490 likes | 789 Views
Tugas Akhir Sawitri Satwikajati 0910710013 2013. Hubungan Profil Lipid Pada Diabetes Mellitus Tipe II Terhadap Morfologi Mikroskopik Eritrosit Abnormal. Biodata. Nama : Sawitri Satwikajati TTL : Ponorogo , 26 Maret 1991
E N D
TugasAkhir SawitriSatwikajati 0910710013 2013 HubunganProfil Lipid Pada Diabetes Mellitus Tipe II TerhadapMorfologiMikroskopikEritrosit Abnormal
Biodata • Nama : SawitriSatwikajati • TTL : Ponorogo, 26 Maret 1991 • AlamatAsal : Jl. Ontorejo 28, Kepatihan, Ponorogo • Contact Person: • 085 649 738 820 • Satwikajatis@gmail.com • Satwikajatis@yahoo.com • RiwayatPendidikan: • TK Perwanida, Kepatihan, Ponorogo (1994-1997) • SDN 1 Mangkujayan, Ponorogo (1997-2003) • SMPN 1 Ponorogo (2003-2006) • SMAN 3 Yogyakarta (2006-2009) • ProdiPendidikanDokter, FKUB (2009-sekarang)
Hiperlipidemiamerupakansalahsatukomplikasi DMT II. Angkakejadian DMT II meningkat 40 % selamaperiode 2000-2010 (Farah, 2008). PenelitianKumar et al., 2011 membuktikanbahwaterjadi ↑ kolesterol, ↑ phospholipid, ↑ rasiokolesterol-phospholipiddan ↓ Na+K+ATPasepadamembraneritrositpasiendenganriwayat DMT II (dengandantanpamedikasi) maupunpasiendengan diagnosis baru DMT II, namunbelumdijelaskanjenisprofil lipid mana yang berpengaruhterhadaperitrosit abnormal. LatarBelakang Strukturmembraneritrosittersusunatasphospholipid yang didalamnyaterdapatkolesterol. Peningkatanjumlahkolesterolmenyebabkanperubahanpadastrukturmembraneritrosit yang berakibatpadaperubahanmorfologieritrosit (Hoffbrandet al., 2005 ) PenelitianManjunathaet al., 2000 (in vitro) membuktikanbahwa lama inkubasikolesterolterhadaperitrositberbandinglurusdenganperubahanmorfologieritrosit (crenation cell) danpeningkatanrasiokolesterol-phospholipidmembraneritrosit.
MasalahPenelitian Apakahterdapathubunganantaraprofil lipid meliputilow density of lipoprotein (LDL), high density of lipoprotein (HDL), kolesterol total, dantrigliserida (TG) padapasien DMT II terhadapmorfologimikroskopikeritrosit abnormal.
TujuanUmum TujuanKhusus Mengetahuihubunganprofil lipid padapasien DMT II terhadapmorfologimikroskopikeritrosit abnormal. • Mengetahuihubungankolesterol total padapasien diabetes mellitus tipe II (DMT II) terhadapmorfologimikroskopikeritrosit abnormal. • Mengetahuihubungankolesterol total melalui TG padapasien diabetes mellitus tipe II (DMT II) terhadapmorfologimikroskopikeritrosit abnormal. • Mengetahuihubungankolesterol total melalui LDL padapasien diabetes mellitus tipe II (DMT II) terhadapmorfologimikroskopikeritrosit abnormal. • Mengetahuihubungankolesterol total melalui HDL padapasien diabetes mellitus tipe II (DMT II) terhadapmorfologimikroskopikeritrosit abnormal. • Mengetahuihubungan TG padapasien diabetes mellitus tipe II (DMT II) terhadapmorfologimikroskopikeritrosit abnormal. • Mengetahuihubungan LDL padapasien diabetes mellitus tipe II (DMT II) terhadapmorfologimikroskopikeritrosit abnormal. • Mengetahuihubungan HDL padapasien diabetes mellitus tipe II (DMT II) terhadapmorfologimikroskopikeritrosit abnormal.
