1.59k likes | 4.8k Views
DASAR ILMU TANAH. Materi 04: Pembentukan Tanah. 2010. Konsep Pembentukan Tanah. Dua konsep pembentukan tanah, model faktor pembentuk tanah ( state factor model ) yang dikemukakan oleh Jenny tahun 1941, model proses terbuka yang dikemukan oleh Richards tahun 1969.
E N D
DASAR ILMU TANAH Materi 04: Pembentukan Tanah 2010
Konsep Pembentukan Tanah • Dua konsep pembentukan tanah, • model faktor pembentuk tanah (state factor model) yang dikemukakan oleh Jenny tahun 1941, • model proses terbuka yang dikemukan oleh Richards tahun 1969
Konsep Pembentukan Tanah • model faktor pembentuk tanah (state factor model) • paling banyak digunakan dalam kajian ilmu tanah, dan berperan penting dalam penelitian ekosistem (struktur dan fungsi), geomorfologi dan geografi.
State Factor Model • Persamaan umum S = f (Px, Lo, t) Px = aliran potensial eksternal (cl, o) Lo = status awal (r, p) t = waktu • Untuk tanah S = f (cl, o, r, p, t)
Konsep Pembentukan Tanah • model proses terbuka • tanah merupakan sistem yang terbuka • sewaktu-waktu tanah dapat menerima tambahan bahan dari luar (input), atau kehilangan bahan-bahan yang telah dimilikinya (output). • Input: hasil pelapukan bahan induk, endapan baru, air hujan/irigasi, sisa-sisa tanaman, energi dari sinar matahari. • Output: erosi tanah, penguapan air, penyerapan unsur hara oleh tanaman, pencucian, pancaran panas. • Selain itu di dalam tanah sering terjadi pemindahan bahan tanah dari lapisan atas ke lapisan bawah atau sebaliknya (disebut translokasi dalam solum).
Faktor Pembentuk Tanah • 5 faktor pembentuk tanah • Bahan induk (p) (tekstur, struktur, komposisi kimia dan mineral) • Iklim (cl) (suhu dan curah hujan) • Topografi / relief (r) • Organisme (o) (vegetasi dan herwan; termasuk manusia) • Waktu (t) • “Tanah adalah produk dari iklim, organisme, dan topografi yang mempengaruhi bahan induk dalam jangka waktu tertentu”
Faktor Pembentuk Tanah Agen, gaya, atau kondisi yang telah, sedang, atau akan mempengaruhi pembentukan tanah Yang terbentuk jika faktor lain dapat diabaikan Faktor Climosequence Iklim Organisma Bahan Induk Topografi Waktu Lain-lain Biosequence fungsi Lithosequence Toposequence Chronosequence
BAHAN INDUK Tanah yg terbentuk Tekstur kasar Masam Unsur Hara Granit Rhyolit K-feldspar Sulit dilapuk Biotit Syenit Trachyt * Kwarsa * Granodiorit Dacit * Hornblende Plagioklas * Diorit Andesit * Piroksin + Gabro + + + + + + + Tekstur halus Basa Unsur Hara + + + Mudah dilapuk + Peridotit Basalt + Olivin + + + + + + + + + Dunit + + + Sulit dilapuk Mudah dilapuk
Volcanic Ash Andisols
Bahan Induk Lain • BahanIndukTerangkut: PrinsipErosidanPengendapan • Aliran air partikeltanahdanfragmenbatuan (sedimen) • Jika air mengalircepatmakamembawapartikelbesardansedimenlebihbanyak. • Jikaaliranmenjadilambat, partikelbesardiendapkandulu. • Bahandiendapkan air • EndapanAluvial: Terbentukakibataliran air terhentishinggasedimentasiterjadicepat, banyakterjadididaerahpegunungan, air dan semi arid. • DataranbanjirdanTeras: Terasmencerminkansisadataranbanjir yang lebihtua, aliransungaitelahmemotongmenjadidataranbanjirbarudalambentukteras. • Delta: Terbentukjikasedimenhalus yang dibawasungaidiendapkanpadadaerahperairan yang luas (misaldanau) tanahsubur. • Colluvium:bahandiendapkanakibatgravitasi, padalerengcuram; tanahlongsor
Iklim • Temperaturdancurahhujanadalahunsuriklim yang lain mempengaruhisifattanah • Temperatur: • Perubahantemperaturdapatmenyebabkanretaknyabatuan (pelapukanbatuan) • Temperaturlangsungmempengaruhijumlahbahanorganik yang dihasilkan. Produksibahanorganikmeningkatdenganmeningkatnyatemperaturasalkancukuphujanuntukpertumbuhantanaman • Meningkatnyatemperaturjikameningkatkankecepatandekomposisibahanorganik
