420 likes | 958 Views
Faktor Kimia & Toksikologi Industri. dr.Ayu Cahyani Noviana MKKK. Faktor kimia. Faktor kimia - semua bahan kimia - bahan baku , bahan tambahan , hasil produksi dan hasil sampingan - lingkungan kerja industri toksikologi industri. Toksikologi - ilmu tentang racun
E N D
Faktor Kimia & ToksikologiIndustri dr.AyuCahyaniNovianaMKKK
Faktorkimia • Faktorkimia - semuabahankimia - bahanbaku, bahantambahan, hasilproduksidanhasilsampingan - lingkungankerja industri toksikologiindustri
Toksikologi - ilmutentangracun - ilmu yang mempelajarigangguankesehatan akibatbahankimiapadamahlukhidup • Paracelsus : All substance are poisons, there is none which is not a poison. The right dose differentiates a poison and remedy I. HIPERKES
Toksikologi • Toksikologihiperkes ilmuttgracun perlindungankeselamtandankesehatan nakerdan org lain ygadaditempatkerja bhnkimiaygdigunakan, diproduksi, ataudiolah • Agricola & paracelsus keracunanbijihtambang • Ramazzini Keracunanmerkuri
Toksikologi A. SEJARAH B. PENGERTIAN • Racun : bahankimia jml yang kecil gangguankesehatanataukeselamatanjiwa • Toksisitas : kemampuanbahankimiauntukmenimbulkankerusakanpadaorganismehidup C. DASAR HUKUM D. FAKTOR-2 FISIK E. TOKSIKOLOGI INDUSTRI F. PNEUMO-CONIOSIS I. HIPERKES
Toksikologi Industri A. SEJARAH B. PENGERTIAN • Hazard Kemungkinanuntukmenimbulkangangguankesehatan ( adverse health effect ) • Efek Perubahanjaringanbiologisakibatpemaparanbahankimia C. DASAR HUKUM D. FAKTOR-2 FISIK E. TOKSIKOLOGI INDUSTRI F. PNEUMO-CONIOSIS I. HIPERKES
Toksikologi Industri • Respon Proporsipopulasiyang menunjukkanefek • LD50 (Lethal Dose) Dosis(mg/kg BB)yang akanmenyebabkankematian 50 % darikelompokbinatangpercobaan • LC50 (Lethal Concentration) Konsentrasi(ppm = part per million)yangakanmenyebabkankematian 50% darikelompokbinatangpercobaanbiladihiruppadawaktutertentu • K = C X t
Toksikologi Industri A. SEJARAH B. PENGERTIAN Sifatfisikbahankimia a. Gas zat yang tidakmempunyaibentuktetapdanmengisiruangtertutupsecarasempurnapadasuhu 25°tekanan 760mmHg b. Uapfase gasdarisuatuzatcairdanzat padat Aerosoldispersi/ suspensipartikeldalam media gas - Partikelzatpadat ( fume, debu, asap) - Partikelzatcair( mist dan fog ) SIF FISIK-SIF KIMIA-JL MASUK-KERENTANAN-ABSORPSI-TRANSMRMASI-TOKSISITAS-EFEK-NAB C. DASAR HUKUM D. FAKTOR-2 FISIK E. TOKSIKOLOGI INDUSTRI F. PNEUMO-CONIOSIS I. HIPERKES
