210 likes | 331 Views
PUBLIK MAKIN MERASA TAK AMAN. REKOR MURI Survei Paling Akurat dan Presisi. 10 Rekor MURI ( Museum Rekor Indonesia) Paling Presisi
E N D
REKOR MURISurvei Paling Akurat dan Presisi 10 Rekor MURI ( Museum Rekor Indonesia) Paling Presisi Quick Count LSI di Pilkada Tanjung Jabung Timur – Jambi ( Koran Jambi Independen, 10 Maret 2006), paling akurat dan presisi quick count di Indonesia. Hanya berbeda 0.05% di banding hasil resmi KPUD. LSI memecahkan rekornya pada Tahun 2010, Quick Count Kab. Sumbawa putaran dua dengan simpangan 0.00%, mengukir sejarah Quick Count paling akurat di Indonesia. Prediksi Paling Akurat Dalam satu bulan, lima prediksi survei LSI di muat di Koran Tempo 8, 9, 15, 19, 27 Maret 2006. Sekitar 10 – 20 hari kemudian, lima prediksi itu terbukti akurat 100%. 2
Masihkah Indonesia sebagai Bangsa yang Aman dan Toleran? Rasa aman masyarakat Indonesia merosot tajam. Hanya 56,2 % publik Indonesia yang mengaku merasa aman tinggal di lingkungan mereka. Rasa aman ini turun drastis dibandingkan dengan Januari 2012 lalu. Ketika itu masih terdapat 84,1 % masyarakat Indonesia menyatakan aman tinggal di lingkungan tempat tinggal mereka. Hanya dalam tempo 9 bulan, rasa aman ini turun drastis 27, 9 %. Turunnya rasa aman ini seiring dengan semakin meningkatnya masalah-masalah sosial dalam masyarakat. Menurut publik masalah sosial paling meresahkan adalah terorisme. Sebanyak 50,87 % publik sangat meresahkan kasus terorisme. Selain terorisme masalah sosial lain yang meresahkan yaitu konflik keyakinan agama (18,82 %), aksi premanisme (10,45 %), kriminalisme (9,76 %), dan kenakalan remaja (6,27 %). Demikian salah satu temuan survei nasional terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang diselenggarakan secara reguler. Survei ini dilakukan pada bulan September 2012 dengan menggunakan metode Quick Poll (inovasi terbaru riset LSI yang cepat dan akurat). Survei ini menggunakan metode multistage random sampling dengan jumlah responden awal 1200 dan margin error 2.9 %. Selain itu survei ini juga dilengkapi dengan riset kualitatif dengan metode wawancara mendalam (in depth interview), FGD, dan analisis media. Turunnya rasa aman ini beragam disemua segmen demografi masyarakat. Penganut Katolik hanya 14.29% menyatakan aman ditempat tinggalnya. Perempuan, remaja dan masyarakat kota juga merasa kurang aman ditempat tinggalnya masing masing hanya dibawah 30% yang menyatakan aman. Masyarakat yang berpendidikan rendah cenderung menyatakan aman disekitar tempat tinggalnya sementara pertisan partai oposisi cenderung menyatakan tidak aman tinggal dilingkungan mereka.