IKLIM Merupakan faktor yang paling aktif dalam proses pembentukan tanah, mempengaruhi reaksi kimia, dan aktivitas flora dan fauna Reaksi cepat (fisik) Pelapukan mekanik cepat Proses kehilangan lambat Perkembangan terhambat Reaksi cepat (kimia fisik) Pelapukan kimia / mekanik cepat Proses kehilangan cepat Perkembangan cepat Reaksi lambat Pelapukan mekanik lambat Proses kehilangan lambat Perkembangan terhambat Reaksi lambat Pelapukan kimia cepat Proses kehilangan cepat Perkembangan agak cepat SUHU CURAH HUJAN
Curah hujan • Curah hujan mempengaruhi pelapukan dan jumlah serta dekomposisi bahan organik • Jika curah hujan meningkat kecepatan erosi juga meningkat • Jika curah hujan meningkat, produksi bahan organik juga meningkat asalkan temperatur cukup tinggi untuk pertumbuhan tanaman • Jika curah hujan cukup untuk menggenangi tanah, dekomposisi bahan organik akan terhambat karena kurangnya oksidasi
% kadar garam Kedalaman Basah - Panas IKLIM % kadar garam Kedalaman Kering - Panas
Iron and Al-oxide Rich Iklim Tropis Curah hujan tinggi Suhu tinggi Pelapukan batuan/mineral cepat Penambahan bahan organik cepat, demikian juga dekomposisinya Pencucian unsur hara relatif tinggi Oxisols Basah- Panas
Topografi • Komponen topografi • Lereng (slope) – sudut permukaan lahan • Tinggi (Height) – berapa tingginya dari sungai • Arah (direction) lereng • Lereng:% lereng = jarak vertikal x 100 / jarak horizontal • Lereng Curam ( > 15%), • Limpasan permukaan (run-off) • Erosi meningkat jika lereng makin curam • Tanah memilki horizon A dan B tipis
Lereng datar, 0-5%, • Sedikit limpasan permukaan, banyak infiltrasi • Erosi kurang • Tanah umumnya lebih tebal • Horizon A dan B cukup tebal, terjadi pencucian • Tinggi (elevasi) • Elevasi, ketinggian diatas perairan, dapat membantuk mengendalikan drainase. Elevasi mempengarhui kelembaban tanah
TOPOGRAFI • Bandingkan • Kondisi air • Suhu • Aliran air • Erosi • Pelapukan A Tropudult B Tropudalf - - - - - - Aquept/Aquent C
ORGANISMA Fungsi Sumber bahan organik tanah Pembentukan humus Sifat fisiko-kimia tanah Peredaran Unsur Hara Perkembangan struktur tanah Dekomposisi Bahan Organik Jumlah dan macam Kondisi iklim Suasana fisiko-kimia Vegetasi lain (kompetisi, sumber makanan, dll) Flora Fauna
WAKTU • Pembentukan tanah proses alami yang berjalan sangat lambat, 1000-1.000 th; khusus di P Krakatau (letusan 1883), hanya perlu 100 tahun (abu vulkanik). • Penentuan waktu pembentukan tanah (umur) untuk sementara ini hanya dilakukan atas dasar kriteria-kriteria botani, zoologi, geologi dan geografi. • berguna untuk pertimbangan pengawetan tanah, kecepatan pembentukan tanah rata-rata 1.2 mm per tahun; kehilangan tanah yang dapat dibiarkan 12.5 ton per hektar per tahun.
Waktu • Umur (chronological) • Tingkat perkembangan profil (SOIL DEVELOPMENT = "SOIL AGE“) • Tanah muda:pelapukan dan pencampuran bahan mineral dan organik, di permukaan tanah dan pembentukan struktur tanah, horison A dan C, sifat tanah didominasi sifat bahan induknya, contoh tanah muda; Entisol (Aluvial, Regosol). • Tanah dewasa:pembentukan horison B, kemampuan berproduksi tertinggi, karena tersedia unsur hara, contoh tanah dewasa, Inceptisol (Latosol), Andisol (Andosol), Vertisol, Mollisol. • Tanah tua:perubahan nyata pada horison A dan B, terbentuk horison A1, E, B1, B2, B3 dll.. pelapukan mineral dan pencucian basa, tanah kurus dan masam, contoh tanah tua, Ultisol (Podsolik merah kuning) dan Oxisol (Laterit).
