450 likes | 1.25k Views
PENILAIAN HARGA SAHAM. Nilai Saham. Nilai Buku nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaanpenerbit saham ( emiten ) Nilai Pasar nilai saham di pasar yang ditunjukkan oleh harga saham tersebut di pasar
E N D
NilaiSaham • NilaiBuku nilai yang dihitungberdasarkanpembukuanperusahaanpenerbitsaham (emiten) • NilaiPasar nilaisahamdipasar yang ditunjukkanolehhargasahamtersebutdipasar • NilaiIntrinsikSaham (NilaiTeoritis) nilaisaham yang sebenarnyaatauseharusnyaterjadi
PenilaianSaham • Proses Valuasi saham • Model Valuasi saham • Analisis Cross Sectional untuk Penilaian Saham MODEL VALUASI SAHAM
Prosesvaluasihargasaham • Analisis saham bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik (NI) suatu saham dan kemudian membandingkannya dgn harga pasar saham tersebut pada saat ini. Sedangkan nilai intrinsik (NI) menunjukkan present value arus kas yang diharapkan dari suatu saham
Pedoman yang dipergunakanadalah 1. Apabila NI > harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai undervalued (harga terlalu rendah), dan karenanya layak dibeli atau ditahan apabila saham tersebut telah dimiliki 2. Apabila NI < harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai overvalued, dan layak dijual. 3. Apabila NI = harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan.
MODEL VALUASI SAHAM • Model penilaian merupakan suatu mekanisme untuk merubah serangkaian variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diramalkan menjadi perkiraan tentang harga saham. Variabel ekonomi misalnya : laba, dividen dll.
2 model penilaiansaham: 1. Pendekatan Present Value (PV) 2. Pendekatan Price Earnings Ratio ( PER)
1. Present value approach nilaisahamdihitungdenganmendiskontokanaruskasmasadepan yang diterima investor (diwakili o/ dividen) dividend discounted model • r : tingkatkeuntungan yang disyaratkan • r = Rf + Premirisiko • Untukmenaksir r bisamenggunakan model keseimbangan (CAPM dan APT)
Contoh: • Hargaperdana yang ditawarkanoleh Bank BNI sewaktu Initial Public Offering ( IPO) adalahsebesarRp 850 per lembarsaham. Diharapkanperusahaanakanmemperolehlaba per lembarsaham ( EPS) tahundepanRp 160 dan 30% dibagikansebagaidividen. Diharapkanpertumbuhanlaba 17% karenapadawaktuituotoritasmonetermengharapkan agar pertumbuhankreditperbankantidaklahmelebihi 17% per tahun. Dan karenarisikoinvestasipadausaha bank cukuptinggimakadigunakan r sebesar 22%. Berapanilaiintrinsiksahamtersebut? Jawab: • Po = D / ( r - g ) • Po = ( 160 x 0,3) / ( 0,22 - 0,17) • Po = Rp 960. • Karena NI > hargapasarmakasahamtersebutmenarikuntukdibeli.
2. Pendekatan Price Earning Ratio (PER) • PER = Po / E1 • PER = ( E1 ( 1 - b) / ( r-g) ) / E1 • PER = ( 1- b ) / ( r - g ) • 1 - b = Dividen Payout Ratio (DPR) • PER menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
PER dihitung dalam satuan kali. Misalnya PER suatu perusahaan 10 kali, berarti pasar menghargai 10 kali atas kemampuan perusahaan menghasilkan laba. • Bagi pemodal, semakin kecil PER suatu perusahaan semakin baik karena saham tersebut murah. Dan sebaliknya semakin besar PER berarti harganya terlalu tinggi.
Contoh: • Harga saham saat ini sebesar Rp 10.000 sedangkan EPS sebesar Rp 1000. Maka PER : Po / EPS = 10000/1000 = 10x. Apakah saham yang mempunyai PER = 10 ini layak? Untuk menjawabnya kita perlu memperkirakan DPR dan r. Misalnya DPR 30% dan r sebesar 24%. Maka 10 = 0,3 / ( 0,24 - g) ; g = 0,21 • Dengan demikian PER saham tersebut layak kalau kita perkirakan pertumbuhan labanya 21% pertahun. Kewajaran harga saham kemudian akan tergantung pada judgement analis untuk menilai kewajaran taksiran angka angka tersebut.
