180 likes | 440 Views
ALIRAN MU’TAZILAH. PERTEMUAN KESEBELAS. Secara garis besar ada dua informasi yang menjelaskan tentang nama mu’tazilah :
E N D
ALIRAN MU’TAZILAH PERTEMUAN KESEBELAS
Secaragarisbesaradaduainformasi yang menjelaskantentangnamamu’tazilah: Syahrastanimengatakanbahwanamamu’tazilahberasaldariperistiwaperdebatanantaraWasil bin Ata’ denganHasanBasri, tentangpelakudosabesar, yang kemudianWasilmemisahkandiri (I’tazalaanna, kataHasan). Tasya Kubra ZadahmenyatakanbahwanamaitudiberikanolehQatadah, ketikamelihatadanyamajlis lain selainHasanBasridalamsebuahmasjiddiBasrah(majlisAmr bin Ubaid). ASAL USUL MU’TAZILAH
2. Ahmad Aminmenyatakanbahwanamamu’tazilahtelahmunculsejakadanyapertikaianpolitikantara Ali danMu’awiyah, merekamemisahkandiridariorang-orang yang terlibatdalampertikaiantersebut. NamatersebutdikemukakanolehQais, seorangpengikut Ali, ketikamelihatbanyakorang yang memisahkandiridarinya (I’tazalatilaKarbita). - Kesimpulannya: adaduaperistiwa yang melahirkannamamu’tazilah, yakniperistiwaperselisihan Ali danMu’awiyah (mu’tazilahpertama), danperistiwaperdebatanantaraHasandanWasiltentangpelakudosabesar(mu’tazilahkedua).
EKSISTENSI MU’TAZILAH Jikadilihatdarisegiilmukalam/tauhid, makaaliranmu’tazilah yang dimaksudkandisiniadalah yang dimunculkanolehWasil bin Ata’, karenaitulahdiadianggapsebagaipendirimu’tazilah. SetelahwafatdigantikanolehmuridnyaBisyr bin Said. KemudiandilanjutkanlagiolehmuridBisyryaitu Abu Huzail(seorangahlidebat yang menguasailogikadanfilsafatYunani). Ajaran Abu Huzailkemudiandilanjutkansecaraberturut-turutoleh an-Nazam, al-Juba’ial-KhayyatdanIbnuAsyras.
Masing-masingtokohtersebutmembawaide yang berbeda, namunsama-samaberdasarkanpadarasio, seperti: Wasil bin Atha’ membawakonsepmanzilahwamanzilataini. (tempatdiantaraduatempat). Abu Huzailmembawakonsepnafysifat, yakniTuhantidakpunyasifat, karena yang disebutsifatitumenyatupadazatTuhan. Kemudiandiajugamembawakonsepfungsiakaldanwahyu. Baginya, akalmemilikiempatfungsiutama, yakni : a) mengetahuiTuhan, b) mengetahuibaikdanburuk, c) kewajibanmelakukan yang baikdanmenjauhi yang buruk. D) kewajibanberibadahkepadaTuhan.
Tokoh an-Nazammenolakpendapatbahwa al-Qur’an mengandungmu’jizatsecarabahasa. Karenamenurutnya, jikaTuhanmengizinkan, makapastiakanadaorang Arab yang mampumembuatseperti al-Qur’an. TapikarenaTuhantidakmengizinkan, makamerekatidakmelakukannya. Mu’jizat al-Qur’an hanyaterletakpadainformasisejarahmasalalu, sertahal-hal yang berkaitandengansesuatu yang gaib. Diajugamembawakonseptentangkalam Allah yang bersifatbaru, bukanqadim. Kalam Allah yang qadimhanyalahkalam Allah yang masihberadadiluhmahfuz. Jikakalamtersebutsudahberubahmenjadikalimat, dandapatdibaca, makadiabukanqadimlagi, tapibaru (diciptakansepertimakhluk).
IbnuAbbadmembawakonsepnaturalisitik, dimanaproseskejadianalamsecaraterperincibukanlahurusanTuhan. MenurutnyaTuhanhanyamenciptakanunsur-unsurdasar, sepertitanah, air, udara, danapi. Begitujugadenganperbuatanmanusia, yang diciptakanTuhanhanyadayaatauenergisecaraazali. Sedangkanpenggunaandayatersebutadalahurusanmanusia. Kemudian al-Juba’I yang membawakonsepbahwaTuhantidakdapatdilihatdenganmatalahir, meskipunpadahariakhirat. Menurutnyajugafungsiwahyuadalahuntukmengetahuibesarkecilnyabalasandariperbuatanmanusia.
AliranMu’tazilahmendapattempatistimewapadamasakhalifah al-Makmun. (813-833 M). PadamasainilahaliranMu’tazilahdijadikansebagaimazhabkerajaan. Sehinggasiapapun yang berbedapendapatdenganmazhabMu’tazilahdianggapsebagaisubversif, merekaakanmenghadapihukumandarikerajaan. Inilahsatubuktibahwamu’tazilahmenjalankandakwahdengankekerasan. Salahseorangulama yang menjadi rival utamadariajaranmu’tazilahadalah Ahmad bin Hanbal. Karenaitu pula beliaumendapathukumandarikerajaan. Namunsetelah al-makmunwafat, digantikanolehputranya al-Mutawakkil, mazhabmu’tazilahdicabutsebagaimazhabnegara, dandigantikandenganmazhabahlusunnahwaljamaah. Makasejakitualiranmu’tazilahsemakintidakjelasperkembangannya. Namunsecaraajarandiasudahbanyakmempengaruhimasyarakat.
