1 / 29

Arti dan Sejarah Singkat Logika

Arti dan Sejarah Singkat Logika. Oleh L. Andriani P., M.Hum. Arti kata Logika. Cinta tak ada logika Jawaban tak logis Kabar itu tidak logis Apa itu logika?

abner
Download Presentation

Arti dan Sejarah Singkat Logika

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Arti dan Sejarah Singkat Logika Oleh L. Andriani P., M.Hum

  2. Arti kata Logika Cinta tak ada logika Jawaban tak logis Kabar itu tidak logis Apa itu logika? Logika berasal dari bahasa Yunani”Logos” = Sabda atau perkataan =bhs Arab=mantiq dari kata kerja natapa = berkata atau berucap

  3. Berbagai definisi logika: • Mantiq = penyelidikan tentang dasar-dasar dan metode berpikir benar (buku Logic and Language of Education) • hukum yang memelihara hati nurani dari kesalahan dalam berpikir( kamus Munjid) • Ilmu untuk menggerakkan pikiran untuk kepada jalan yang lurus dalam memperoleh suatu kebenaran (Thaib Thahir A)

  4. M. Copi mengatakan logika: • Ilmu yang mempelajari metode dan hukum-hukum yang digunakan membedakan penalaran yang betul dari penalaran yang salah • Kata Logika pertama kali digunakan oleh Zeno dari Citium • Logika lahir atas jasa Aristoteless yang meninggalkan 6 buku yang oleh muridnya disebut Organon

  5. lanjutan • Theprostus mengembangkan logika Aristoteles, kaum Stoa mengajuka bentuk-bentuk berpikir yang sistematis. Buku-buku inilah yang menjadi dasar Logika Tradisional. • Logika dikaitkan denga agama. Ibnu Salih dan Nawawi haram mempelajari Mantiq sampai mendalam

  6. lanjutan • Al-Gazali menganjurkan dan menganggap baik. • Al-Kindi mempelajari dan mendalami Logika Yunani secara khusus dan Al-Farabi mengadakan penyelidikan yang mendalam atas lafal da menguji kaidah-kaidah Mantiq dalam proposisi-proposisi kehidupan sehari-hari untuk membuktikan untuk membuktikan benar salahnya.

  7. lanjutan • Kemudian mengalami masa dekadensi yang panjang. Logika menjadi dangkal • Abad XIII s/d abad XV Petrus Hispanus, Roger Bacon, Raymundus Lullus dan Wilhelm Ocham mengetengahkan logika modern • Abad XVII dan XVIII Francis Bacon mengembangkan metode induksi, ia menyusun buku Novum Organum Scientiarum • W. Leibnitz menyusun logika aljabar

  8. lanjutan • Emanuel Kant menemukan logika transedental (logika yang menyelidiki bentuk-bentuk pemikiran yang mengatasi batas pengalaman) • Abad XIX Logika sekedar dipandang sebagai peristiwa psikologis dan metodis (W. Wund, J.Dewey, M. Baldwin) • G. Boole, Bertrand Russell dan G. Fege merupakan tokoh-tokoh Logika Modern

  9. Arti Ilmu • Logika yang dipelajari adalah Ilmu = Science berbeda dengan pengetahuan • Pengetahuan = hasil dari aktivitas mengetahui = tersingkapnya suatu kenyataan ke dalam jiwa hingga tdk ada keraguan terhadapnya. • Ketidakraguan =syarat mutlak bagi jiwa unt dapat mengetahui.

  10. lanjutan • Pengetahuan sudah puas dengan “menangkap tanpa ragu” kenyataan sesuatu • Ilmu menghendaki penjelasan lebih lanjut dari apa yang sekedar apa yang dituntut oleh pengetahuan.

  11. Pengelompokan Ilmu • Ilmu a posteriori = ilmu yang diperoleh dari pengalaman inderawi, mis: ilmu alam, ilmu kimia, ilmu hayat, Ilmu Kesehatan • ilmu a priori = ilmu yang diperoleh tidak dari pengalaman dan percobaan, ttp bersumber pd akal itu sendiri. • Logika termasuk kelompok mana???

  12. Lanjutan: • Walaupun Ilmu berbeda-beda ttp unsur persamaannya = mencari hukum, patokan, dan rumusan-rumusan yang meliputi masing-masing bidangnya yang mengendalikan seluruh masalah detail dan partikularnya.