A E soil B development C Bedrock • Soil Profile Development contains characteristic layers called horizons Bedrock
Earth surface is an open book… it tells you nearly everything ……. The story begins… 1) Pelapukan batuan dan mineral
Translokasi • Dekomposisi bahan organik • Pengurangan ukuran partikel oleh pelapukan • Transformasi mineral (primer menjadi sekunder) • Reaksi-reaksi liat dan bahan organik • Transformasi • Liat, bahan organik, oksida besi, dan bahan kimia oleh air • Unsur hara disirkulasikan oleh tanaman • Garam-garam terlarut oleh air • Tanah oleh fauna tanah
Penambahan • Air presipitasi, kondensasi, atau run-off • O2 dan CO2 dari atmosfer • N, Cl, dan S dari atmosfer dan presipitasi • Bahan organik dari aktivitas biotik • Bahan dari sedimen • Energi matahari • Kehilangan • Air oleh evapotranspirasi • N oleh denitrifikasi • C sebagai CO2 dari oksidasi bahan organik • Tanah oleh erosi • Energi oleh radiasi • Air dan bahan dalam larutan atau suspensi
PELAPUKAN FISIK • Merupakan proses mekanik : desintegrasi (menghasilkan perubahan fisik, tanpa perubahan kimia) • Agen penting: Suhu dan Air, (bisa juga akar tanaman) • Penyebab: komposisi mineralogi (daya serap panas berbeda), struktur batuan (retakan, dsb), perbedaan suhu yang drastis
PELAPUKAN KIMIA • Merupakan proses dekomposisi (perubahan fisik dengan perubahan kimia) • Agen penting: Suhu dan Air, (bisa juga bahan organik) • Proses: hidrolisis, hidrasi, karbonasi, oksidasi- reduksi, pelarutan
Sepuluh Proses Pembentukan Tanah • Pencucian (leaching) • Asidifikasi • Eluviasi liat • Podsolisasi • Desilikasi • Reduksi • Salinisasi • Alkalisasi • Erosi • Deposisi (pengendapan)
Pencucian (leaching) • Jika terjadi hujan yang sangat lebat sehingga air meresap ke dalam profil tanah, senyawa-senyawa organik larut akat terangkut • Asidifikasi • disebabkan oleh air hujan yang bersifat masam karena karbon dioksida larut di dalamnya membentuk asam karbonat
Eluviasi liat • liat di lapisan tanah atas tercuci dan diendapkan ke lapisan yang lebih bawah. Bagian tanah atas yang kekurangan liat disebut horizon A atau horizson eluvial (eluvial = tercuci ke bawah), dan horizon bagian bawah disebut horison B atau horizon iluvial (iluvial = tercuci ke dalam) • Podsolisasi • horizon A yang yang berwarna pucat kelabu. Proses podsolisasi terjadi pada tanah-tanah masam. Komponen organik dan anorganik diangkut oleh air dan diendapkan pada horizon B
Desilikasi • pencucian silika (lebih besar dibandingkan pencucian besi dan aluminium). Proses ini terjadi di daerah tropika, yang menyebabkan terbentuknya tanah yang sangat sarang (porous) dengan kandungan oksida besi yang tinggi. Tanah yang dicirikan oleh adanya proses ini adalah Oxisol. • Reduksi • Jika terjadi akumulasi air drainase dalam tanah maka udara di dalam tanah digantikan oleh air
Salinisasi& Alkalisasi • Salinisasi adalah akumulasi garam seperti sulfida dan klorida • Alkalisasi adalah akumulasi sodium pada kisi pertukaran • aram yang dihembus dari lautan ke daratan, masuk melalui irigasi atau dihasilkan oleh proses pelapukan menyebabkan tanah tidak subur. Masalah ini umumnya terjadi di daerah kering dimana tidak tersedia cukup air untuk mencuci garam dari profil tanah • Erosi dan Deposisi • Tanah selalu peka terhadap erosi air dan angin. Bahan hasil erosi mungkin diendapkan di lembah-lembah sungai untuk menjadi bahan pembentuk tanah baru, atau mungkin terangkut sampai ke laut