Toksikologi Industri A. SEJARAH B. PENGERTIAN • DebuAerosol daripartikelzatpadatdengandiameter 0,1-≥ 50 mikron. • Asap Aerosoldarizatkarbon yang berukuran < 0,5 mikron hasilpembakarantidaksempurnazat yang mengandungkarbon • Fume Aerosolyangdihasilkandarikondensasiuap metal yang dipanaskan SIF FISIK-SIF KIMIA-JL MASUK-KERENTANAN-ABSORPSI-TRANSMRMASI-TOKSISITAS-EFEK-NAB C. DASAR HUKUM D. FAKTOR-2 FISIK E. TOKSIKOLOGI INDUSTRI F. PNEUMO-CONIOSIS I. HIPERKES
Toksikologi Industri A. SEJARAH B. PENGERTIAN • MistAerosol yang terjadikarenakondensasiuapatauakibatpemecahanzatcairmenjadibentukdispersidengancara splashing atau foaming • Fog Suspensipartikelzatcairdiudara yang mempunyaiukurankoloidaldanmakroskopik SIF FISIK-SIF KIMIA-JL MASUK-KERENTANAN-ABSORPSI-TRANSMRMASI-TOKSISITAS-EFEK-NAB C. DASAR HUKUM D. FAKTOR-2 FISIK E. TOKSIKOLOGI INDUSTRI F. PNEUMO-CONIOSIS I. HIPERKES
Toksikologi Industri A. SEJARAH B. PENGERTIAN Sifat Kimia • Besarmolekul • Konsentrasi • Dayalarutdanjenispelarut • Jenissenyawa • Titiklebur, titikdidihdan BJ • Toksikokinetikadantoksikodinamika SIF FISIK-SIF KIMIA-JL MASUK-KERENTANAN-ABSORPSI-TRANSMRMASI-TOKSISITAS-EFEK-NAB C. DASAR HUKUM D. FAKTOR-2 FISIK E. TOKSIKOLOGI INDUSTRI F. PNEUMO-CONIOSIS I. HIPERKES
Beberapaistilah • Explosion UEL/LEL • Vapour density • Spesific gravity • Auto ignition • FlammableUFL/LFL • Combustible • Boiling Point • Melting point
Toksikologi Industri A. SEJARAH B. PENGERTIAN Port d’entree • Respiratory tract • GI tract • Skin SIF FISIK-SIF KIMIA-JL MASUK-KERENTANAN-ABSORPSI-TRANSMRMASI-TOKSISITAS-EFEK-NAB C. DASAR HUKUM D. FAKTOR-2 FISIK E. TOKSIKOLOGI INDUSTRI F. PNEUMO-CONIOSIS I. HIPERKES
Toksikologi Industri A. SEJARAH B. PENGERTIAN KERENTANAN INDIVIDU • USIA • KONDISI KESEHATAN INDIVIDU • HABITUASI • IDIOSYNCRASI • JENIS KELAMIN SIF FISIK-SIF KIMIA-JL MASUK-KERENTANAN-ABSORPSI-TRANSMRMASI-TOKSISITAS-EFEK-NAB C. DASAR HUKUM D. FAKTOR-2 FISIK E. TOKSIKOLOGI INDUSTRI F. PNEUMO-CONIOSIS I. HIPERKES
ToksikologiIndustri A. SEJARAH B. PENGERTIAN AbsorpsiBahan Kimia • AbsorpsiMelaluiSaluranPernafasan: • 90% melaluisal.pernafasan • Larutdalam air (AMMONIA, HCl, HF) langsungdiabsorpsisal. pernafasanatas • Konsentrasirendah alveoli • Konsentrasitinggi iritasidanoedemapo SIF FISIK-SIF KIMIA-JL MASUK-KERENTANAN-ABSORPSI-TRANSMRMASI-TOKSISITAS-EFEK-NAB C. DASAR HUKUM D. FAKTOR-2 FISIK E. TOKSIKOLOGI INDUSTRI F. PNEUMO-CONIOSIS I. HIPERKES
Toksikologi Industri A. SEJARAH B. PENGERTIAN • Tidaklarutdalam air (NO2, FOSGEN) Lesipada SPA -, SPB + • Kelarutandalam air sedang (OZON, KLOR), Lesitimbuldi SPA dan SPB • Takmenyebabkaniritasiseperti COdiserapcepatolehpembuluhdarah • Partikelzatpadatdapatmencapai alveoli ukuran SIF FISIK-SIF KIMIA-JL MASUK-KERENTANAN-ABSORPSI-TRANSMRMASI-TOKSISITAS-EFEK-NAB C. DASAR HUKUM D. FAKTOR-2 FISIK E. TOKSIKOLOGI INDUSTRI F. PNEUMO-CONIOSIS I. HIPERKES