Hiperlipidemiapada DMT II diakibatkanolehmetabolisme lipid jalur endogen yang berlebihan (Muls, 2012). • Pada DMT II terjadihipertrigliserida yang menghasilkanpeningkatan VLDL. Hal initerjadikarenakecepatansintesisde novoasamlemaktidakdiimbangidengankecepatanpenyimpanannyapadajaringanlemak (Nadia, 2012) Pada DMT II, ↑ lipolisisdiakibatkanolehaktifitashormonkontra insulin yang ↑ cAMP yang dapatmengaktifkan protein kinaseuntukmemfosforilasihormonsensitif lipase (HSL). HSL terfosforilasimenghasilkanasamlemakpertamadaritriasilgliserol. Asamlemak yang masihterikatdibebaskanolehlipasebukan HSL. Asamlemakbebasiniakanberedardalamsirkulasi (Kadri, 2012). TINJAUAN PUSTAKA Peningkatankadar TG danpenurunankadarhigh-densityof lipoprotein (HDL) terjadipadasemuapasien DMT II sedangkankenaikankadar LDL hanyaterjadipadapasienusiadiatas 59 tahun (Jostenet al., 2006).
Kandungan Lipoprotein (Aksono, 2012). Apoprotein Fosfolipid Trigliserida Kolesterol Kilomikron VLDL LDL HDL
NamundiLaboratorium parameter kolesterol yang diukurhanyakolesterol total, TG, LDL, dan HDL RumusFriedwald(Saiedullahet al., 2011) Sehingga kolesterol total = LDL + HDL + 1/5 TG TG LDL Kolesterol Total (CH) HDL
Kumar et al., 2011 ↓ Na+K+ATPase ↑ kolesterol ↑ phospholipid Eritrosit (crenated cell) Manjunathaet al., 2000 Penurunan ion K+ intra sel, dehidrasisel, peningkatan pH, danpenurunan ATP. ↑ rasiokolesterol-phospholipid Akantosis (Harvey, 2011; Longmoreet al., 2010) Ekinositdikenalsebagaicrenation cell (Kenneth et al., 1990).
Ikatan LDL dan VLDL padamembranselmenghasilkankolesterol yang dihasilkandarihidrolisisapoproteindankolesterol ester. • Kolesterolinidigunakansebagaibahanutamauntuksekresiphospholipiddan steroid. • Hidrolisiskolesterol ester didalammembranerirositmenghasilkankompartemenkolesteroltidakteresterifikasi. ABCA 1 dan SR-B1 adalah protein pengangkut yang bertugassebagaipenyeimbangkolesterolintrasel. Protein pengangkutiniberinteraksidengan apo-1 dan LCAT untukmengangkutkelebihankolesterolke HDL. Murray et al., 2009
Kolesterolmempengaruhifluiditasmembrandenganmempengaruhisuhutransisi (Tm). Hiperkolesterolmenyebabkansuhutransisitidakdapatdibedakansehinggalebihsensitifterhadaprangsangan. Suhutransisi yang tidakteratur, terutamapadakeadaansuhutransisirendahakanmenyebabkanpeningkatanfluiditasmembran yang dipicuolehkolesteroldalaminteraksinyadenganekorasamlemaktakjenuh. Peningkatanfluiditasmembranmenyebabkanperubahanstrukturmembrandarikeadaanteratur (seperti gel) menjaditidakteratur (fluida).(Murray et al., 2009). BACK
↑ RasioKolesterol-Phospholipid Lajupeningkatankolesteroldidalamseldidugalebihtinggidaripadalajupeningkatanphospholipidsehinggarasiokolesterol-fosfolipidmeningkat. Peningkatanrasiokolesterol-phospholipidmenyebabkansuhutransisi (Tm) tidakdapatdibedakansehinggakolesteroldapatdenganmudahmenggangguinteraksiekorhidrokarbonasamlemaksehinggameningkatkanfluiditas (Murray et al., 2009). BACK
Na+K+ATPase • PenurunanNa+ K+ATPasedisebabkanolehpeningkatanjalurpoliol yang menyebabkanaktivasiprotein kinase C. • Na+ K+ATPasedigunakanuntukpompanatrium-kaliumdalam transport aktif primer. Pompanatrium-kaliumbertanggungjawabuntukmenjagaperbedaankonsentrasinatriumdankaliumdiantarakeduasisimembran sel. • Pompainidigunakanuntukmenjaga agar konsentrasi Na intra selrendah. • Jikapompainiterganggumaka Na intra seltinggi, memicukondisihipertonis, menyebabkanakumulasicairan intra sel.