  13. Arti pikiran • Logika = mempelajari hukum-hukum, patokan-patokan dan rumus-rumus berpikir. • Psikologi = membicarakan aktivitas berpikir. Mempelajari pikiran dan kerjanya tanpa menyinggung sama sekali urusan benar salah/tepat/logis • Logika = masalah pokok urusan benar salah

  14. lanjutan • Logika menyelidiki, menyaring dan menilai pemikiran dengan cara serius dan bertujuan mendapatkan kebenaran terlepas dari segala kepentingan dan keinginan perorangan. • Logika merumuskan dan menerapkan hukum-hukum dan patokan-patokan yang harus ditaati agar manusia dapat berpikir dengan sahih, efisien, dan teratur.

  15. Objek Logika • Objek material: pemikiran (penalaran) • Objek formal : patokan-patokan atau hukum berpikir sahih • Mungkinkah pikiran yang bersifaf gaib dipelajari? • Pemikiran/penalaran diwujudkan dalam bentuk ucapan, tulisan, atau simbol/isyarat

  16. lanjutan • Pikiran = perkataan; perkataan = pikiran • Susunan kata yang mewakili maksud tertentu yang lengkap = proposisi (kalimat) • Pengetahuan= informasi proposisi-proposisi. Aktivitas berpikir selalu membanding, menganalisis, serta menghubungkan proposisi yang satu dengan lainnya

  17. lanjutan • Penyelidikan logika dalam mencari kebenaran dalam penalaran selalu berurusan dengan struktur dan relasi proposisi.

  18. Arti Benar • persesuaian antara pikiran (pernyataan) dan kenyataan Contoh: batu lebih ringan dari kapas 2. Persesuaian atau tidak adanya pertentangan dalam dirinya. contoh: ia adalah orang jujur yang suka menipu.

  19. Lanjutan: • Penalaran yang salah: • Semua orang Kauman adalah Muslim • Budi orang Kauman, maka Budi adalah Katolik • Semua mahasiswa PLB suka membaca. • Didik adalah mahasiswa PLB, maka didik suka bernyanyi

  20. Lanjutan: • Pernyataan yang tidak dapat ditangkap pengertiannya = salah • Tuhan dapat mencipta makhluk yang tidak mempunyai sifat-sifat kemakhlukan; Tuhan dapat mencipta atom yang lebih besar dari molekulnya; Tuhan dapat membuat tongkat berujung satu. • Pernyataan tsb salah karena tidak menghadirkan maksud yang bulat. Sama salahnya dengan Ia adalah seorang buta huruf yang pandai membaca.

  21. ASAS-ASAS PEMIKIRAN Asas = pangkal = asal darimana sesuatu itu muncul dan dimengerti Asas pemikiran = pengetahuan yang dapat memunculkan mengetahuan lain dan mutlak diperlukan agar terjadi ketepatan/kelurusan berpikir.

  22. lanjutan • Asas identitas (prinsipium identitatis) Sesuatu itu adalah dirinya sendiri. A = A Bila proposisi itu benar maka benarlah ia 2. Asas kontradiksi (prinsipium contradictoris) . Pengingkaran sesuatu tidak mungkin sama dengan pengakuannya Tidak ada proposisi yang sekaligus benar dan salah

  23. Lanjutan 3. Asas penolakan kemungkinan ketiga Antara pengakuan dan pengingkaran kebenarannya terletak pada salah satunya Suatu proposisi selalu dalam keadaan benar atau salah

  24. Cara Mendapatkan Kebenaran • Metode induksi • Metode deduksi Induksi = cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum dari kasus-kasus yang berisifat khusus/inidividual. Ada dua keuntungan: • Berpikir lebih efisien. • Memungkinkan proses penalaran selanjutnya, baik secara induktif atau deduktif.

  25. Deduksi Cara berpikir dari pernyataan yang bersifat umum, menuju kesimpulan yang bersifat khusus. Keuntungannya: • Tidak perlu menggunakan penelitian/eksperimen • Kebenarannya pasti.

  26. Pembagian Logika Segi kualitas : 1. Logika naturalis 2. Logika Artifisialis SegiMetode : 1. logika tradisional 2. logika modern (Sejak Raymundus Lullus menciptakan metode logika baru Logika yang disebut Ars magna.

  27. Lanjutan: Dari objeknya: 1. logika formal (deduktif) 2. logika material (induktif) Logika formal disebut dengan logika minor, Logika material disebut dengan logika mayor.

  28. Manfaat Logika • Keseluruhan informasi keilmuan suatu sistem yang bersifat logis; karena itu science tidak mungkin melepaskan kepentingannya terhadap logika • Logika membantu manusia berpikir lurus, efisien, tepat, teratur untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan.

  29. lanjutan • Logika menyampaikan kepada berpikir benar, lepas dari berbagai prasangka emosi dan keyakinan seseorang, karena itu mendidik manusia bersikap objektif, tegas dan berani, suatu sikap yang dibutuhkan dalam segala suasana dan tempat

More Related