Seperti yang telah disebut diatas bahwa terorisme dan konflik keyakinan agama adalah alasan paling mayoritas menurunnya rasa aman masyarakat Indonesia. Sebuah hal yang wajar bahwa terorisme dan konflik keyakinan agama menjadi masalah sosial yang paling mengerikan jika dibandingkan dengan masalah-masalah sosial lainnya. Memori publik selalu terbawa ke Bom Bali 1 dan 2, Bom Kuningan, Bom JW Marriot ketika membincangkan terorisme, serta bagaimana suatu kelompok masyarakat yang harus terusir dari tanah kelahirannya karena perbedaan keyakinan agama. LSI menemukan setidaknya ada 3 faktor yang menjadi alasan turunnya rasa aman publik Indonesia. Pertama, Publik tidak yakin bahwa masalah terorisme yang merupakan masalah yang paling meresahkan bisa diselesaikan secara tuntas. Hanya 29,36 % publik yang percaya bahwa kasus terorisme bisa hilang. Sedangkan mayoritas publik Indonesia yaitu 66,86 % tidak percaya bahwa kasus terorisme bisa hilang dari Indonesia. Bahkan publik selalukhawatir bahwa kasus terorisme ini selalu akan muncul di masa akan datang. Sebanyak 86,64 % publik khawatir bahwa kasus terorisme akan muncul di masa depan. Kedua, publik kurang puas dengan kinerja lembaga-lembaga yang bertugas menyelesaikan kasus terorisme dan pelanggaran hukum yang terjadi . Publik kurang puas dengan kinerja kepolisian, lembaga intelijen, dan bahkan kementerian agama. Sebanyak 50,65 % publik menyatakan tidak puas dengan kinerja Kepolisian dalam menangani kasus terorisme. Hanya 44, 48 % yang menyatakan puas. Bahkan dalam kasus Bom Tambora dan Depok baru-baru ini, publik menvonis kepolisan kecolongan sehingga terjadi dua kasus tersebut. Terdapat 84,95 % masyarakat menyatakan Polisi kecolongan. Lembaga intelijen yang bertugas mendeteksi potensi-potensi terorisme juga dinilai masyarakat tidak bekerja dengan baik. Terdapat 46,82 % publik menyatakan bahwa intelijen tidak bekerja dengan baik dalam menangani kasus terorisme. Masyarakat juga mengharapkan kepada Kementerian Agama bisa berperan lebih baik dalam menangani kasus terorisme dan konflik keyakinan agama. Dalam survei ini, publik masih menilai bahwa Kementerian Agama tidak berperan dalam mencegah meluasnya kasus terorisme. Hanya 40,06 % publik yang menilai bahwa Kementrian Agama telah berperan dengan baik.
Ketiga, meningkatnya ketidakpuasaan publik terhadap kinerja pemerintah / presiden dalam penegakan hukum dan keamanan. Secara logis, publik akan merasa lebih aman jika penegakan hukum dan keamanan semakin baik. Penegakan hukum dan keamanan yang berjalan baik akan meminimalisir masalah-masalah sosial seperti terorisme, kriminalisme, kenakalan remaja, dan konflik agama. Pada September 2012 ini, terdapat mayoritas publik (51,34 %) yang merasa kurang puas dengan kinerja Presiden dalam masalah keamanan. Angka ketidakpuasan ini meningkat dari Januari 2012 yang hanya 39,90 % yang menyatakan kurang puas dengan kinerja Presiden dalam masalah Keamanan. Sedangkan dalam penegakan hukum, terdapat 67,92 % publik yang kurang puas dengan penegakan hukum oleh Presiden. Ketidakpuasan ini meningkat dari Januari 2012 yaitu sebesar 53,60 %. Pembicara: Hanggoro 08111633213 Moderator: Ade Mulyana 081283797506 Arman Salam, Adjie Alfaraby, Ardian Sopa, Toto Izul Fatah, Ade Mulyana Lingkaran Survei Indonesia September 2012
MethodologiSurvei Metode sampling : multistage random sampling Jumlah responden awal : 1200 responden Wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner, dan sistem teknologi hand set Margin of error : ± 2.9% Pengumpulan Data : Januari 2012, Juni 2012, Quick Poll LSI September 2012, FGD, dan Analisa Media Semua populasi pemilih di Indonesia mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi responden 6