TinjauanBerpikir DMT II Hiperglikemia ↓aktivitasasetil-KoAkarboksilase ↑ jalurpoliol cAMP ↑ Lipolisis aktivasiprotein kinase C Reseptor, Enzim Regulator ↑kolesteroltotal,↑LDL,↑Trigliserida↓HDL ↓ Na+K+ATPase ↑ rasiokolesterol-phospholipid ↑ Na+ & ↓ K+intrasel ↑ ATP ↑ kolesterol, ↑phospholipid ↑ cairanintrasel, dehidrasiekstrasel ↓ suhu Tm Eritrosit abnormal ↑ fluiditasmembran
KerangkaKosep & Hipotesis DMT II Eritrosit Profil Lipid StrukturMembran Kolesterol Total LDL TG HDL ↑ Kolesterol, ↑ Phospholipid ↑ HidrolisisMembran ↑ RasioKolesterol-Phospholipid MorfologiMikroskopikEritrosit ↓ Na+K+ATPase Normal Abnormal HIPOTESIS: Terdapathubunganantaraprofil lipid; low density of lipoprotein (LDL), high density of lipoprotein (HDL), kolesterol total, dantrigliserida (TG) padapasien DMT II terhadapmorfologimikroskopikeritrosit abnormal.
Metodologi • Observasionalanalitikdenganpendekatancross sectional untukmelihathubunganantaraprofil lipid; kolesterol total,LDL, HDL, dan TG pada diabetes mellitus tipe II terhadapmorfologimikroskopikeritrosit abnormal. • Pengaruhprofil lipid terhadapmorfologimikroskopikeritrosit abnormal dianalisismenggunakananalisisjalur (path analysis).
TempatdanWaktuPenelitian • LaboratoriumPatologiKlinikdan bag. RekamMedisRSUD dr. Harjono, PonorogopadabulanOktober 2012 • Pengambilangambar(foto) sampeldilakukandiLaboratoriumPatologiAnatomiFKUBpada 7 November 2012.
Populasi • Populasi target padapenelitianiniadalahsmear darahpasien, datahasilpemeriksaankimiakolesterol, danrekammedisyang adadi RSUD. Dr. Harjono, Ponorogo. • Populasiterjangkaupadapenelitianiniadalahsmear darah, datahasilpemeriksaankimiakolesterol, danrekammedispasien diabetes mellitus tipe II dan non diabetes meitustipe II yang adadilaboratoriumpatologiklinikdanpoli RSUD Dr. Harjono, Ponorogo.
MetodePengambilanSampeldanJumlahSampel Sampledipilihmenggunakanmetodepurposive sampling dandihitungmenggunakanmetoderole of thumb (Dahlan, 2009) Rumus: Jumlahvariabelbebasyang ditelitiadaempatsehinggabesarsampeladalah20 – 200. N = 5 – 50 kali jumlahvariabelbebas yang diteliti
TeknikAnalisis Data • UjiNormalitas • UjiKomparasi • UjiKorelasi • Path Analysis • Berdasarkantinjauanpustaka, makaditetapkanskema: TG LDL MorfologiMikroskopikEritrosit Abnormal CH HDL
LDL – Eritrosit Abnormal Kontrol Kasus
HDL – Eritrosit Abnormal Kontrol Kasus
TG – Eritrosit Abnormal Kontrol Kasus
CH – Eritrosit Abnormal Kontrol Kasus
e1 0.329 Path Analysis e2 0.148 TG 0.944 (0.000) 0.115 (0.254) 0.363 (0.031) CH EA 0.880 (0.000) 0.144 (0.651) Dari perhitungankoefisienjalur(Lampiran 3) diperolehpersamaanuntuk model persamaan (1) sampai (4)adalahsebagaiberikut: • TG = 0.944CH + 0.329 e1 (p=0.000<α) (p=0.000) • LDL = 0.880CH + 0.115TG + 0.148e2 (p=0.000<) (p=0.000) (p=0.254) • HDL = -0.485CH - 0.472LDL + 0.947 e3 (p =0.000<) (p=0.273) (p=0.286) • EA = 0.716CH+ 0.363TG+ 0.144LDL + 0.239HDL + 0.214 e4 (p=0.000<) (p=0.032) (p=0.031) (p=0.651) (p=0.163) LDL 0.716 (0.032) - 0.472 (0.286) - 0.485 (0.273) 0.239 (0.163) e3 0.947 HDL e4 0.214
Validasi Model • Untukmenentukan model yang terbaikatau validasi model digunakankoefisiendeterminasi. Perhitungankoefisiendeterminasi total adalahsebagaiberikut. CH, TG, LDL, dan HDL secarabersama-samamempengaruhieritrositabnormal(EA) pada DMT II sebesar 99.9%,sedangkan variabel lain yang tidak terdapat dalam modelmempengaruhi EA sebesar0.1%.
