E N D
XIII MASALAH FIQH TENTANG ASURANSI
A. MUKADIMAH* Asuransiadalahsuatuakaddimanapihakpenjamin (perusahaan)akanmenerimasejumlahuangpremidariterjamindengankonse-kuensisipenjaminmembayarsejumlahuangpertangungan, akibatterjadinyasuatuperistiwa yang belumjelasakanterjadiatautidak. * Asuransitermasukmasalahijtihadiyahdankontemporer, karena Al-Qur’an danSunahtidakmengatursecaraeksplisit, di masasa-habatdantabi’in pun belumterjadi. Bahkan di duniaTimurmasalahinibaruterjadipadaabadke XIX M. * Kiniterdapatberbagaimacamusahaasuransi, al. : asuransikece-lakaan, pendidikan, tenagakerja, mahasiswa, jiwa, dll. Di Indonesia pun telahberdiriAsuransi Takaful / Syari’ah, di spgituterdapatbanyakasuransikonvensional.
B. MASALAH ; BagaimanakahhukumfiqihnyamengenaiAsuransi ?C. JAWAB :1. ApabilaasuransidiselenggarakandenganprinsipSyari’ah (takaful),menuruthukum Islam tentudiperbolehkan, karenamengamalkanprinsipsyaria’ah, adakerelaaanduabelahpihak, adaunsurtolongmenolongsalingmenguntungkan, untukkemaslahatanumum,bukansematabisnisygcarikeuntungan (koperatif). 2. Jikadiselenggarakansecarakonvensional, terdapatperbedaanpendapatdikalanganUlama : a. Mengharamkanasuransidlmsegalabentuknya (termasukjiwa). B. Membolehkansemuabentukasuransiygadasekarangini. C. Membolehkanasuransiygbersifatsosial, mengharamkanygbersifatkomersial / bisnissemata.D.Menghukumisyubhatterhadapasuransi.
Ad a. Pendapat pertama didukung : Sayid Sabiq, Yusuf Qardawi, dll. Mereka mengharamkan segala asuransi dg alasan : - Asuransi sama dengan judi (maisir) - Mengandung unsur ketidak pastian (untung-untungan) - Mengandung unsur riba - Mengandung eksploiasi ( pemegang polis yg tdk dpt melanjutkn bayar premi, uangnya bisa hilang atau berkurang) - Uang premi yg terkumpul dikelola dg praktik riba - Asuransi termasuk akad sharfi (tidak tunai) - Hidup – mati orang dijadikan obyek bisnis.Ad b. Pendapat Kedua didukung : Abd Wahab Khalaf, M.Yusuf Musa,dll. Mereka membolehkan asuransi, dengan alasan : - Tidak ada nash yang melarang asuransi - Terdapat kesepakatan saling rela kedua belah pihak - Saling menguntungkan dua pihak - Mengandung kemaslahatan umum (ada dana pembangunan) - Asuransi temasuk akad mudharabah (bagi hasil) - Asuransi termasuk koperasi (syirkah ta’awuniyah) - Dapat diqiyaskan dengan dana pensiun, taspen.
Ad c. Pendapat Ketiga didukung : M. Abu Zahrah, Beliau membolehkan asuransi yg bersifat sosial, dan mengharam kan asuransi yg semata komersial, dengan alasan : - Dibolehkan sepertri alasan kelompok kedua - Diharamkan alasannya seperti kelompok pertama.Ad d. Pendapat Keempat, menghukumi asuransi = Syubhat. Alasannya : - Tidak ada dalil syar’I yang secara jelas mengharam- kan, ataupun menghalalkan. - Dengan menghukumi syubhat, berkonsekuensi kehati-hatian dlm menghadapi asuransi.* Masyfuq Zuhdi membolehkan asuransi, dengan menambah alasan : - Kaidah Fiqhiyah : Al-Ashlu fil ‘uqudi al-Ibahah hatta yadulla ad-Dalilu ‘ala tahrimiha. - Sesuai dgn maqasid hukum Islam : menarik manfaat , menolak madrt - Asuransi dapat mengurangi risiko
- Untungrugisudahdiperhitungkansecaramatematis, shgtidakadapihakygdirugikan. - Sesuaiasashukum Islam: meniadakankesempitan / kepicikan.* Beliaujugamemberikanrekomendasi : - Hendaknyapihakpenyelenggaraasuransimengadakanperbaikanmanajemendenganmemperhatikanprinsipsyri’ah. - Premi yang terkumpulhendaknyadigunakanjugauntukproyek pro-duktifdanpembangunan. - MUI perlumengeluarkan fatwa tentangasuransi. (DSN sudahmenge-luarkan fatwa ttgasuransi).