TempatTinggal, AMAN? Q: Secara umum, apakah sejauh ini Ibu/Bapak merasa sangat aman, cukup aman, kurang aman, atau tudak aman sama sekali berada di lingkungan tempat tinggal Ibu/Bapak? Rasa aman masyarakat indonesia Anjlok sebesar 27.9% dalam kurun waktu 9 bulan Survei dilakukan pada bulan Januari 2012 dan September 2012 (QP) 7
Distribusi rasa ketidakamanan Katolik, Perempuan dan Masyarakat Kota paling merasa tidak aman Survei dilakukan pada bulan September 2012 (QP)
Lanjutan (1) Remaja, orang kaya dan pendidikan tinggi cenderung merasa TAKUT Survei dilakukan pada bulan September 2012 (QP)
Lanjutan (2) Partisan Oposisi juga cenderung merasa kurang Aman... Survei dilakukan pada bulan September 2012 (QP)
TerorismedanKonflikKeyakinan Agama paling Meresahkan Q : Dari masalah hukum dan keamanan berikut menurut ibu atau bapak mana yang paling membuat ibu /bapak resah? Terorisme dan Konflik Keyakinan Agama dominan membuat resah masyarakat 50.87% dan 18.82% Survei dilakukan pada bulan September 2012 (QP) 11
Masyarakattakpercayaterorismebisadiberantassampaihilang Q Apakah Anda percaya atau tidak percaya aksi terorisme di Indonesia bisa diberantas sampai hilang? 66.86% masyarakat pesimis teroris bisa diberantas Survei dilakukan pada bulan September 2012 (QP) 12
Khawatir teror melanda terus Q : Berkaitan dengan aksi terorisme, apakah Anda saat ini khawatir atau tidak kalau suatu saat terorisme bisa muncul kembali? Terorisme menjadi momok masyarakat 86.64% masyarakat khawatir Survei dilakukan pada bulan September 2012 (QP) 13
MemberantasAksiTerorisme Q : Menurut Anda, mana langkah yang lebih efektif dalam memberantas terorisme di Indonesia? Peran Ulama, Kementrian Agama, dan ketegasan penegak hukum dianggap cukup efektif menekan teror Survei dilakukan pada bulan September 2012 (QP) 14
PuasdenganPolisimasalahTeroris? Q : Apakah Anda puas atau tidak puas dengan kerja kepolisian selama ini dalam menangkap pelaku aksi terorisme? Polisi dinilai kurang tanggap mengatasi masalah teroris 50.65% publik tidak puas dengan kinerja polisi Survei dilakukan pada bulan September 2012 (QP) 15
Polisikecolongan Q Beberapa waktu belakangan terjadi ledakan bom di Tambora dan Depok. Adanya kasus teror bom tersebut apakah menunjukkan kepolisian kecolongan dengan rencana aksi teror? 84.95% publik menganggap kasus teroris bom depok dan tambora adalah kelalaian Polisi Survei dilakukan pada bulan September 2012 (QP) 16
PeranKementrian agama Q : Menurut Anda, apakah Kementrian Agama selama ini telah berperan atau tidak dalam mencegah meluasnya aksi teror? Kementrian Agama kurang optimalmengatasi masalah terorisme dan konflik keyakinan agama hanya 40% masyarakat menyatakan berperan Survei dilakukan pada bulan September 2012 (QP) 17
Kinerja Polisi Menjaga Keamanan Q: Secara umum, seberapa Ibu / Bapak menilai pekerjaan polisi selama ini dalam menjaga keamanan. Apakah Ibu / Bapak sudah merasa sangat puas, puas, tidak puas atau sangat tidak puas dengan kerja POLISI? PR besar untuk intitusi kepolisian dalam hal menjaga keamanan karena hanya 54.5% masyarakat cukup puas atas kinerjanya Survei dilakukan pada bulan Januari 2012 18
Kinerja Intelejen Negara Q : Menurut Anda, apakah intelejen selama ini telah bekerja dengan baik dalam mendeteksi atau mengetahui kemungkinan rencana aksi teror? 46.82 % publik menilai intelejen tidak bekerja dengan baik dalam mendeteksi atau mengetahui kemungkinan rencana aksi teror Survei dilakukan pada bulan September 2012 (QP) 19
Kinerja Presiden Q : Sejauh ini Ibu/Bapak sangat puas, cukup puas, kurang puas, atau tidak puas sama sekali dengan kerja Presiden SBY dalam menangani masalah berikut: Turunnya tingkat kepuasan atas kinerja Presiden terkait masalah keamanan dan penegakan hukum mencerminkan ketidakmampuan Presiden untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat dalam hal terbut. 20
Terima Kasih Lingkaran Survei Indonesia 2012