380 likes | 791 Views
BENTUK AKAD KEPERCAYAAN. Yeni Salma Barlinti Hukum Perikatan Islam Senin , 11 April 2011. Bentuk Akad Kepercayaan. Wadi’ah Wakalah Kafalah Hiwalah Rahn ‘ Ariyah. 1. WADI’AH. Secara etimologi menempatkan sesuatu yang ditempatkan bukan pada pemiliknya untuk dipelihara .
E N D
BENTUK AKAD KEPERCAYAAN YeniSalmaBarlinti HukumPerikatan Islam Senin, 11 April 2011
BentukAkadKepercayaan • Wadi’ah • Wakalah • Kafalah • Hiwalah • Rahn • ‘Ariyah
1. WADI’AH • Secaraetimologi menempatkansesuatu yang ditempatkanbukanpadapemiliknyauntukdipelihara. • Secaraterminologi: • UlamaHanafi: Mengikutsertakanorang lain dalammemeliharaharta, baikdenganungkapan yang jelas, melaluitindakan, maupunmelaluiisyarat. • UlamaMaliki, Syafi`i, danHambali (Jumhurulama): Mewakilkanorang lain untukmemeliharahartatertentudengancaratertentu. Wadi`ah : menitipkansesuatuhartaataubarangpadaorang yang dapatdipercayauntukmenjaganya.
RukunWadi’ah • Muwaddi’ (penitip) • Cakapmenuruthukum • Mustawdi’ (penerimatitipan) • Cakapmenuruthukum • Obyek • Harusdapatdikuasaidandiserahterimakan • Ijabkabul • Lisan, tulisan, atauisyarat
KetentuanWadi’ah • Status wadi`ahditanganorang yang dititipibersifatamanah, sehinggaseluruhkerusakan yang terjadiselamapenitipanbarangtidakmenjaditangungjawaborang yang dititipi, kecualikerusakannyadisengajaatauataskelalaianorang yang dititipi • Aqadmenjadibatalapabiladalamakadwadi`ahdisyaratkanbahwaorang yang dititipidikenaigantirugiataskerusakanbarangselamadalamtitipan, sekalipunkerusakanbarangitubukanataskesengajaanataukelalaiannya. • Pihak yang dititipkanbarangtidakbolehmemintaupahdaribarangtitipanitu
Wadi`ahamanahmenjadiWadi’ahdhamanah • Barangitutidakdipeliharasecarasemestinyaolehorang yang dititipi. • Barangtitipanitudititipkanolehpenerimatitipankepadaorang lain (pihakketiga). • Barang titipan itu dimanfaatkan oleh orang yang dititipi. • Orang yg dititipi mencampurkan brg yg dititipkan dgn harta pribadinya. • Orang yang dititipi mencampurkan barang titipan dengan harta pribadinya, sehingga sulit untuk dipisahkan. • Orang yang dititipi melanggar syarat-syarat yang telah ditentukan • Barangtitipandibawaberpergianjauh (as-safar).
2. WAKALAH • Wakalahadalahpemberiankuasakepadapihak lain untukmengerjakansesuatu
RUKUN & SYARAT WAKALAH • Syarat-syaratmuwakkil(pemberikuasa): • Cakaphukum • Pemiliksah yang dapatbertindakterhadapsesuatu yang diwakilkan • Orangmukallafatauanakmumayyizdalambatas-batastertentu, yaknidalamhal-hal yang bermanfaatbaginyasepertimewakilkanuntukmenerimahibah, menerimasedekahdansebagainya • Syarat-syaratwakil (penerimakuasa): • Cakaphukum • Dapatmengerjakantugas yang diwakilkankepadanya • Obyek (hal-hal yang diwakilkan): • Diketahuidenganjelasolehwakil • Tidakbertentangandengansyariah Islam • Dapatdiwakilkanmenurutsyariah Islam • Ijabkabul • Dilakukandenganlisan, tertulis, isyarat, danatauperbuatan • Wakilmenerimapemberianwakalahdarimuwakkil
KETENTUAN DALAM WAKALAH • Perbuatan yang dilakukanolehwakildalamhalhibah, pinjaman, gadai, titipan, peminjaman, kerjasama, dankerjasamadalam modal/usahaharusdisandarkankepadakehendakmuwakkil • Jikawakilmenerimakuasapenjualan, pembelian, pembayaran, ataupenerimaanpembayaranutangataubarangtertentu, makadianggapmenjadibarangtitipan • Jikadisyaratkanupahuntukwakilmakaiaberhakatasupahnyasetelahmemenuhitugasnya (Wakalahbilujrah). Jikatidakdisyaratkan, iatidakberhakmemintapembayaran, perbuatannyatersebuthanyabersifatkebaikan.