Perusahaan yang berada dalam industri yang masih pada tahap pertumbuhan akanmempunyai PER yang lebihtinggidibandingkandenganperusahaan yang beradapadaindustri yang sudahmapan. Hal inikarena PER berbandinglurusdenganpertumbuhandividenataulaba ( g). PER = (1- b) / (r - g) • Hubunganhargasahamdengan EPS Semakintinggi PER semakinnampakrendah EPS apabiladibandingkandenganhargasahamnya. • Contoh: sahammempunyai PER = 20 x, berartiapabila EPS sebesar Rp1000 makasahamtersebutbisadijualRp 20.000. Iniberartisahamtersebuthanyamemberikankeuntungan 5% yaitu 1000 / 20000.
Bila deposito saja memberikan bunga 15% bagaimana mungkin saham yang cuma memberikan keuntungan 5% laku dijual? Hal ini karena adanya Present Value of Growth Opporunity (PVGO). Maka harga saham menjadi: • Po = (EPS /r) + PVGO • Contoh : Suad hal 290
3. Analisis Cross Sectional untukPenilaianSaham • Tujuannya: untuk mengetahui bagaimana posisi suatu saham relatif terhadap saham- saham lain, dengan menggunakan variabel tertentu (misal r atau PER) • Untuk analisis ini dibutuhkan banyak saham, minimal 30 saham.
Contoh • Saham A mempunyaihargadi bursa Rp 3.125. Dan diperkirakandividentahundepan (D1) sebesarRp 250. Dan mempunyai g sebesar 12% setiaptahunnya. Diasumsikanhargapasarsamadengannilaiintrinsiknya, maka • Po = D1 / r - g • 3.125 = 250 / r - 0,12 maka r = 0,2 • Saham B mempunyaihargadi bursa Rp 2000 dengantaksiran D1 = Rp 150 dan g = 10% maka • Po = D1 / r - g • 2000 = 150 / r - 0,1 maka r = 0,175. Dan beta (b) saham B = 0,8 danseterusnyauntuksaham lain. Kemudiandarihasil r dan b yang ditemukandiregresdimana r sebagaivariabeldependendan b sebagaivariabelindependen.
Misalnya dari hasil regresi 30 saham diperoleh persamaan taksiran r yaitu: E (r) = 0,05 + 0,15 b • Dengan menggunakan persamaan ini kita dapat menaksir r untuk saham A, yaitu E (r) = 0,05 + 0,15 (1,1) • E (r) = 0,215. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa saham A sebaiknya dijual karena r (0,2) < E (r) 0,215.
Saham yang mempunyai tingkat keuntungan yang lebih kecil dari yang seharusnya (tingkat keuntungan ekuilibrium (E (r)) merupakan saham yang berpotensi untuk dijual dan sebaliknya. • Jadi di jual bila mempunyai excess return negatif (AR = Ri - E (Ri))
Misalnya saham yang mempunyai PER 8 x , apakahsahamtersebutdibeliataudijual. Untukmenjawabinikitaharusmelihatfaktor -faktor yang mempengaruhi PER. Salahsatufaktor yang mempengaruhi PER adalahpertumbuhanlaba. (PER sebagaivariabeldependendanpertumbuhanlabasebagaivariabelindependen). Elton dan Gruber (1991) menemukanpersamaanantara PER denganpertumbuhanlabayaitu:
PER = 4 + 2,3 (pertumbuhanlaba) Makajikasuatusahamdiperkirakanmemilikipertumbuhanlabasamadengan 10 maka PER = 4 + 2,3 ( 10 ) = 27, jikasahamtersebutsekarangditawardengan PER dibawah 27 makasebaiknyadibeli. • SebaliknyabilasahamtersebutsekarangPERnyasudahlebihdari 27 makasebaiknyadijual.
Dividend Discount Model dibagi 3: • The Zero-Growth Model (Dividen konstan tidak bertumbuh) Dividen secara teratur dibayarkan Rp1.000, maka, nilai wajarnya adalah: Nilai saham = _D0_ atau k
2. Constant-Growth Model (Pertumbuhandividen yang konstan) DividensecarateraturdibayarkanRp 1.000, makadividendiharapkantumbuh 5% per tahun. Return yang diinginkanadalah 20% per tahun. Nilaiwajarsahamadalah: Nilaisaham = _D1_ atau k - g
3. The Multiple-Growth Rate Model (Dividen yang tidakdibayardenganteratur) Dividendibayarkandalam 5 tahun, return yang diinginkanadalah 20%