkan kekuatan musuhc. Buruknya system pemilihan pimpinan militerd. Berkelompok dan saling berkhianat di kalangan pimpinan: al- Anfal: 45-46, As-Shah: 4e. Spontanitasf. Mengikutsertakan orang-orang yang lemah iman dan munafiq: At-Taubah: 47-48g. Bangga dengan mayoritas: At-Taubah: 25-26, Ali Imran: 126h. Merasa berat ke dunia dan tidak menyambut panggilan jihad: At-Taubah 38-39i. Mundur dari medan pertempuran: Al-Anfal: 15-16j. Merasa sombong dan congkak pada saat kemenangank. Jatuh mental dan semangat pada saat terjadi serangan: ali Imran 139-141, 171-175
Hal-hal yang meringankan kepedihan: • • Hadapkan diri dengan Kitabullah, baca dengan khusu’• Sholat: al-Baqarah:153• Sering-seringlah berdo’a• Yakinkan pada diri bahwa apa yang dipilihkan oleh Allah untukmu itu sungguh-sungguh baik untukmu, walaupun secara lahir nampak buruk dan tidak disukai oleh jiwamu: Albaqarah:216• Yakinlah pertolongan Allah selalu ada: Al-Hajj:14h. Sibukkan diri dengan Kebaikani. Waspadalah: • Jangan sampai karena penyiksaan melontarkan kata-kata mencaci, melaknat atau bahkan menghukumi orang lain kafir. Tetapi doakan mereka dengan cara yang baik (al-Hijr:85)• Jangan sampai menyebut-nyebut kesabaran atau ketegaranmu dalam menghadapi ujian• Jangan sampai merasa iri dengan saudara Muslim yang tidak mendapat penyiksaan dan berhura-hura. Sehingga kita menuduh mereka “Kufur”.• Jangan sampai merasa bahwa kesabaran dan ketegaran itu merupakan kemampuanmu dan kehendakmu. Padahal hal itu adalah anugerah dari Allah. Seharusnya memuji Allah atas Karunia-Nya• Janganlah merasa puas dan yakin bahwa kamu sudah mencapai derajat atau tingkatan yang tinggi bila terus mendapat siksaan. Tapi seharusnya senantiasa mohon perlindungannya • Waspadalah terhadap ujian atau cobaan yang berupa kebaikan. Contohnya keselamatan dari penyiksaan dan cobaan nikmat dunia.