220 likes | 565 Views
K A T H I N A. Krishnanda Wijaya-Mukti Dharmaclass Ekayana Buddhist Centre Jakarta, 20 September 2009. PENGERTIAN KATHINA. Kata kathina (P/S) berarti “keras“ atau “bingkai kayu yang dipergunakan untuk menjahit jubah biksu“ (Vin. II, 115-117)
E N D
K A T H I N A Krishnanda Wijaya-Mukti Dharmaclass Ekayana Buddhist Centre Jakarta, 20 September 2009
PENGERTIAN KATHINA • Kata kathina (P/S) berarti “keras“ atau “bingkai kayu yang dipergunakan untuk menjahit jubah biksu“ (Vin. II, 115-117) atau “kain katun bahan jubah yang setiap tahun diberikan oleh umat awam kepada biksu“ (Vin. I, 253) • Nama perayaan dengan upacara mempersembahkan jubah & kebutuhan pokok lainnya, kepada Sanggha Monastik yang telah menyelesaikan tirakatan masa musim hujan atau warsa (vassa)
MASA WARSA (VASSA) • Setelah purnama Asadha, para biksu/biksuni memasuki masa warsa (hujan di India Utara) selama 3 bulan yang berakhir pada hari purnama bulan Assayuja (versi lain: hari ke-16 bulan ke-4 berakhir hari ke-15 bulan ke-7 Imlek) • Masa kebiksuan diukur dari berapa warsa yang sudah dijalani, bukan dari berapa lama menjadi biksu
Menyepi di satu wihara, melatih diri, kalau perlu hanya diizinkan bepergian tidak lebih dari 7 hari (Vin. I, 143) Biksu/biksuni tidak melakukan perjalanan agar tidak menginjak tunas tanaman atau mengganggu berbagai bentuk kehidupan lain (Vin. I, 137-138) PERATURAN WARSA
PAWARANA • Upacara penyucian (parisuddhi) di akhir masa warsa, dengan cara mengakui kesalahan, menerima kritik atau nasihat, dan membaca Patimokkha
UPACARA KATHINA • Hari Kathina dipilih salah satu hari dari waktu satu bulan sejak upacara Pawarana hingga purnama di bulan Kattika • Dilaksanakan sekali saja di wihara tempat sanggha biksu (min. 5 orang) menjalani masa warsa • Bukan hari peringatan, melainkan merupakan praktik keagamaan: min. 4 biksu (tidak termasuk samanera) menjalani warsa secara sempurna di wihara ybs, dan ada umat yang memberi dana
PROSES UPACARA • Sanggha berhak menentukan apakah suatu upacara Kathina dilaksanakan atau tidak. • Bila disetujui, seorang biksu dipilih untuk menerima persembahan kain dari umat dalam upacara Kathina-pinkama. • Kain putih persembahan diserahkan oleh Sanggha kepada biksu yang terpilih untuk diukur, dipotong, dijahit menjadi jubah Kathina (Kathina-civara). Proses ini dibantu oleh biksu lainnya. Setelah selesai jubah putih itu dicuci, dicelup warna kuning dan dikeringkan. Kegiatan ini diselesaikan dalam satu hari, dari pagi hingga petang.
JUBAH KATHINA • Jubah Kathina hanya satu • Jubah-jubah lain dalam upacara yang sama tidak disebut jubah Kathina • Melalui Sanggha-kamma, ditentukan siapa biksu yang pantas menerima jubah Kathina • Pada malam hari biksu yang terpilih mengenakan jubah Kathina memberi khotbah dan berterima-kasih kepada umat
UPACARA DANA MASA KATHINA • Jika persyaratan upacara Kathina tidak terpenuhi, namun jumlah biksu yang hadir mencapai 4 orang atau lebih, umat bisa menyelenggarakan upacara “Sanggha-dana di Masa Kathina” • Jika hanya dihadiri oleh satu hingga tiga orang biksu, umat melakukan upacara “Dana Jubah (Civara-dana) di Masa Kathina” • Jika tidak ada kain bahan jubah atau jubah siap pakai yang dipersembahkan, namanya menjadi upacara “Dana di Masa Kathina”. Semua ini memang bukan upacara Kathina.
SEJARAH PERSEMBAHAN JUBAH • Tiga puluh orang biksu dari Pawa menjalani masa warsa di kota Saketa • Setelah 90 hari hujan tidak juga berhenti, mereka berjalan menembus hujan dengan tujuan menemui Buddha di Sawatthi • Buddha mengizinkan agar mereka yang basah kuyup lagi kotor dapat memperoleh jubah yang baru • Sejak itu menjadi lazim setiap anggota Sanggha mendapatkan seperangkat jubah baru setahun sekali setelah menyelesaikan masa warsa (Vin. I, 253-254)
PERSEMBAHAN DANA • Perayaan Kathina diselenggarakan sebagai ungkapan perasaan terima kasih dari umat Buddha kepada para biksu yang telah menjalankan masa warsa di daerah mereka dengan cara mempersembahkan dana • Dana berupa 4 kebutuhan pokok: jubah, makanan, obat-obatan, tempat tinggal