Toksikologi Industri A. SEJARAH B. PENGERTIAN b.AbsorpsimelaluiKulit: • Bereaksidengankulitmenimbulkaniritasi primer MIS. ASAM-2, BASA-2, DAN PELARUT ORGANIK. • Menembuskulitmenimbulkansensitisasi MIS. FORMALDEHID, GARAM NIKEL, AS KROMAT. • Masukpembuluhdarahdanmenyebarkesistemik MIS. ANILIN, PARATHION, DAN TEL. SIF FISIK-SIF KIMIA-JL MASUK-KERENTANAN-ABSORPSI-TRANSMRMASI-TOKSISITAS-EFEK-NAB C. DASAR HUKUM D. FAKTOR-2 FISIK E. TOKSIKOLOGI INDUSTRI F. PNEUMO-CONIOSIS I. HIPERKES
Toksikologi Industri A. SEJARAH B. PENGERTIAN c. Absorpsimelaluisalurancerna : Faktor yang mempengaruhi: • Pengosonganlambung • Peristaltikusus • Asamlambung, enzympencernaandanmikroflora • Makanan SIF FISIK-SIF KIMIA-JL MASUK-KERENTANAN-ABSORPSI-TRANSMRMASI-TOKSISITAS-EFEK-NAB C. DASAR HUKUM D. FAKTOR-2 FISIK E. TOKSIKOLOGI INDUSTRI F. PNEUMO-CONIOSIS I. HIPERKES
ToksikologiIndustri A. SEJARAH B. PENGERTIAN 5.Transformasibiokimia/Metabolik Mekanismebiologi reaksitubuhuntukmengurangitoksisitas • Proses pengubahanbahankimiamenjadiderivat yang lebihlarutdalam air • Bisalebihtoksikataukurangtoksikmisalnya DDT CCl4 • Asamkuatdanbasakuattidakmengalamibiotransformasi SIF FISIK-SIF KIMIA-JL MASUK-KERENTANAN-ABSORPSI-TRANSMRMASI-TOKSISITAS-EFEK-NAB C. DASAR HUKUM D. FAKTOR-2 FISIK E. TOKSIKOLOGI INDUSTRI F. PNEUMO-CONIOSIS I. HIPERKES
Toksikologi Industri A. SEJARAH B. PENGERTIAN • Terjadidihati • Oksidasi,reduksi, hidrolisisdankonjugasi • Reaksikonjugasi Senyawakimiaataumetabolitnyabergabungdengansenyawakonjugatmembentuksenyawa yang kurangtoksik SIF FISIK-SIF KIMIA-JL MASUK-KERENTANAN-ABSORPSI-TRANSMRMASI-TOKSISITAS-EFEK-NAB C. DASAR HUKUM D. FAKTOR-2 FISIK E. TOKSIKOLOGI INDUSTRI F. PNEUMO-CONIOSIS I. HIPERKES
TOKSIKOLOGI INDUSTRI 7 TOKSISITAS TABEL : 1 - TOKSISITAS ZAT KIMIA MENURUT LD50 DAN LC50: TOXICITY LD50/wt/kgLC50/ppm RATING DESCRIPTIVE SINGLE ORAL 4 HR INHALATION RATS RATS 1 EXTREMELY TOXIC 1 mg OR LESS < 10 2 HIGHLY TOXIC 1 – 50 mg 10 - 100 3 MODERATELY T.OXIC 50 – 500 mg 100 - 1000 4 SLIGHTLY TOXIC 0,5 – 5 g 1000 – 10.000 5 PRACTICALLY NON 5 – 15 g 10.000 – 100.000 TOXIC 6 RELATIVELY 15 g OR MORE > 100.000 HARMLESS SIF FISIK-SIF KIMIA-JL MASUK-KERENTANAN-ABSORPSI-TRANSMRMASI-TOKSISITAS-EFEK-NAB I. HIPERKES
