390 likes | 760 Views
KEBIJAKAN PERTANIAN DAN PANGAN PROGRAM KERJA KEMENTERIAN PERTANIAN DAN TARGET 2014. Lokakarya Nasional VI Manajemen Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat di Perguruan Tinggi Tahun 2013 Yogyakarta , 7-9 Nopember 201 3 KEMENTERIAN PERTANIAN. Bio Data. ISI PAPARAN.
E N D
KEBIJAKAN PERTANIAN DAN PANGAN PROGRAM KERJA KEMENTERIAN PERTANIAN DAN TARGET 2014 LokakaryaNasional VI ManajemenPenelitiandanPengabdianKepadaMasyarakatdiPerguruanTinggiTahun 2013 Yogyakarta, 7-9 Nopember2013 KEMENTERIAN PERTANIAN
ISI PAPARAN KEMENTERIAN PERTANIAN
PERAN STRATEGISSEKTOR PERTANIAN I KEMENTERIAN PERTANIAN
Penyedia pangan 245 juta penduduk Indonesia PERAN STRATEGIS SEKTOR PERTANIAN Penyedia 87% bahan baku industri kecil dan menengah Penyumbang14,72% PDB Penghasildevisa negara US$ 43,37 M Menyerap 33,32% total tenaga kerja Sumber utama (70%) pendapatan rumah tangga perdesaan Berperan dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 8 juta ton (Perpres No.61 tahun 2011) KEMENTERIAN PERTANIAN
PERKEMBANGAN PANGSA PDB DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA PERTANIAN Penurunan kontribusi sektor pertanian tidak sebanding dengan penurunan beban penyerapan tenaga kerja sektor pertanian. KEMENTERIAN PERTANIAN
NERACA PERDAGANGAN Kontribusi terbesar terhadap surplus adalah komoditas perkebunan KEMENTERIAN PERTANIAN
INVESTASI DI BIDANG PERTANIAN Sumber: BKPM diolah oleh Pusdatin Kementan (2012) Investasi PMDN maupun PMA terus meningkat dari tahun ke tahun Investasi terbesar pada sub sektor Perkebunan KEMENTERIAN PERTANIAN
ARAHAN PRESIDEN “Produksi Beras Dalam Negeri harus ditingkatkan sehinggadiperoleh cadangan yang cukup “(Sidang Kabinet Paripurna 6 Januari 2011) “Meskipun dalam sistem perdagangan kita bisa membeli atau menjual, tetapi untuk pangan kita harus menuju kemandirian pangan”(RAPIMNAS 10 Januari 2011 ) Program Prioritas “Surplus Beras”(Arahan Presiden 22 Pebruari 2011) : • Dari swasembada ke surplus beras • Dalam waktu 5-10 tahun • Surplus beras minimal 10 juta ton per tahun “ Surplus Beras 10 juta ton harus dicapai pada tahun 2014”(Sidang Kabinet 6 September 2011 dan Pidato Pelantikan KIB II Hasil Reshuffle 19 Oktober 2011)
II TARGET PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN
TARGET KEMENTERIAN PERTANIAN
TARGET PRODUKSI UNTUK PENCAPAIAN SWASEMBADA DAN SWASEMBADA BERKELANJUTAN (5 KOMODITAS UTAMA) KEMENTERIAN PERTANIAN
Capaian Indeks Swasembada Komoditas Pangan Utama 2011-2012 Ket: *) ATAP 2011 **) ARAM 1 2012 (BPS) Indeks Swasembada : % produksi/kebutuhan
PADI - SASARAN 2014 TERHADAP ARAM I 2013 (Ditjen TP, 2013) • KINERJA TAHUN 2013 JAUH DI BAWAH TARGET • 2. TARGET 2014 SANGAT AMBISIUS(10,53% DI ATAS ARAM) • 3. PERLU TEROBOSAN LUAR BIASA!
JAGUNG - SASARAN 2014 TERHADAP ARAM I 2013 (Ditjen TP, 2013) • KINERJA TAHUN 2013 JAUH DI BAWAH TARGET • 2. TARGET 2014 SANGAT AMBISIUS(10,53% DI ATAS ARAM) • 3. PERLU PENINGKATAN ADOPSI JAGUNG UNGGUL HIBRIDA MAUPUN KOMPOSIT
KEDELAI - SASARAN 2014 TERHADAP ARAM I 2013 (Ditjen TP, 2013) • KINERJA TAHUN 2013 JAUH DI BAWAH TARGET • 2. TARGET 2014 IRASIONAL(218,71% DI ATAS ARAM) • 3. PERLU INSENTIF PETANI UNTUK MENANAM KEDELAI!