BERAKHIRNYA AKAD WAKALAH • Muwakkilmencabutwakalahnyadariwakil • Wakilmengundurkandiri • Muwakkilmeninggaldunia • Waktukesepakatantelahberakhir • Tujuanwakalahtelahtercapai • Objekwakalahtidakmenjadimilikmuwakkil
3. KAFALAH • Kafalah = dhaman = hamalah = za’amah • Kafalahadalahjaminanataugaransi yang diberikanolehpenjaminkepadapihakketiga/pemberipinjamanuntukmemenuhikewajibanpihakkedua/peminjam
KAFALAH 1. PENJAMIN/KAFIL 3. PEMBERI PINJAMAN/ MAKFUL LAHU 2. PEMINJAM/ MAKFUL ‘ANHU
RUKUN & SYARAT KAFALAH • Pihakpenjamin (Kafiil) • Baligh (dewasa) danberakalsehat • Berhakpenuhuntukmelakukantindakanhukumdalamurusanhartanyadanrela (ridha) dengantanggungankafalahtersebut • Pihakorang yang berutang (ashiil, makfuul ‘anhu) • Sanggupmenyerahkantanggungannya (piutang) kepadapenjamin • Dikenalolehpenjamin • Pihakorang yang berpiutang (makfuullahu) • Diketahuiidentitasnya • Dapathadirpadawaktuakadataumemberikankuasa • Berakalsehat
CONT’D • Obyekpenjaminan (makfulbihi) • Merupakantanggunganpihak/orang yang berutang, baikberupauang, benda, maupunpekerjaan • Bisadilaksanakanolehpenjamin • Harusmerupakanpiutangmengikat (lazim), yang tidakmungkinhapuskecualisetelahdibayarataudibebaskan • Harusjelasnilai, jumlahdanspesifikasinya • Tidakbertentangandengansyariah (diharamkan) • Ijabdankabul
KETENTUAN KAFALAH • Dalamakadkafalah, penjamindapatmenerimaimbalan (fee) sepanjangtidakmemberatkan • Kafalahdenganimbalanbersifatmengikatdantidakbolehdibatalkansecarasepihak • Jikapenjamin/kafilmeninggaldunia, ahliwarisnyaberkewajibanuntukmenggantikannyaataumenunjukpenggantinya. Jikatidakdapatmenghadirkanpenggantinyamakahartapeninggalanpenjaminharusdigunakanuntukmembayarutang yang dijaminnya • Jikapemberipinjamanmeninggaldunia, makaahliwarisdapatmenuntutsejumlahuangjaminankepadapenjamin/kafil
CONT’D • Jikapenjamin/kafiltelahmelunasiutangpeminjam/makfulanhukepadapemberipinjaman/makfullahu, makapenjamin/kafilberhakmenuntutkepadapeminjam/makfulanhusehubungandengankafalahnya • Jikapenjamin/kafilhanyamampumelunasisebagianutangpeminjam/makfulanhu, makaiahanyaberhakmenuntutsebesarutang yang telahdibayarkannya
DUA MACAM KAFALAH • Kafalahmuqayyadah(dengansyarat) • Penjamin/kafiltidakdapatdituntutuntukmembayarsampaisyaratitudipenuhi • Kafalahmutlaqah(tidakdengansyarat) • Kafalahdapatsegeradituntutjikautangituharussegeradibayarolehmakful ‘anhu
DUA BENTUK KAFALAH • Kafalahjiwa (kafalah bin Nafs) • Kafilbersediamenghadirkanorang yang iatanggungkepada yang iajanjikantanggungannya • Apabilakafiltidakdapatmenghadirkanorang yang iatanggung, maka: • menurutmazhabMalikikafilharusmembayarutangorang yang ditanggungnya, • menurutmazhabHanafikafilharusditahansampaidipastikanbahwaorang yang ditanggungtelahwafat (dalamhalinikafiltidakwajibmembayarutangkecualijikatelahdisyaratkan), • menurutmazhabSyafi’iapabilaorang yang ditanggungtelahwafatmakakafiltidakwajibmembayardenganhartakarenaiahanyamenjaminorangnya
CONT’D • Kafalahharta (kafalahbilmaal) • Kafalah bi al dayn • Kafilmembayarutangorang yang dijamin, dengansyarat: utangtersebutbersifatmengikatdanbarang yang dijamindiketahui • Kafalahdenganpenyerahanbenda • Kafilmenyerahkanbenda yang dijual • Kafalahdenganaib • Kafilmenjaminbarang-barangcacatkepadapenjualuntukmenggantikanbarangpembeli
