300 likes | 680 Views
MEMINIMALKAN KESALAHAN SISWA SD DI DALAM MEMAHAMI KONSEP. Oleh Zaenuri Mastur, Sri Kunmarjati, dan Andoko SDN Panggang 02 Jepara – FMIPA UNNES. Keliling lingkaran.
E N D
MEMINIMALKAN KESALAHAN SISWA SD DI DALAM MEMAHAMI KONSEP Oleh Zaenuri Mastur, Sri Kunmarjati, dan Andoko SDN Panggang 02 Jepara – FMIPA UNNES
Keliling lingkaran • Bila diajukan pertanyaan yang berkaitan dengan perhitungan keliling lingkaran kepada beberapa siswa, dengan cepat mereka akan menjawab • 2 x 22/7 x r atau 22/7 x d.
luas daerah lingkaran • Bila diajukan pertanyaan yang berkaitan dengan perhitungan luas daerah lingkaran kepada beberapa siswa, dengan cepat mereka akan menjawab • x r2 atau 1/4 x x d2 • 22/7 x r2 atau 1/4 x 22/7 x d2
Buku Penuntun Belajar • siswa-siswa tahu persis kapan menggunakan ““ atau “22/7” di dalam menyelesaikan soal-soal terkait. • Di berbagai buku Penuntun Belajar Matematika yang dijadikan pegangan, nilai “ = 3,14” sedangkan nilai “22/7 = 3,14”.
Masalah = 22/7 ?
Knijnik (1994) • Matematika merupakan pengetahuan kebudayaan yang tumbuh dan berkembang untuk menghubungkan kebutuhan-kebutuhan manusia.
Bishop (1994) • Semua pendidikan matematika formal merupakan suatu proses interaksi kebudayaan dan setiap siswa mengalami budaya dalam proses tersebut. Dengan demikian, pendidikan matematika formal di sekolah sesungguhnya tidak dapat dilepaskan dari berbagai fenomena kebudayaan yang melingkupinya.
Freudenthal (1991) • Mathematics is human activity sehingga pembelajaran matematika berangkat dari aktivitas manusia
Indra Jati Sidi (2000) • Pendidikan tidak hanya berorientasi pada nilai akademik yang bersifat pemenuhan aspek kognitif saja, melainkan juga berorientasi pada cara anak didik dapat belajar dari lingkungan, pengalaman dan kehebatan orang lain, kekayaan dan luasnya hamparan alam sehingga mereka bisa mengembangkan sikap kreatif dan daya pikir imajinatif.
Bawalah mereka dari dunia mereka ke dunia kita, kemudian hantarkan mereka dari dunia kita ke dunia mereka kembali.
Penelitian Kuiper dan Knuver (1993) • RME (realistic mathematics education)dapat membuat: (1) matematika lebih menarik, relevan, dan bermakna, tidak terlalu formal, dan tidak terlalu abstrak, (2) mempertim-bangkan tingkat kemampuan siswa, (3) menekankan belajar matematika pada learning by doing , (4) memfasilitasi penyelesaian masalah matematika dengan tanpa menggunakan algoritma yang baku, dan (5) menggunakan konteks sebagai titik awal pembelajaran matematika.
Penelitian Turmudi (2000) • Implementasi RME menunjukkan bahwa (1) sekurang-kurangnya telah mengubah sikap siswa menjadi lebih tertarik pada matematika dan (2) pada umumnya siswa menyenangi matematika dengan alasan cara belajarnya berbeda (dari biasanya), pertanyaan-pertanyaannya menantang, adanya pertanyaan-pertanyaan tambahan sehingga menambah wawasan, serta lebih mudah mempelajarinya karena persoalannya menyangkut kehidupan sehari-hari.
Diskusi Kelompok • Strategi pembelajaran yang kondusif bagi siswa untuk menguasai konsep atau memecahkan masalah melalui suatu proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, dan berlatih bersikap positif. • Dengan diskusi kelompok, kreativitas siswa, kemampuan berkomunikasi, termasuk didalamnya keterampilan berbahasa dapat dikembangkan.
Diskusi kelompok kecil • Melibatkan sekitar 4-6 orang • Berlangsung dalam interaksi tatap muka yang informal • Mempunyai tujuan dan ada kerja sama untuk mencapainya • Berlangsung dalam proses yang sistematis menuju ke penarikan kesimpulan.
Siklus I • Siswa dibagi menjadi 8 kelompok ( 4-6 siswa) • Pengantar guru • Setiap kelompok melakukan kegiatan pengukuran keliling dan diameter benda-benda yang berbentuk lingkaran, yang telah disiapkan dari rumah. Alat-alat yang diperlukan meliputi benang, penggaris, dan alat-alat tulis • Tabulasi hasil • Diskusi kelompok kecil • Presentasi dengan chart
Siklus II • Siswa dibagi menjadi 8 kelompok ( 4-6 siswa) • Pengantar guru • Setiap kelompok melakukan kegiatan pengukuran keliling dan diameter benda-benda yang berbentuk lingkaran di luar kelas. Alat-alat yang diperlukan meliputi benang, penggaris, dan alat-alat tulis • Tabulasi hasil • Diskusi kelompok kecil • Presentasi dengan OHP
Siswa mengukur keliling dan diameter tempat labur (adukan semen)
Hasil Pengukuran Kelompok 1 Kelompok: Adhi WP (ketua), Ragil, Sari, Arisa, Anisa
Hasil Pengukuran Kelompok 3 Kelompok: M Choirul W (ketua), Kartika WS, Lia Hikmatul M, Iqbal Khoir, Yusuf SA
Hasil Pengukuran Kelompok 6 Kelompok: Noval (ketua), Sukma, Ninuk, Rizka, Aldy K
Jurnal Sains (1) • Wah aku mencari benda berbentuk lingkaran di belakang rumahku; sangat banyak di belakang rumahku benda berbentuk lingkaran, tapi aku membawa sedikit. • Saya mencari benda-benda berbentuk lingkaran, seperti piring, gelas, toples, dll di rumah bersama kakakku.
Saya berputar-putar mencari benda berbentuk lingkaran. Saya mencari sampai malam. Malam itu ketemu juga, yaitu toples, tutup gelas, dan wadah gelas. • Mulanya aku mencari ke dapur. Aku menemukan benda berbentuk lingkaran. Aku mengambil tutup gelas dan mangkuk. Lalu aku pergi ke meja belajarku. Lalu aku menemukan isolasi dan banyak benda lainnya. • Saya dengan tutup botol dan tutup botol saya terjatuh di pasir dan saya mencari tutup botol saya.
Jurnal Sains (2) • Pelajaran matematika hari ini sangat asik karena telah mengukur benda-benda berbentuk lingkaran dan berkelompok. • Kalau hari kemarin sih agak kebingungan sedikit tetapi hari ini sangat luar biasa dan menyenangkan, bisa konsentrasi tidak ada yang ganggu. • Senang karena bisa bermain sambil belajar. Selain itu bisa berdiskusi dengan teman. • Ternyata matematika itu menyenangkan dan sekarang aku bisa belajar lebih jauh tentang matematika. Awalnya aku tidak suka pada pelajaran matematika. • Cukup asyik. Apalagi disuruh menerangkan dengan OHP. Bikin aku deg-degan saja.
Hasil • Siklus I Sebanyak 35 siswa (87,50 %) yang memiliki kesalahan pemahaman konsep • Siklus II Tinggal sebanyak 7 siswa (17,50 %) Kesalahan pemahaman konsep dapat direduksi sebesar 80 %.