E N D
SifatKoligatifLarutan Disusun Oleh : Ranchodas Fuad S.Si
Pendahuluan • Koligatif berasal dari bahasa yunani yaitu Cooligatus “Dikelompokan bersama” • Sifat Koligatif merupakan sifat larutan yang bergantung pada jumlah partikel zat terlarut bukan pada jenis zat terlarutnya. • Sifat Koligatif ada 4 Macam : • Kenaikantitikdidih ( ΔTb) • Penurunantitikbeku ( ΔTf) • Tekananosmotik ( π ) • Penurunantekananuap (Δp)
Keempatnyaditentukanolehkonsentrasiataubanyaknyapartikelzatterlarut. Makin besarkonsentrasimakinbesar pula sifatkoligatifnya.
M A T E R I KONSENTRASI LARUTAN PENGERTIAN SIFAT KOLIGATIF LARUTAN SIFAT KOLIGATIF LARUTAN NON ELEKTROLIT SIFAT KOLIGATIF LARUTAN ELEKTROLIT LATIHAN SOAL
KonsentrasiLarutan Konsentrasilarutan yang akandipelajariadalahkonsentrasi molar, konsentrasimolal, danfraksi mol. BACK NEXT
Konsentrasi Molar/ Molaritas Kemolaran menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam satu liter larutan. Satuan kemolaran adalah mol L-1 Keterangan : M = Kemolaran n = Jumlah mol zat terlarut V = Volum larutan (dalam liter) BACK NEXT
Contoh Jika dalam 500 mL larutan terdapat 6 gram urea (Mr =60), maka molaritas larutan adalah … Jawab : BACK NEXT
KonsentrasiMolal/ Molalitas Kemolalan atau molalitas menyatakan jumlah mol (n) zat terlarut dalam 1 kg (=1000 g) pelarut. Oleh karena itu, kemolalan dinyatakan dalam mol kg-1 Keterangan : m = Kemolalan larutan n = Jumlah mol zat terlarut p = masa pelarut (dalam gram) BACK NEXT
Contoh Berapakah kemolalan larutan glukosa yangmengandung 12% masa glukosa (Mr = 180)? Jawab : • Glukosa 12% = 12/100 x 100 gram = 12 gram. • Dan air (pelarut) = (100 – 12) = 88 gram. BACK NEXT
Fraksi Mol Fraksi mol (X) zatterlarutatauzatpelarutmenyatakanperbandingan mol (n) zatterlarutatau n pelarutdengan n total larutan (terlarut + pelarut). BACK NEXT
Contoh Sebanyak 90 gram glukosadilarutkandalam 360 gram air ( Ar C=12, H=1, O=16 ). Tentukanfraksi mol masing-masingzat ! Jawab : Mrzattersebut BACK NEXT
SIFAT KOLIGATIF adalah sifat-sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi partikel terlarutnya • BanyaknyapartikeldalamlarutanditentukanolehkonsentrasilarutandansifatLarutanitusendiri. • Jumlahpartikeldalamlarutan non elektrolittidaksamadenganjumlahpartikeldalamlarutanelektrolit, walaupunkonsentrasikeduanyasama. (Hal inidikarenakanlarutanelektrolitteruraimenjadi ion-ionnya, sedangkanlarutan non elektrolittidakteruraimenjadi ion-ion). BACK NEXT
Soal – Soal • Soal Fraksi mol Tentukan Fraksi mol jika Suatularutanterdiridari 3 molzatterlarut A dan 7 molzatterlarut B ! • Soal Kemolaran 2 gram NaOH (BM=40) dilarutkandalam air sehingga volume larutan 250 ml. Hitungkemolaranlarutan ! • Soal Kemolalan 12 gram Urea (BM=60) dilarutkandalam 500 gram air. Hitungkemolalanlarutan !
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN NON ELEKTROLIT PenurunanTekananUapJenuh TekananOsmotik KenaikanTitikDidih PenurunanTitikBeku
Penurunan Tekanan Uap adalah berkurangnya tekanan uap suatu larutan relatif terhadap tekanan uap pelarut murninya. Cara menghitung tekanan uap larutan MenurutHukum Roult: P = Po.XB keterangan: p : tekananuapjenuhlarutan po: tekananuapjenuhpelarutmurni XB: fraksimolpelarut. PenurunanTekananUap
Tekananuapmenunjukkankecenderungansuatucairanuntukmenguap. TekananUapTinggi = MudahMenguap TekananUapRendah = SukarMenguap BACK NEXT
Tampilanmikroskopisdarigerakanmolekuluap air padapermukaan air murni. Gambardibawahinimengilustrasikanbagaimanatekananuap air dipengaruhiolehpenambahanzatterlarut yang sukarmenguap ( non volatile solute) larutanNaCl 1,0 M menghasilkan ion Na+ (biru) dan ion Cl- (hijau) yang terlarutdalam air air murni BACK NEXT
Karena XA + XB = 1, makapersamaandiatasdapatdiperluasmenjadi : • P = Po (1 – XA) • P = Po – Po . XA • Po – P = Po . XA Sehingga : ΔP = po . XA keterangan: • ΔP : penurumantekananuapjenuhpelarut • po : tekananuappelarutmurni • XA: fraksi mol zatterlarut PenurunanTekananUap