TARGET DIVERSIFIKASI KONSUMSI PANGAN Penurunan konsumsi beras minimal sebesar 1,5% per kapita/tahun 2. Penganekaragaman pangan berbasis sumberdaya lokal : PPH 77,3 (2011) -> 93,3 (2014)
TARGET PENINGKATAN NILAI TAMBAH, DAYA SAING, DAN EKSPOR Meningkatnya produk olahan yang diperdagangkan dari 20% (2010) menjadi 50% (2014) Pengembangan tepung-tepungan untuk mensubstitusi 20% gandum/terigu impor pada 2014 Meningkatnya surplus neraca perdagangan US$ 24,3 milyar (2010) menjadi US$ 54,5 milyar (2014) KEMENTERIAN PERTANIAN
Nilai Tukar Petani (NTP) 105 – 110 ditahun2014 TARGET PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI KEMENTERIAN PERTANIAN
III PERMASALAHAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN
PERMASALAHAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERTANIAN 2010-2014 • Konversi lahan • Kepemilikan lahan yang sempit • Sulitnya akses petani ke lahan terlantar/ Hutan • Lemahnyasistemproduksi dan distribusi benih • Hambatanpengembanganbenihtransgenik TUJUH GEMA REVITALISASI • Masih menggunakan alat/teknologi tradisional • Industri yang belum berkembang • Tingginyakerusakanjaringanirigasi • Tingginya biaya produksi dan transportasi • Lemahnya kelembagaan petani • Kapasitaskelembagaan yang beragam • Terbatasnya jumlah SDM • Masih rendahnya kualitas SDM • Sulitnya petani mendapatkan pinjaman • Banyaknya petani gurem/kecil • Tunggakan KUT yang belumdiputihkan
POHON PERMASALAHAN PancarSimatupang
IV LANGKAH STRATEGIS PENCAPAIAN SWASEMBADA PANGAN 2014 KEMENTERIAN PERTANIAN
Penurunankonsumsi beras 1,5% per kapita/thn Pengurangan susut panen 1,5 %/tahun Penambahan Areal Sawah seluas 130.000 ha Peningkatan produktivitas dari 5,1 ton/ha menjadi 5,7 ton/ha dan IP dari 1,5 menjadi 1,7 SURPLUS BERAS 10 JUTA TON Perbaikan 18,8%/thn dari total jaringan irigasi Penggunaan pupuk berimbang 70% dari total luas tanam Peningkatan intensitas penyuluhan 50% dari total desa Benih varietas unggul bermutu minimal 60% pengendalian OPT dengan PHT danSpot Stopmencapai 70%
KONDISI EKSISTING PRODUKSI BERAS SD 2014 KONDISI EKSISTING
SWASEMBADA JAGUNG 2014 Penambahan luas panen minimal 5% per tahun Peningkatan ketersediaan air pada 25% lahan Peningkatan bantuan benih hibrida mencapai 80% Peningkatan produktivitas dari 4,7 ton/ha menjadi 5,8 ton/ha dan IP dari 1,0 menjadi 1,2 Peningkatan intensitas penyuluhan Perbaikan penanganan pasca panen untuk penurunan susut 1% Pengendalian OPT dan dampak perubahan iklim sehingga luas pertanaman yang aman minimal 95% melalui pengendalian hama terpadu (PHT) dan Spot Stop Peningkatan penggunaan pupuk menjadi 54% (organik dan anorganik)
SWASEMBADA KEDELAI 2014 Penumbuhan industriperbenihandi lokasi sentra produksi Kebijakan harga dasar kedelaidansubsidisaranaproduksi Penambahan luas tanam dari 700 rb ha menjadi 2 juta ha Penambahanluaslahanmelalui kemitraandengan BUMN danswasta Bantuanalatperontokuntukpengurangan losses(0,5%) Bantuanbenihunggul 80% dari total luas pertanaman Peningkatan intensitas sistemsurjanuntuklahanrawa 70% Peningkatan produktivitas dari 1,3 ton/ha menjadi 1,54 ton/ha Penggunaan pupuk sebesar 80% (organik dan anorganik) Pengendalian pertanaman dari gangguan OPT melalui hama terpadu (PHT) dan Spot Stop Peningkatan intensitas penyuluhan
SWASEMBADA GULA 2014 • Bongkar ratoon pada tanaman tebu yang sudah dikepras > 4 kali • Penyediaan benih tepat waktu, jumlah dan mutu melalui penerapan kultur jaringandanpembinaan penangkar • DistribusiBenihsesuaikebutuhanvarietas di wilayah PG • Rekomendasipemupukandengantipologi lahan Peningkatanproduktivitasdan rendemen tebu Perluasan areal tanam tebu 350 ribu hektar Rawat Ratoon • Benih varietasunggul produktivitas >100 ton/ha/tahun, potensi rendemen >9%dan toleran terhadap perubahaniklim • PupukBerimbang • Klentek/kelupas daun kering tebu • Pengairan • Pendampingan penerapan teknologi
Penurunan alokasi impor sapi/daging sapi dari 53,05% (2010) menjadi 34,91% (2011), 20% (2012),15% (2013) dan 10% (2014) Peningkatan Hijauan Pakan Ternak (HPT) Penambahan berat badan harian sapi lokal 0,4-0,8 kg Pengembangan sumber benih/bibit HPT 36 UPTD dan 41 kelompok Pemanfaatan hasil samping tan/bun 9 jenis. pengembangan unit pengolah HPT 77 kelompok Penanggulangan penyakit gangguan reproduksi terhadap 91.000 ekor Rumah Potong Hewan (RPH) yang menjalankan butchering system SWASEMBADA DAGINGSAPI/KERBAU 2014 integrasi ternak-tanaman 333 kelompok pengembangan lumbung pakan 111 kelompok
V DUKUNGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA UNTUK PENCAPAIAN SWASEMBADA PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN
DUKUNGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA UNTUK PENCAPAIAN SWASEMBADA PANGAN
Kerja Sama Litbang Pertanian KonsorsiumPenelitian Kerja Sama Kemitraan Penelitian Pertanian dengan Perguruan Tinggi (KKP3T) Program Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa (PKPP) Kerja Sama Kemitraan dengan Instansi Pemerintah/LSM Hibah Luar negri Kerja Sama Kemitraan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Nasional (KKP3N) Kerja Sama Kemitraan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Internasional (KKP3I) Kerja Sama Kompetitif Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi (KKP2TPSL)