Ajaran-ajaranMu’tazilah: Dalamsejarahnya, ajaranmu’tazilahmerekasebutdenganal-ushul al-khamsah, yaknitauhid, keadilanTuhan, al-wa’addan al-wa’id, manzilahbainamanzilatain, amarma’rufdannahyumungkar. 1. Ajarantauhid. Tuhanadalahzat yang Esa, karenaitutidakberlakukonsepantropomorpismeyang mengakuibahwasifat-sifatTuhandapatdiumpamakandengansifatmanusia. Merekajugamenolakpendapat yang menyatakanbahwaTuhandapatdilihatdenganmatakepala (diakhirat). Karenaitu pula merekamenolakadanyasifat-sifatTuhan. JikaTuhanpunyasifat, makakeesaanTuhantidakmurnilagi (tidaktanzih).
BerkaitandengansifatTuhan, Kaummu’tazilahmembaginyakepadaduakelompok: a) sifat-sifat yang merupakanesensizatTuhan, disebutsifatzatiah, b) sifat-sifat yang merupakanperbuatanTuhan, disebutsifatfi’liyah. Yang termasuksifatzatiahadalahsifat-sifat yang berkaitandenganesensizatTuhan, sepertiMahaTahu, MahaKuasa, MahaHidup, MahaMendengar, MahaMelihat, dll. SemuanyaitutidakdapatdipisahkandarizatTuhan. Yang termasuksifatfi’liyahadalahsifat-sifat yang berhubunganlangsungdenganmakhluk, seperti al-iradah, kalam, al-’adl, dll.
2. AJARAN KEDUA, AL-’ADL. KeadilanTuhanbagimu’tazilahmerupakansebuahkewajiban. MenurutAbd al-Jabbar, Tuhandisebutberbuatadil, artinyaTuhansenantiasaberbuat yang baik. SebaliknyamustahilTuhanberbuat yang zalim. Dalamkonteksini, munculpaham al-shalahwa al-ashlah, yakniTuhanselaluberbuatbaikdanmendatangkankebaikanpadamanusia. SalahsatubuktidarikeadilanTuhanadalahdengandiutusnyapararasulbesertakitabsucinya. Bentuk lain darikeadilanTuhanadalahkewajibanTuhanmemberikandayakepadamanusia, untukmenjalanikehidupandiduniaini. DengandemikiankeadilanTuhandisinieratkaitannyadenganperbuatanmanusia.
TuhandianggapadiljikaTuhantidakikutcampurdalamperbutanmanusia, karenakewenanganTuhandisinihanyalahmemberikandayasejakazali. Sedangkanprosespenggunaandayatersebutadalahkewenanganmanusia. Karenaitulahmanusiaharusbertanggungjawabterhadapperbuatannyadiakhirat. 3. AJARAN KETIGA, AL-WA’D WA AL-WA’ID Ajaranketigainimerupakankonsekuensilogisdariajaran yang keduatentangkeadilanTuhan. Tuhantidakdapatdisebutadil , jikatidakmemberipahalakepadaorang yang beramalsaleh, dantidakmenghukumorang yang berbuatmaksiat. KeadilanTuhanmewajibkan-Nyamemberikanpahalakepada yang berbuatbaik, dansiksakepada yang berbuatjahat.
4. AJARAN KEEMPAT, AL-MANZILAH BAINA MANZILATAINI. Konsepiniberkaitandenganpelakudosabesar. KonsekuensidarikeadilanTuhanadalahbahwa yang berimanakanmasuksorgadan yang kafiirakanmasukneraka. Bagimanadenganpelakudosabesar, disatusisidiamasihtetapmukmin, tapitidakbisamasuksorgakarenadosabesar. Di sisi lain diatidakmasukkelompokorangkafir. Sehinggatidakpantasmasukneraka. Karenatidakadatempat yang ketiga, makadiatetapmasukneraka , namundengansiksa yang ringan. Itulah yang dimaksuddengantempatdiantaraduatempat.
5. AJARAN KELIMA, AMR MA’RUF NAHY MUNGKAR. Ajaraninimerupakanajaran Islam yang berlakusecaraumum. Namunterdapatperbedaanantaramu’tazilahdenganumatislamlainnyadalampelaksanaannya. Bagiumat Islam secaraumum, amarma’rufnahymungkardilaksanakandengantigacara, sepertikatahadis: a) dengantangan, b) denganlisan, c) denganhati. Ataudalamkonteksdakwahselaludikemukakandengandakwahpersuasif. Sedangkanbagimu’tazilah, amarma’rufnahymungkarharusberhasil, meskipundengancarasedikitmenggunakankekerasan.