Contoh Tekanan uap air pada 100oC adalah 760 mmHg. Berapakah tekanan uap larutan glukosa 18% pada 100oC? (Ar H= 1 ; C=12 ; O=16) Jawab : INGAT Plarutan = Xpelarut x Popelarut Jadi tekanan uap glukosa : Jadi mari kita hitung dulu Xpel (fraksi mol) nya !!! • Glukosa 18% = 18/100 x 100 gram = 18 gram. • Air (pelarut) = (100 – 18) = 82 gram. Plarutan = Xpelarut x Popelarut Plarutan = 0,978 x 760 = 743,28 mmHg Peringatan : perlu diingat bahwa air adalah pelarut dan glukosa adalah larutan BACK NEXT
KenaikanTitikDidih ( ∆Tb ) Titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan di permukaan. Oleh karena itu, titik didih bergantung pada tekanan di permukaan. • Suatupelarut jikaditambahzatterlarut titikdidihakannaik • Besarnyakenaikantitikdidih ~ konsentrasimolal ( m ) • Tb = titikdidihlarutan – titikdidihpelarutmurni • Kb = tetapankenaikantitikdidih Tb = m x Kb rUmus atau bisa pakai rumus m = gr/mr x 1000/p BACK NEXT
Contoh Tentukan titik didih larutan yang mengandung 18 gram glukosa (Mr = 180) dalam 500 gram air. (Dik :Kb air = 0,52oC) Jawab : INGAT kita menghitung Tb bukan Tb. Tb = Tb larutan – Tbpelarutatau Tb larutan = Tb + Tbpelarut . Jadi kita hitung dulu Tb = m x Kb Terus kita hitung Tb larutan Tb larutan = Tb + Tbpelarut Tbpelarut (ketetapan) Tb larutan = 0,104 + 100 = 100,104oC Liat tabel Ketetapan Tb dan Tf BACK NEXT
PenurunanTitikBeku (∆Tf) Titik beku adalah suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap padatnya. • Suatupelarutjikaditambahzatterlarut titikbekunyaakanturun • Besarnyapenurunantitikbeku ~ konsentrasimolal ( m ) • Tf = titikbekupelarutmurni – titikbekularutan • Kf = tetapanpenurunantitikbeku rUmus Tf = m x Kf Atau BACK NEXT
Contoh Tentukan titik beku larutan yang mengandung 18 gram glukosa (Mr = 180) dalam 500 gram air. (Dik :Kf air = 1,86oC) Jawab : Tf = Tfpelarut – Tf larutan atau Tflarutan = Tf pelarut - Tf Jadi kita hitung dulu Tf = m x Kf Terus kita hitung Tflarutan Tflarutan = Tf pelarut - Tf Tf pelarut (ketetapan) Tflarutan = 0 – 0,372 =– 0,372oC Liat tabel Ketetapan Tb dan Tf BACK NEXT
Tabel Ketetapan kenaikan titik didih molal (Kb) dan tetapan penurunan titik beku molal (Kf) dari beberapa pelarut. Kembalike∆Tb Kembalike∆Tf
TekananOsmotik() • Osmosis adalahperistiwaperpindahanpelarutdarilarutan yang konsentrasinyalebihkecil (encer) kelarutan yang konsentrasinyalebihbesar (pekat) melauimembransemipermeabel. • Tekananosmotikadalahbesarnyatekanan yang harusdiberikanpadasuatularutanuntukmencegahmengalirnyamolekul-molekulpelarutkedalamlarutanmelaluimembransemipermeabel. • Alat yang digunakanuntukmengukurbesarnyatekananosmotikadalahosmometer. BACK NEXT
MenurutVan’t Hoff, tekanan osmotik larutan-larutan encer dapat dihitung dengan rumus yang serupa dengan persamaan gas ideal, yaitu : V = nRT = MRT π = tekanan osmotik V = volum larutan (dalam liter) n = jumlah mol zat terlarut T = suhu absolut larutan (suhu kelvin) R = tetapan gas (0,082 L atm mol-1 K-1) Atau BACK NEXT
Diagram fasa P – T ygmenyatakanhubungan P, Tbdan Tf P F – I : garisbekupelarut E F H G F : TitikbekuPelarut I – G : garisdidihpelarut CAIR G : Titikdidihpelarut I PADAT Titik I : TitikTripelmenunjukkankesetimbanganfasa : padat – cair - gas Titikinijugamenunjukkannilaitekananuappelarutmurni GAS J T A B C D Jikakedalampelarutdimasukkansuatuzatterlarut, makaakanterjadipenurunantekananuapdari I ke J. Titikbekuakanbergeserdari F ke E (dengannilai A) dantitikdidihakanbergeserdari G ke H (dengannilai D). E – J : Garisbekularutan E : TitikbekuLarutan J – H : Garisdidihlarutan H : Titikdidihlarutan Dari diagram ini, dapatdisimpulkanbahwaadanyaPenurunantekananuap (P), menyebabkanterjadinyapenurunantitikbeku (Tf) dankenaikantitikdidih (Tb) BACK NEXT
TekananOsmotik( ) adalahTekanan yang dibutuhkanuntukmencegahterjadinyaproses osmosis BACK NEXT
Jika 2 larutan ( misalnyalarutan A danlarutan B ) dibandingkanberdasarkannilaitekananosmotiknyamasing-masing, makaakandiperoleh 3 keadaan : 1. Larutan A Hipertonikterhadaplarutan B Keadaaninidiperolehjikatekananosmotiklarutan A lebihtinggidaripadatekananosmotiklarutan B A > B 2. Larutan A Isotonikterhadaplarutan B Keadaaninidiperolehjikatekananosmotiklarutan A samadengantekananosmotiklarutan B A = B 3. Larutan A Hipotonikterhadaplarutan B Keadaaninidiperolehjikatekananosmotiklarutan A lebihrendahdaripadatekananosmotiklarutan B A < B BACK NEXT