Toksikologi Industri A. SEJARAH B. PENGERTIAN 9 NAB • MENURUT AMERICAN CONFERENCE OF GOVERNMENTAL INDUSTRIAL HYGIENISTS (ACGIH), THRESHOLD LIMIT VALUE (TLV) DAPAT DIBEDAKAN MENJADI 3: • THRESHOLD LIMIT VALUE – TIME WEIGHTED AVERAGE (TLV-TWA ) • TLV - STEL • TLV - C SIF FISIK-SIF KIMIA-JL MASUK-KERENTANAN-ABSORPSI-TRANSMRMASI-TOKSISITAS-EFEK-NAB C. DASAR HUKUM D. FAKTOR-2 FISIK E. TOKSIKOLOGI INDUSTRI F. PNEUMO-CONIOSIS I. HIPERKES
TLV • TLV refer to airborne concentrations of substances and represent conditions under which it is believed that nearly all workers may be repeatedly exposed day after day without adverse health effects • TLV Time-weighted average contaminant concentration averaged over a period of time usually over a full work shift-i.e., eight-hour TWA
TLV • TLV Short term exposure limit a 15 minute TWA exposure that should not be exceeded at any time during a workday, even if the 8-hour TLV TWA is within the TLV TWA • TLV Ceillingthe concentration that should not be exceeded during any part of the working exposure
Toksikologi Industri A. SEJARAH B. PENGERTIAN Hubunganantarakonsentrasidenganwaktupaparandan TWA dirumuskansbb : TWA = C X T C = KONSENTRASI ZAT T = WAKTU PEMAPARAN SIF FISIK-SIF KIMIA-JL MASUK-KERENTANAN-ABSORPSI-TRANSMRMASI-TOKSISITAS-EFEK-NAB C. DASAR HUKUM D. FAKTOR-2 FISIK E. TOKSIKOLOGI INDUSTRI F. PNEUMO-CONIOSIS I. HIPERKES
ToksikologiIndustri A. SEJARAH B. PENGERTIAN Keterangan : • TWA DAPAT DIPERKECIL BAIK DENGAN MENURUNKAN KONSENTRASI ZAT ATAU MEMPERPENDEK WAKTU PAPARAN. • Berlakuuntukzatdengantoksisitasrendahtidakberlakuuntukzatdengantoksisitastinggi SIF FISIK-SIF KIMIA-JL MASUK-KERENTANAN-ABSORPSI-TRANSMRMASI-TOKSISITAS-EFEK-NAB C. DASAR HUKUM D. FAKTOR-2 FISIK E. TOKSIKOLOGI INDUSTRI F. PNEUMO-CONIOSIS I. HIPERKES
ToksikologiIndustri A. SEJARAH B. PENGERTIAN Prinsippengendalian : • Eliminasi • Substitusi, misal : -Bezenedengantoluenatauxylene -Fosforputihdengafosformerah -Methylbromidedenganfreon -Asbestosdengan fiberglass • Rekayasatehnik -Lokal exhauster -Lokalisolasi SIF FISIK-SIF KIMIA-JL MASUK-KERENTANAN-ABSORPSI-TRANSMRMASI-TOKSISITAS-EFEK-NAB C. DASAR HUKUM D. FAKTOR-2 FISIK E. TOKSIKOLOGI INDUSTRI F. PNEUMO-CONIOSIS I. HIPERKES
Toksikologi Industri A. SEJARAH B. PENGERTIAN -Modifikasiprosesproses poles denganmesin yang menghasilkandebudigantidenganmenggunakanlarutan(as.nitrat, fosfat) -Ventilasiumum yang baik • Administratif, misal : -ketatarumahtanggaan 5R/5S -fasilitassanitasi SIF FISIK-SIF KIMIA-JL MASUK-KERENTANAN-ABSORPSI-TRANSMRMASI-TOKSISITAS-EFEK-NAB C. DASAR HUKUM D. FAKTOR-2 FISIK E. TOKSIKOLOGI INDUSTRI F. PNEUMO-CONIOSIS I. HIPERKES
