390 likes | 1.21k Views
PUISI. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika menulis puisi. Diksi Gaya bahasa Rima/persajakan Citraan/imaji. Cinta datang tanpa tersangka Sakit dari segala sakit Bunga dari segala aroma Keindahan dari segala rasa. Terbang dan terbanglah wahai cinta Cari dan temukan
E N D
Hal-hal yang harus diperhatikan ketika menulis puisi • Diksi • Gaya bahasa • Rima/persajakan • Citraan/imaji
Cinta datang tanpa tersangka Sakit dari segala sakit Bunga dari segala aroma Keindahan dari segala rasa Terbang dan terbanglah wahai cinta Cari dan temukan Tempat-tempat yang penuh dengan kasih sayang Bandingkan dua petikan puisi ini!
DIKSI Diksi adalah pilihan kata yang akan digunakan dalam penulisan puisi. Tema : keindahan laut Kapal, ombak, sampah, biru, pohon kelapa, pasir, matahari terbenam/terbit, ikan, air, putri duyung, angin, karang, perahu, mutiara, rumput laut, pedagang, nelayan, pelabuhan, plankton, cemara, burung, dll.
Kriteria diksi dalam puisi • Berhubungan dengan tema puisi. Kata ‘pedagang’ tentu kurang berhubungan dengan tema ‘keindahan laut’. • Diksinya khas/unik/menarik. Untuk menggambarkan bahwa ‘cinta terkadang bisa menyakitkan’, seorang penyair menulis ‘Dialah badai yang menghempaskan segala benteng’ • Memiliki makna yang dalam/kuat. Chairil Anwar lebih memilih kata ‘Aku’ daripada kata ‘Saya’ untuk judul puisinya karena makna kata ‘aku’ terasa lebih kuat/dalam maknanya dibandingkan kata ‘saya’.
Majas Majas adalah gaya bahasa yang digunakan untuk memperindah sebuah karya tulis (puisi, pidato, dsb.) Secara umum, majas dibagi empat macam : • Majas Perbandingan • Majas Sindiran • Majas Penegasan • Majas Pertentangan
Majas Personifikasi Majas yang melukiskan suatu benda dengan memberikan sifat-sifat manusia kepada benda mati sehingga seolah-olah mempunyai sifat seperti manusia atau benda hidup. Contoh : Angin berbisik menyampaikan salamku padanya.
Majas Metafora Majas yang melukiskan sesuatu dengan perbandingan langsung dan tepat atas dasar sifat yang sama. Contoh : Raja siang telah pergi ke peraduannya. (raja siang = matahari)
Majas Hiperbola Majas yang melukiskan sesuatu dengan mengganti peristiwa/tindakan sesungguhnya dengan kata-kata yang lebih hebat pengertiannya untuk menyangatkan arti. Contoh : Cintaku membara setiap melihat wajahmu.
Majas Litotes Majas yang melukiskan keadaan dengan kata-kata yang berlawanan artinya dengan kenyataan yang sebenarnya guna merendahkan diri. Contoh : Perjuangan kami hanyalah setitik air dalam samudera luas.
Majas Simbolik Majas yang melukiskan sesuatu dengan memperbandingkan benda-benda lain sebagai simbol atau perlambang. Contoh : Melati lambang kesucian Bunga lambang kecantikan
Majas Repetisi Majas penegasan yang melukiskan sesuatu dengan mengulang kata atau beberapa kata berkali-kali. Contoh : Cinta adalah keindahan Cinta adalah kebahagiaan Cinta adalah pengorbanan
Majas Paralelisme Majas penegasan seperti repetisi tetapi dipakai dalam puisi. Paralelisme dibagi dua : a. Anafora bila kata/frase yang diulang terletak di awal baris/larik. contoh : Kalau’lah diam malam yang kelam Kalau’lah tenang sawang yang lapang Kalau’lah lelap orang di lawang
b. Epifora bila kata/frase yang diulang terletak di akhir baris/larik. contoh : Kalau kau mau, aku akan datang Jika kau kehendaki, aku akan datang Bila kau minta, aku akan datang
c. Gabungan bila kata/frase yang diulang terletak di awal dan akhir baris sekaligus. contoh : Kami jemu pada lagu Kami benci pada lagu Kami runtuh karena lagu
Awal baris (anafora) Sajak ini mengingatkan … Sajak ini melupakan … Sajak ini melupakan …. • Tengah baris sungai pergi ke laut membawa … laut pergi ke laut membawa … awan pergi ke hujan membawa … • Dalam satu baris dan berebut menyebut nama Allah
Rima / Persajakan Persamaan bunyi dalam puisi untuk menimbulkan efek irama, estetika, dan suasana tertentu.
Rima Akhir RIMA BEBAS Rima yang tidak berpola / beraturan Angin kencang datang dari jiwa Air berpusar dan gelombang naik Memukul hati kita yang telanjang Dan menyelimuti dengan kegelapan
RIMA BERATURAN Rima yang berpola / beraturan (aaaa, abab, aabb, abba, dsb). Pagiku hilang sudah melayang Hari mudaku sudah pergi Sekarang petang datang membayang Batang usiaku sudah tinggi
CITRAAN / IMAJI Bayangan, khayalan, pikiran, gambaran. Citraan berfungsi untuk menggugah perasaan, merangsang imajinasi, dan menggugah pikiran di balik sentuhan indera.
Jenis – jenis Citraan • Citraan visual (penglihatan) • Citraan auditif (pendengaran) • Citraan kinestetik (gerak) • Citraan termal (rabaan/peraba) • Citraan penciuman • Citraan perasaan • Citraan pencecapan (lidah)
DEWA TELAH MATI (Subagio Sastrowardojo) Tak ada dewa di rawa-rawa ini Hanya gagak yang mengakak malam hari Dan siang terbang mengitari bangkai Pertapa yang terbunuh dekat kuil ----------- Baris pertama = citraan visual (tak ada) Baris kedua = citraan auditif (mengakak) Baris ketiga = citraan kinestetik (terbang) dan penciuman (bangkai) Baris keempat = citraan visual(dekat kuil)
Buatlah sebuah puisi bertema bebas dengan memperhatikan penggunaan diksi, majas, citraan, dan rimanya!Kerjakan di buku tugas!