Dari penghitungan dengan menggunakananalisisjalurdiperoleh pula hasil sebagaiberikut : • Berdasarkanhasilvaliditas model diperoleh = 0.999 yang ternyatalebihbesardari R2 = 0.960 yang diperolehdarihasilregresi linier berganda (Lampiran 3). Dengandemikian model pada persamaan (1) sampai (4) dalam analisis jalur jauhlebihbaikdibandingkan model pada perolehan regresi linier berganda dalam menjelaskan pengaruh secara bersama-sama CH, TG, LDL, dan HDL pada DMT II terhadapmorfologimikroskopikeritrositabnormal (EA).
Pengaruh langsung (direct effect) dan pengaruh tidaklangsung (indirect effect) darivariabel CH, TG, LDL, dan HDL pada DMT II terhadapmorfologimikroskopikeritrositabnormal(EA) yang ditunjukkanolehtabel di bawah ini.
Analisis jalur pada tiap blok • Model 1: TG = 0.944CH + 0.329 e1 (p=0.000<) CH 0.944 (0.000) TG e1 = 0.329 Ada pengaruh yang sangat signifikan secara langsung CH terhadap TG sebesar 0.944 (p=0.000<), nilai 0.944 menunjukkan adanya hubungan yang positif. Bila CH meningkat pada DMT II maka akan berakibat padapeningkatanTG. Prosentase pengaruh CH terhadap TG sebesar koefisien determinasi kali seratus persen: R2 x 100% = 0.892 x 100% = 89.2% (Lampiran 3). Hal ini dapat diartikan bahwa dalam penelitian ini TG dipengaruhi oleh CH sebesar 89.2%, sedangkan sisanya 10.2% TG dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak ada pada model.
CH • Model 2: LDL = 0.880CH + 0.115TG + 0.148e2 (p=0.000<) 0.880 (0.000) LDL e2 = 0.148 0.115 (0.254) TG Ada pengaruh yang signifikan secara langsung CH 0.880 (p=0.000<α) dan ada pengaruh tidak signifikan secara langsung TG 0.115 (p=0.254>α) terhadap LDL (p=0.000<α). Nilai-nilai tersebut menunjukkan adanya hubungan yang positif. Bila CH maupun TG meningkat maka akan berakibat LDL juga meningkat. Prosentase pengaruh CH dan TG terhadap LDL sebesar koefisien determinasi kali seratus persen: R2 x 100% = 0.978 x 100% = 97.8% (Lampiran 3). Hal ini dapat diartikan bahwa dalam penelitian ini LDL dipengaruhi oleh CH dan TG sebesar 97.8%, sedangkan sisanya 2.2% LDL dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak ada pada model.
CH • Model 3: HDL = -0.485CH - 0.472LDL + 0.947 e3 (p =0.000<α) - 0.485 (0.273) HDL e3 = 0.947 - 0.472 (0.286) LDL Ada pengaruh yang tidaksignifikan secara langsung CH -0.485 (p=0.273>α) dan LDL -0.472 (p=0.286>α) terhadap HDL (p=0.000<α). Nilai-nilai tersebut menunjukkan adanya hubungan yang negatif. Bila CH dan LDL meningkat maka akan berakibat penurunan pada HDL. Prosentase pengaruh CH dan LDL terhadap HDL sebesar koefisien determinasi kali seratus persen: R2 x 100% = 0.910 x 100% = 91% (Lampiran 3). Hal ini dapat diartikan bahwa dalam penelitian ini HDL dipengaruhi oleh CH dan LDL sebesar 91%, sedangkan sisanya 9% HDL dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak ada pada model.