Toksikologi Industri A. SEJARAH B. PENGERTIAN -Pemeriksaankesehatan -Pelatihan -Higieneperorangan -Shift/ rolling • APD SIF FISIK-SIF KIMIA-JL MASUK-KERENTANAN-ABSORPSI-TRANSMRMASI-TOKSISITAS-EFEK-NAB C. DASAR HUKUM D. FAKTOR-2 FISIK E. TOKSIKOLOGI INDUSTRI F. PNEUMO-CONIOSIS I. HIPERKES
PENANGANAN BHN BERBAHAYA PENDAHULUAN - KLASIFIKASI BB – PENANGANAN BB – TINDKAN DARURAT – ALAT PELINDUNG DIRI • KEHARUSAN TTG PENANGANAN YANG AMAN MENCAKUP KESELAMATAN : • DI TEMPAT PRODUKSI ATAU PENGOLAHAN • DI SIMPAN • DIPERDAGANGKAN; • DIANGKUT; • DIPAKAI / DIPERGUNAKAN • DIATUR DALAM Pasl 2 UU No. 1 TAHUN 1970. A. PENDAHULUAN B. KECELAKAAN C. PENANGANAN BAHAN BERBAH D. MANAJEMEN K3 I. HIPERKES
PENANGANAN BHN BERBAHAYA PENDAHULUAN - KLASIFIKASI BB – PENANGANAN BB – TINDKAN DARURAT – ALAT PELINDUNG DIRI • BAHANBERBAHAYA DAN BERACUNBAHAN KIMIA DAN ORGANISME HIDUP SIFATNYA, KONSENTRASI DAN KUANTITASNYA MEMBAHAYAKAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN HIDUP. • PERKEMBANGAN DAN PEREDARAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA YANG RIBUAN JUMLAHNYA TIDAK MUNGKIN DAPAT DIBATASI/DIKONTROL, TETAPI RESIKONYA HARUS DIKONTROL. A. PENDAHULUAN B. KECELAKAAN C. PENANGANAN BAHAN BERBAH D. MANAJEMEN K3 I. HIPERKES
PENANGANAN BHN BERBAHAYA PENDAHULUAN - KLASIFIKASI BB – PENANGANAN BB – TINDKAN DARURAT – ALAT PELINDUNG DIRI KLASIFIKASI BAHAN BERBAHAYA (PBB). BAHAN BERBAHAYA (HAZARDOUS MATERIALS) DIKLASIFIKASIKAN SBB: Lihat juga daftar BB di toksikologi) KELAS 1 : EXPLOSIVE; KELAS 2 : GAS-GAS; . GAS MUDAH TERBAKAR . GAS-GAS INERT . GAS-GAS BERACUN . GAS-GAS KOROSIF KELAS 3 : CAIRAN MUDAH TERBAKAR; KELAS 4 : PADATAN MUDAH TERBAKAR; KELAS 5 : BHN PENGOKSID & ORGANIK PEROKSIDA. KELAS 6 : BAHAN BERACUN DAN INFEKSIUS; KELAS 7 : BAHAN RADIOAKTIF. KELAS 8 : BAHAN BERSIFAT KOROSIF; KELAS 9 : BAHAN BERBAHAYA LAINNYA. A. PENDAHULUAN B. KECELAKAAN C. PENANGANAN BAHAN BERBAH D. MANAJEMEN K3 I. HIPERKES
PENANGANAN BHN BERBAHAYA PENDAHULUAN - KLASIFIKASI BB – PENANGANAN BB – TINDKAN DARURAT – ALAT PELINDUNG DIRI PENANGANAN BBB a. PENGELOMPOKAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA b. PENGEMASAN SESUAI DENGAN BAHAYANYA c. PEMBERIAN TANDA-2 PERINGATAN BAHAYA, LABELLING DAN PLAKAD (PLACARDING). d. DOKUMENTASI YANG TEPAT DAN BENAR DLM TRANSPORTASI. e. PROSEDUR BONGKAR MUAT YANG KETAT f. RENCANA TINDAKAN DARURAT DAN P3K. g. PENYEDIAAN ALAT PELINDUNG DIRI. h. MELENGKAPI LEMBAR DATA KESELAMATAN DARI PABRIK PEMBUAT. i. ................................ A. PENDAHULUAN B. KECELAKAAN C. PENANGANAN BAHAN BERBAH D. MANAJEMEN K3 I. HIPERKES
