130 likes | 340 Views
BEBERAPA POLA PENDEKATAN UNTUK MENEMUKAN KEBENARAN. ILMU = KEBENARAN.
E N D
ILMU = KEBENARAN • ada perbedaan antara pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science). Pengetahuan itu bisa benar bisa salah. Pengetahuan yang benar disebut al-‘ilmu atau haq, sedangkan pengetahuan yang salah disebut persepsi atau opini. Pendek kata, pada hakikatnya, kebenaran (al-haq, al-‘ilmu) adalah mutlak, absolut, sedangkan yang berbeda-beda adalah persepsi orang tentang kebenaran.
alamsebagaifaktadengansegalahukumnyaadalahabsolut, tetapiilmupengetahuanalam yang ditemukanmanusiabersifatrelatif. Sebagaicontoh, bahwa Al-Qur;anmenjelaskanbahwa planet ituadasebelas (ihda ‘asyratakaukaban), tetapiparaahliastronomimenyebutkanhanyasembilan. Demikianpuluhantahunpendapatitumendominasi. Kemudianditemukanlagisatu planet sehinggaberjumlah 10, kiniterakhirditemukansatu planet lagisehinggamenjadisebelas. Jadijumlah planet sebagaifaktaadalahabsolutnamunpengetahuanmanusiatentang planet bersifatrelatif.
Manusiadenganrasionyaberusahamencarikebenaran (ilmu). Caranya, setiap data yang masukkeotakakandiolahdenganparadigmaberfikirnyasehinggamenjadisebuahpengetahuan (kesimpulan), tetapiapakahkesimpulanitusebagaiilmuatauhanyapersepsibelumlahpasti. Karenaituwajarkalaukesimpulanseseorangtentangsesuatusukaberubah-ubah. Teori yang hariinidianggapbenartetapibeberapatahunkemudiandirevisibahkandibuang. Dalamprosesmenemukankebenaranitu, manusiaseringharusmenempuhkesalahan-kesalahan yang banyaktiadaterhingga, ataubersifattrial and error.
Untunglahturunwahyu. Fungsiwahyuadalahuntukmembantumanusia agar janganterlalu lama ataujanganterlalusulitmenemukankebenaran, terutamadalampersoalan-persolanmetafisikaatautentanghakikatsesuatu. Dan sangatmungkinkalauhanyamengandalkankekuatannalarsemata, terlalubanyakhal yang takdapatditemukannyapadahalilmusangatpentingdimilikiuntukbekaldiduniaini, misalnyaapaartihidup, apaitumati, bagaimanasetelahmati, apaitusyetandanbagaimanasikapmanusiaterhadapsyetan. Wahyumemberikaninformasiseputarmasalah-masalahdiatas yang tidakmungkindapatditemukanmelaluipenelitianempirik.
Manusia dengan rasio yang berfikir berlandaskan kausality, tidak dinilai serba mampu untuk mencapai segenap ilmu, karena rasio memiliki daya deteksi yang terbatas. Oleh karena itu, apabila rasio dijadikan sebagai ukuran segenap kebenaran agaknya terlalu riskan
Denganhubungankausalitysebagaimanadijelaskandiatas, di Barat hanyadikenalduakatagoriilmu, yakniEmpirical Science (ilmuEmpirik) danRational Science (ilmurasional) Empirical scienceadalahmanakalakebenarannya yang bersumberkepadainderaterutamamata, dengankata lain dapatdilihat, diobservasiataudibuktikanmelaluieksperimen, misalnyailmukedokteran, Fisika, Kimia, Biologi, dll. Jikadalamujicobatersebuttidakterbuktiberartiteoriitusalah
Sedangkan Rational science ialah kebenaran yang bersumber kepada rasio (akal). Benar tidaknya sesuatu diukur oleh signifikansi hubungan antara sebab dan akibat. Apabila terjadi hubungan sebab dan akibat yang jelas, maka itu dikatakan logis, rasional dan dianggap benar. Tetapi jika hubungan antara sebab dan akibat itu tidak nampak jelas maka dinilai tidak rasional dan salah.
Di luar Empirical science dan Rational science adalah belief (kepercayaan) semata-mata dan bukan ilmu. Jadi berita tentang bangkit dari kubur, jin, malaikat, termasuk cerita tentang mukjizat, karena persoalan tersebut tak dapat dibuktikan dengan indera maupun dengan rasio, maka dinyatakan bukan ilmu melainkan sekadar kepercayaan
sebenarnyailmuituadaempatmacambukanduasebagaimanadalampemikirandi Barat. KeempatmacamilmuituadalahilmuEmpirik (‘Ain al-yaqin), IlmuRasional (‘Ilmu al-yaqin), Suprarasional (Haqq al-yaqin) danMetarasional (‘ilmu al-Ghaib). Dalamterminologi lain, IlmuEmpirikdanilmuRasionaldikatagorikanIlmuBayány. IlmuSuprarasionalmerupakanilmuBurhány,sedangkanMetarasionaldisebutilmu ‘Irfány
Di luar yang empat itu ada yang disebut irrasional, yakni manakala kejadian tersebut sangat mustahil menurut akal, misalnya dikatakan bahwa benda itu diam dan pada saat yang sama benda itu bergerak. Ini irrasional. Termasuk ke dalam irrasional adalah tahayyul. Irrasional bukanlah ilmu tetapi takhayyul (hayalan) atau kepercayaan tak berdasar. Lihat tabel di bawah ini.