PEMBEBASAN AKAD KAFALAH • Penjamin/kafilbebasdaritanggungjawabapabila: • Kafiltelahmenyerahkanbarangjaminankepadamakfullahuditempat yang sahmenuruthukum • Kafiltelahmenyerahkanbarangjaminankepadamakfullahusesuaidenganketentuanakadatausebelumwaktu yang ditentukan • Peminjam/makfulanhumeninggaldunia • Peminjam/makfulanhumembebaskannya (pembebasankafil, tidakmengakibatkanpembebasanutangpeminjam) • Peminjam/makfulanhudibebaskanutangnya • Pemberipinjamanberdamaidenganpenjamindanpeminjammengenaisebagianutang, dengandimasukkankedalamakadperdamaianmereka • Penjaminmemindahkantanggungjawabnyakepadapihak lain denganpersetujuanpihakpemberipinjamandanpeminjam
4. HIWALAH • Hiwalahadalahpengalihanutangdarimuhil al ashil(orang yang berutangasalkepadamuhal) kepadamuhal ‘alaih(orang yang berutangkepadamuhil al ashil)
HIWALAH MUHIL AL ASHIL (BerutangkpdMuhal) (BerpiutangkpdMuhal ‘alaih) 3. MUHAL ‘ALAIH (BerutangkpdMuhil) 2. MUHAL (BerpiutangkpdMuhil)
RUKUN HIWALAH • Muhilyakniorang yang berutangdansekaligusberpiutang, • Muhalataumuhtalyakniorangberpiutangkepadamuhil, • Muhal ‘alaihyakniorang yang berutangkepadamuhildanwajibmembayarutangkepadamuhtal, • Muhalbihyakniutangmuhilkepadamuhtaldan • Sighat (ijabkabul)
AkibatHukumHiwalah • Kewajibanpihakpertamauntukmembayarutangkepadapihakkeduaotomatisterlepas. TapisebagianmazhabHanafiberpendapat, kewajibantersebutmasihtetapadaselamapihakketigabelummelunasiutangnyakepadapihakkedua karenaakaditudidasarkanatasprinsipsalingpercaya, bukanprinsippengalihanhakdankewajiban. • Lahirnyahakbagipihakkeduauntukmenuntutpembayaranutangkepadapihakketiga. • MenurutmazhabHanafi, jikaakadhiwalahmuthlaqahterjadikarenainisiatifdaripihakpertama, makahakdankewajibanantarpihakpertamadanpihakketiga yang merekatentukansebelumnyamasihtetapberlaku, khususnyajikajumlahutangpiutangantaraketigapihaktidaksama.
DuaMacamHiwalah • Hiwalahmuqayyadahadalahhiwalahdimanamuhiladalahorangyang berutangsekaligusberpiutangkepadamuhal ’alaih • Hiwalahmuthlaqahadalahhiwalahdimanamuhiladalahorang yang berutangtetapitidakberpiutangkepadamuhal’alaih. Muhal ‘alaihbersediauntukmembayarutangmuhilkepadamuhal • Dapatberlakuhiwalahbilujrah, dimanaujrahadalahuntukmuhal ‘alaihkarenabersediauntukmembayarutangmuhilkepadamuhal • Jikautangmuhilkepadamuhaltelahlunas, makahaktagihutangdarimuhalberalihkemuhal ‘alaih
BerakhirnyaAkadHiwalah • Salahsatupihakmembatalkanakadhiwalahsebelumakadberlakusecaratetap. • Pihakketigamelunasiutangygdialihkanitukpdpihakkedua. • Pihakkeduawafat, & pihakketigamerupakanahliwarisnya. • Pihakkeduamenghibahkanhartayang merupakanutangdalamakadhiwalahitukepadapihakketiga. • Pihakkeduamembebaskanpihakketigadarikewajibannyauntukmembayarutang yang dialihkanitu. • UlamaHanafi : Hakpihakkedua, tidakdapatdipenuhikarenapihakketigamengalamibangkrut, wafatdalamkeadaanbangkrut, ataudalamkeadaantidakadabuktiautentiktentangbuktihiwalah, sedangkanpihakketigamengingkariakaditu. UlamaMaliki, Syafi`i, danHambali: selamaakadhiwalahsudahberlakutetap, makaakadhiwalahtidakdapatberakhirkarenahaltersebut.