PENANGANAN BHN BERBAHAYA PENDAHULUAN - KLASIFIKASI BB – PENANGANAN BB – TINDKAN DARURAT – ALAT PELINDUNG DIRI PENANGANAN BBB(Lanjutan ...........) i. PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN. j. RANCANGAN FASILITAS KERJA YANG DIBUTUHKAN k. PEMERIKSAAN BERKALA PEKERJA. l. PENGAWASAN THD LINGKUNGAN HIDUP SECARA KHUSUS. m. PENGENDALIAN DAN PENGATURAN PEMBUANGAN (DISPOSAL). • PENYULUHAN KEPADA MASYARAKAT. A. PENDAHULUAN B. KECELAKAAN C. PENANGANAN BAHAN BERBAH D. MANAJEMEN K3 I. HIPERKES
PENANGANAN BHN BERBAHAYA PENDAHULUAN - KLASIFIKASI BB – PENANGANAN BB – TINDKAN DARURAT – ALAT PELINDUNG DIRI 3.TINDAKAN DARURAT DLM PENANGANAN BB • UMUM • KOSONGKAN DAERAH BERBAHAYA. • HINDARI BAHAYA KRN DEPOSISI ARAH ANGIN. • JAUHKAN DIRI DARI DAERAH PERMUKAAN RENDAH. • ALAT PELINDUNG DIRI (Lihat APD) • ALAT PELINDUNG DIRI (A.P.) PERNAFASAN. • A.P. BAHAN KIMIA/GAS. • SARUNG TANGAN KARET ANTI BAHAN KIMIA. • DLL. • PENGUNGSIAN (EVACUATION) KE DAERAH AMAN. • TINDAKAN P3K ..................... A. PENDAHULUAN B. KECELAKAAN C. PENANGANAN BAHAN BERBAH D. MANAJEMEN K3 I. HIPERKES
PENANGANAN BHN BERBAHAYA PENDAHULUAN - KLASIFIKASI BB – PENANGANAN BB – TINDKAN DARURAT – ALAT PELINDUNG DIRI TINDAKAN DARURAT DLM PENANGANAN BB lanjutan ......... c. TINDAKAN P3K: • PINDAHKAN KORBAN KE DAERAH SEGAR. • BERI NAFAS BUATAN BILA DIBUTUHKAN. • BANTU DNG.OKSIGEN BILA ASPHYXIA. • LAKUKAN PIJAT JANTUNG BILA JANTUNG TAK BERBAHAYA. • JAUHKAN PAKAIAN/PERALATAN YANG TERCEMAR. • BADAN DIBUAT HANGAT DAN TENANG • KIRIM SEGERA KE RS TERDEKAT. • COBA IDENTIFIKASI BAHAN BERBAHAYA/ PENYEBAB. • BERTINDAK CEPAT, BENAR, TENANG. A. PENDAHULUAN B. KECELAKAAN C. PENANGANAN BAHAN BERBAH D. MANAJEMEN K3 I. HIPERKES
PENANGANAN BHN BERBAHAYA PENDAHULUAN - KLASIFIKASI BB – PENANGANAN BB – TINDKAN DARURAT – ALAT PELINDUNG DIRI Penjelasan APD: ALAT PELINDUNG DIRI (APD): • TOPI KESELAMATAN: • ALAT PELINDUNG MATA (Eye Goggle) • ALAT PELINDUNG MUKA (Face Shield) • MASKER DENGAN FILTER UNTUK DEBU: • MASKER DENGAN FILTER UNTUK DEBU DAN GAS: • MASKER GAS DENGAN TABUNG PENYARING (Canister Filter) • MASKER GAS DENGAN UDARA BERTEKANAN DALAM TABUNG (Self Contained Breathing Apparatus): • KERUDUNG KEPALA Hood) : • KERUDUNG DENGAN ALAT PELINDUNG PERNAFASAN: • KERUDUNG KEPALA ANTI ASAM ALKALI: • SARUNG TANGAN • SARUNG TANGAN KARET. • SEPATU KESELAMATAN. • SEPATU KARET. • BAJU PELINDUNG TAHAN ASAM ATAU ALKALI (WARNA KUNING) A. PENDAHULUAN B. KECELAKAAN C. PENANGANAN BAHAN BERBAH D. MANAJEMEN K3 I. HIPERKES
Be a better man than yesterday, give ur best Thank u 4 ur attention GBUA Wassalam