CH Ada pengaruh yang signifikan secara langsung CH 0.716 (p=0.032<α)danTG 0.363 (p=0.031<α), ada pengaruh yang tidak signifikan secara langsung LDL 0.144 (p=0.651>α)danHDL 0.239 (p=0.163>α) terhadap eritrosit abnormal (p=0.000<α). Prosentase pengaruh CH, TG, LDL, dan HDL terhadap eritrosit abnormal sebesar koefisien determinasi kali seratus persen: R2 x 100% = 0.960 x 100% = 96% (Lampiran 3). Hal ini dapat diartikan bahwa dalam penelitian ini eritrosit abnormal dipengaruhi oleh CH, TG, LDL dan HDL sebesar 96%, sedangkan sisanya 4% eritrosit abnormal dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak ada pada model. • Model 4: EA = 0.716CH + 0.363TG + 0.144LDL + 0.239HDL + 0.214e4 (p=0.000<) 0.716 (0.032) e4 = 0.214 TG EA 0.363 (0.031) 0.144 (0.651) LDL 0.239 (0.163) HDL
Pembahasan DapatDisebabkanOlehPerubahanSpikuladanKomposisiPhospholipid ↑ RasioKolesterol-Phospholipid Eritrosit Abnormal ↑ FluiditasMembran Profil Lipid padaDMT II ↑ KekakuanMembran HbA1c TG berpengaruhsignifikan(β = 0.363, p = 0.031) terhadaperitrosit abnormal. Interaksi TG denganlipasemenyebabkanpelepasanlemakbebasdigunakansebagaibahanbiosintesisphospholipidmenyusunmembran; triasilgliserol, phosphatidylcoline, danphosphatidyletanolamine. Peningkatansintesisphospholipidmenyebabkanstrukturphospholipidsemakinberdesakansehinggamembentukbentukansepertiduridanmenyebabkangangguanpada transport aktif amino phospholipid. DominasiMetabolisme Lipid Jalur Endogen Ciri: ↑TG
↑ RasioKolesterol-Phospholipid • Sumberkolesterolmembranselberasaldariinteraksikolesteroldan LDL dgnmembran(Campbell; Murray et al.,2009). • Paparankolesterolterhadaperitrositmenyebabkankolesterolmenyisipkedalambilayerdenganmelibatkangugushidroksil polar. • Aktifitas LDL dgnmembrandipengaruhiolhkebutuhansintesis steroid. • Kolesterol total berpengaruhsignifikan (β = 0.716; p = 0.032) sedangkan LDL tidakberpangaruhsignifikanthdperitrosit abnormal (β = 0.144, p = 0.651) sehinggapaparankolesterolterhadaperitrositlebihberperandaripada LDL karenapadainteraksi LDL tergantungkebutuhansteroid.
↑ FluiditasMembran Paparankolesterolterhadaperitrositmenyebabkancincinhidrokarbonkolesterolberinteraksidenganrantaiasamlemak yang dapatmenurunkanmobilitassehinggamembranterkesankaku. Padasuhurendah, penyisipankolesterolsebenarnyaberfungsiuntukmenjagafluiditasmembrannamundenganadanyakekacauanpadasuhutransisiakibatpeningkatanrasiokolesterol-phospholipiddanpenyisipankolesterolterusmenerusmenyebabkanpenambahanpanjangrantaiasamlemak yang menyebabkanpeningkatanfluiditasmembran.
Pembahasan ABCA 1 dan SR-B1 adalah protein pengangkut yang bertugassebagaipenyeimbangkolesterolintrasel. Protein pengangkutiniberinteraksidengan apo-1 dan LCAT untukmengangkutkelebihankolesterolke HDL. Kolesterol yang terdapatdalam HDL mengalamiesterifikasisehinggatercipta gradient konsentrasi yang menarikkolesteroldarijaringandan lipoprotein lain. TernyatadalampenelitianiniHDL tidaksecarasignifikan (β = 0.239; p = 0.163) mempengaruhimorfologimikroskopikeritrosit abnormal. Besarnyakoefisien error (e3 = 0.947) menunjukanbahwa HDL dipengaruhiolehfaktor lain yang tidakdisebutkandalampenelitianini.
Scientific Gap Dalampenelitianinitidakdilakukanpenilaianterhadap HbA1c, ↑ rasiokolesterol-phospholipid, fluiditas, dankekakuanmembransertaperanpolioldalammempengaruhiNa+K+ATPasedalamhubungannya dg dehidrasi. Hal inimembukakesempatanuntukdilakukanpenelitiantentanghalini.
Kesimpulan Hipotesisdalampenelitianinitidaksemuanyaterbuktikarenahanyajalurlangsungkolesterol total (β = 0.716, p = 0.032) dan TG (β = 0.363, p = 0.031) yang memberikanpengaruhsignifikanterhadapmorfologimikroskopikeritrosit abnormal, sedangkanjalurlangsung LDL (β = 0.144, p = 0.651) dan HDL (β = 0.239, p = 0.163) tidakmemberikanpengaruhsignifikanterhadapmorfologimikroskopikeritrosit abnormal.
Saran • Perludilakukanpenelitianserupadenganmelibatkansampel yang lebihbesaruntukmemperkuatataumenyanggahpenelitianini. • Penelitianlebihlanjutdenganmetodecohortuntukmemastikanbahwaabnormalitaseritrosit yang ditimbulkandisebabkanolehprofil lipid. • Pengembangananalisisjalurpadaprofil lipid. • Penelitianlebihlanjutdenganmelibatkanscientific gap (slide 46). • AnalisisdenganmetodeSAMuntukmelihatadanyahubunganduaarahantarvariabel.