5. RAHN(BarangJaminan) • Secaraetimologi tetap, kekal, danjaminan. • Rahn/gadaiadalahpenguasaanbarangmilikpeminjamolehpemberipinjamansebagaijaminan • UlamaMaliki harta yang dijadikanpemiliknyasebagaijaminanhutang yang bersifatmengikat. • UlamaHanafi sebagaijaminanterhadaphak (piutang) yang mungkindijadikansebagaipembayarhak (piutang) itu, baikseluruhnyamaupunsebagian. • UlamaSyafi`idanHambali sebagaijaminanutang, yang dapatdijadikanpembayarutangapabilaorang yang berutangtidakbisamembayarhutangnya.
RUKUN RAHN • Penerimagadai (murtahin) • Pemberigadai (rahin) • Hartagadai (marhun) • Utang (marhunbih) • Akad (ijabkabul)
SyaratUtang • Syaratal-marhunbihi (utang): • hakyang wajibdikembalikanolehorang yang berutang, • bolehdilunasidenganagunanitu, • jelasdantertentu.
SyaratBarangJaminan • Syaratal-marhun (barang yang dijadikanagunan): • boleh dijual dan nilainya seimbang dengan utang,dandapatdimanfaatkan, • jelasdantertentu, • miliksahorang yang berutang, • tidak terkait dengan hak orang lain, • harta yang utuh, • boleh diserahkan baik materinya maupun manfaatnya. • rahn sempurna bila barang yang dirahnkan secara hukum sudah di tangan pemberi utang & uang yang dibutuhkan telah diterima peminjam uang.
KETENTUAN RAHN • Murtahin (penerimagadai) mempunyaihakuntukmenahanmarhun (barang) sampaisemuautangrahin (yang menyerahkanbarang) dilunasi • Marhundanmanfaatnyatetapmenjadimilikrahin. Padaprinsipnya, marhuntidakbolehdimanfaatkanolehmurtahinkecualiseizinrahindengantidakmenguranginilaimarhundanpemanfaatannyaitusekedarpenggantibiayapemeliharaandanperawatannya • Pemeliharaandanpenyimpananmarhunpadadasarnyamenjadikewajibanrahinnamundapatdilakukanjugaolehmurtahin, sedangkanbiayadanpemeliharaanpenyimpanantetapmenjadikewajibanrahin
CONT’D • Besarbiayapemeliharaandanpenyimpananmarhuntidakbolehditentukanberdasarkanjumlahpinjaman • Penjualanmarhun • Apabilajatuh tempo, murtahinharusmemperingatkanrahinuntuksegeramelunasiutangnya • Apabilarahintetaptidakdapatmelunasiutangnya, makamarhundijualpaksa/dieksekusimelaluilelangsesuaisyariah • Hasilpenjualanmarhundigunakanuntukmelunasiutang, biayapemeliharaandanpenyimpanan yang belumdibayarsertabiayapenjualan • Kelebihanhasilpenjualanmenjadimilikrahindankekurangannyamenjadikewajibanrahin
RAHN TASJILY • FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL NO: 68/DSN-MUI/III/2008 TentangRAHN TASJILY • RahnTasjilyadalahjaminandalambentukbarangatasutangtetapibarangjaminantersebut (marhun) tetapberadadalampenguasaan(pemanfaatan) Rahindanbuktikepemilikannyadiserahkankepadamurtahin
6. ‘ARIYAH • Menurutetimologi sesuatu yang dipinjam; • Terminologifikih, adaduadefenisi yang berbedahukum asal akadnya. Apakah bersifat pemilikan terhadap manfaat atau hanya sekedar kebolehan memanfaatkannya • UlamaMalikidanHanafi : pemilikanmanfaatsesuatutanpagantirugi. Akibathukum peminjambolehmeminjamkanbarang yang iapinjamkepadapihakketiga. • UlamaSyafi`idanHambali: kebolehanmemanfaatkanbarangorang lain tanpagantirugi. Akibathukumpeminjamtidakbolehmeminjamkanbarang yang iapinjamkepadapihakketiga.
Akad `ariyah yang amanah dapat menjadi akad yang dikenakan ganti rugi apabila: • barang itu secara sengaja dimusnahkan atau dirusak, • barang itu disewakan atau tidak dipelihara sama sekali, • pemanfaatan barang pinjaman itu tidak sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku atau tidak sesuai dengan syarat yang disepakati bersama, dan • pihak peminjam melakukan sesuatu yang berbeda dengan syarat yang ditentukan sejak semula dalam akad.
WASSALAM TERIMA KASIH