140 likes | 490 Views
Cerita CINTA. Alkisah , di suatu pulau kecil tinggallah berbagai benda abstrak ada CINTA , ke SEDIH an , ke GEMBIRA an , ke KAYA an , ke CANTIK an dan sebagainya . Mereka hidup berdampingan dgn rukun.
E N D
Alkisah, disuatupulaukeciltinggallahberbagaibendaabstrakadaCINTA, keSEDIHan, keGEMBIRAan, keKAYAan, keCANTIKandansebagainya. Merekahidupberdampingandgnrukun. Namunsuatuketika, datangbadaimenghempaspulaukecilitudan air lauttiba-tibanaikdanakanmenenggelamkanpulauitu.
Semuapenghunipulaucepat-cepatberusahamenyelamatkandiri. CINTA sangatkebingungansebabiatidakdapatberenangdantidakmempunyaiperahu. CINTAberdiriditepipantaimencobamencaripertolongan. Sementaraitu air semakinnaikmembasahikakinya.
Tak lama CINTA melihatkekayaansedangmengayuhperahu, “KeKAYAan!Kekayaan! Tolongaku!” teriak CINTA“Aduh! Maaf, CINTA!”katakekayaan“Akutakdapatmembawamusertanantiperahuinitenggelam. Lagipulatakadatempatlagibagimudiperahukuini”Lalukekayaancepat-cepatpergimengayuhperahunya. CINTA sedihsekali,
NamunkemudiandilihatnyakeGEMBIRAanlewatdenganperahunya. “Kegembiraan! Tolongaku!” teriakCINTA. Namunkegembiraanterlalugembirakarenaiamenemukanperahusehinggaiatakdapatmendengarteriakan CINTA. Air semakintinggimembasahi CINTA sampaikepinggangdan CINTA semakinpanik.
Tak lama lewatlahkeCANTIKan“Kecantikan! Bawalahakubersamamu!”teriak CINTA “Wah, CINTA kamubasahdankotor. Akutakbisamembawamupergi. Nantikaumengotoriperahuku yang indahini” sahutkecantikan. CINTA sedihsekalimendengarnya. Iamulaimenangisterisak-isak. Saatitulahlewatkesedihan.
Saatitulahlewatkesedihan.“Oh keSEDIHan,bawalah aku bersamamu!” kata CINTA. “MaafCINTA. Akusedangsedihdanakuinginsendiriansaja..”katakesedihansambilterusmengayuhperahunya. CINTA putus asa.
Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya. Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara “CINTA! Mari cepat naik ke perahuku!”CINTA menoleh ke arah suara itu dan cepat-cepat naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya.
Di pulau terdekat, CINTA turun dan perahu itu langsung pergi lagi. Pada saat itu barulah CINTA sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa yang menolongnya. CINTA segera bertanya pada penduduk pulau itu, siapa yang menolongnya.
“Yang tadi adalah WAKTU” kata penduduk itu “Tapi, mengapa ia menyelamatkan aku? Aku tidak mengenalinya. Bahkan teman-temanku yang mengenalku pun enggan menolongku”tanya CINTA heran.
Sebab.....“HANYA WAKTULAH YANG TAHU BERAPA NILAI SESUNGGUHNYA DARI CINTA ITU”