60 likes | 286 Views
BAB XIII. UTANG & ASPEK INTERNASIONAL. PENGANTAR. Mulai pemerintahan ORLA, Indonesia sudah berutang & pemerintahan ORBA, utang Indonesia semakin bertambah, walaupun dlm persentase naik turun sesuai dg penerimaan dari MIGAS, PERPAJAKAN, & BUKAN PAJAK. MANAJEMEN UTANG.
E N D
BAB XIII UTANG & ASPEK INTERNASIONAL
PENGANTAR • Mulai pemerintahan ORLA, Indonesia sudah berutang & pemerintahan ORBA, utang Indonesia semakin bertambah, walaupun dlm persentase naik turun sesuai dg penerimaan dari MIGAS, PERPAJAKAN, & BUKAN PAJAK.
MANAJEMEN UTANG • Indonesia dikatakan menganut anggaran berimbang, itu hanya pernyataan politik. Kenyataannya anggaran yg dilaksanakan pemerintah hakikatnya menganut asas pembiayaan defisit. • Pembiayaan defisit oleh pemerintah ditutup dg pinjaman jangka panjang maupun jangka pendek; baik dari dalam maupun luar negeri.
Utang dalam negeri ORLA US$ 25 miliar, sekarang US$ 71,9 miliar. • Utang luar negeri adalah sebagai dana pendamping, namun kalau sdh mencapai 35,2 % dari anggaran, terutama bukan pendamping lagi. Oleh karena itu manajemen utang perlu dilakukan secara hati-hati.
Indonesia dewasa ini & yg akan dtg memperkirakan: Dept Service Ratio (DSR) msh tinggi. DSR: ukuran kemampuan membayar kembali utang & bunga. Indonesia msh dlm keadaan bahaya krn DSR-nya mencapai 39,1% (1998/1999) padahal seharusnya sekitar 20-25%
ASPEK INTERNASIONAL • Konsekuensi adanya utang luar negeri: pembayaran utang pokok & ini tercantum dlm Neraca Pembayaran (Balance of Payment/ BOP) • Adanya kerjasama Ekonomi Internasional dlm Bidang: 1) Perdagangan: AFTA, APEC, & WTO 2) Moneter, keuangan & perbankan: kerja sama bank sentral, & IMF 3) Pembangunan: Bank Dunia, ADB, IDB, CGI, & OELF