830 likes | 2.11k Views
Sumur Resapan. C hutan =0,1. -. 0,2. l. C budidaya = 0,5. -. 0,6. l. C permukiman pedesaan . l. = 0,4. -. 0,5. C Urban metro = 0,9. -. 1,0. l. Neraca Air:. P = I + R. I/P + R/P= 1. Ik + C = 1. Latar Belakang. Perkembangan Kota. Pertambahan Jumlah Penduduk.
E N D
C hutan =0,1 - 0,2 l C budidaya = 0,5 - 0,6 l C permukiman pedesaan l = 0,4 - 0,5 C Urban metro = 0,9 - 1,0 l Neraca Air: P = I + R I/P + R/P= 1 Ik + C = 1
LatarBelakang Perkembangan Kota Pertambahan Jumlah Penduduk Peningkatan Kebutuhan Lahan Perubahan Pola Guna Lahan dan Fungsi hidrologis lahan Peningkatan Kebutuhan Air Peningkatan Limpasan Resiko Banjir/Kering Bertambah Beban Saluran Drainase Bertambah Imbuhan Air Berkurang Perda PemKot 14/1998/123 Ancaman keberlanjutan input sumber air Penerapan SISTEM DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN
Imbuhan Air Tanah MINIM Keberlanjutan Sumber Air Terancam Limpasan Semakin Besar Beban Sistem Drainase Bertambah Resiko Banjir Meningkat Konsep Sistem Drainase Konvensional IMPLIKASI : Drainage = mengalirkan, membuang, menguras, mengalihkan air (Suripin, 2004) Daerah Terbangun Semakin Meningkat ??
Konsep Sistem Drainase Berwawasan Lingkungan Mempertahankan/Mengembalikan Fungsi Hidrologis Lahan dengan maksimalisasi konservasi sehingga limpasan terminimasi Imbuhan Air Tanah Bertambah Beban Limpasan Saluran Drainase Makro Berkurang Resiko Banjir Berkurang
Potensi Peresapan Lokal U s.LebakLarang Topografi : Topografi 750-770 dpl dari utara ke selatan, ke barat, tidak beraturan mengikuti pembangunan beton,tapi secara garis besar tetap seperti kontur alami. Sumber : Peta Digital Bakosurtanal, 2000
Potensi Peresapan Lokal Peta Isofreatik, dan arah aliran air tanah Muka air tanah 745-752 dpl mengalir dariutara ke tenggara/barat U Ketinggian MAT 0-20 m dmt Pengambilan Data : Jumat, 6 Mei 2005
Potensi Peresapan Lokal Permeabilitas (Sampurno,1994) Permeameter
Peluang > 5 % Gumbel Modifikasi Distribusi Peluang Iwai Kadoya Chi Kuadrat Log Pearson Analisis Intensitas Hujan Analisis Hidrologi
Van Breen Analisis Intensitas Hujan Metode Perhitungan Intensitas Hujan Bell Tanimoto Galat Terkecil Hasper Weduwen Talbot Ishiguro Sherman Analisis Hidrologi
Kurva IDF Stasiun GM ITB Analisis Hidrologi
Analisis Hidrologi Metode Van Breen dengan Persamaan Talbot
Sistem Pengimbuhan Air Tanah Sumur Resapan ? Sumur resapan adalah sumur yang dibuat sebagai tempat penampungan air hujan berlebih agar memiliki waktu dan ruang untuk meresap ke dalam tanah melalui proses infiltrasi. (Suripin)
Metode Perhitungan dan Desain Sumur Resapan SNI (1990) Sunjoto (1991) Soenarto (1995) Konstruksi Dinding Sumur Tipe II Tipe I Tipe II
D i At H L As K Metode SNI (1990) Keterangan : • i = Intensitas hujan (m/jam) • At = Luas tadah hujan (m2),berupa atap atau permukaan tanah yang diperkeras • K = Permeabilitas (m/jam) • L = Keliling Penampang sumur (m) • As = Luas penampang sumur (m2) • D = Durasi hujan (jam) • H = Kedalaman Sumur (m)
Penurunan Rumus SNI DINDING PORUS • Qsumur= Qbid.tadah- Qres • Qbid.tadah=I.Abid.tadah • Qres= K (LH+A) • I.Abid.tadah=H.Asumur+KLH+K Asumur • Dengan lama/durasi hujan, maka : Perlu ada Nilai Faktor untuk Konstruksi Dinding yang Tidak Seluruhnya Porus
C x I x A Q H = tinggi muka air dalam sumur (m) F = faktor geometrik (m) Q = debit air masuk (m3/dtk) T = waktu pengaliran (detik) K = koefisien permeabilitas tanah (m/dtk) R = jari-jari sumur (m) H R L F K 2 π(L + 2/3 R) ln ((L+2R) / 2R + π(L/2R)2 + 1 ) Metode Sunjoto (1991)
Penurunan Persamaan Sunjoto • Perhitungan Berdasarkan perubahan proses dari waktu ke waktu • Adanya faktor geometri yang merupakan faktor koreksi terhadap bentuk sumur
Vp dt A dH Vr dt Metode Soenarto (1995) Vp dt – Vr dt = A dH Vp = volume air hujan yang masuk dalam waktu dt (m3) Vr = volume air hujan yang terinfiltrasi ke dasar dan dinding sumur pada waktu dt (m3) A = luas penampang sumur (m2) dt = waktu yang diambil sebagai dasar perhitungan(det) H = tinggi muka air dalam sumur dihitung dari dasar sumur (m) Vr = K x (As + HL)
Penurunan Persamaan Sunjoto • Perhitungan Berdasarkan perubahan proses dari waktu ke waktu • Adanya faktor geometri yang merupakan faktor koreksi terhadap bentuk sumur
TIPE 1 TIPE 2 TIPE 3 Perbandingan Desain
TIPE 2 TIPE 1 TIPE 3 Cocok Diterapkan Di Permukiman Perkotaan Tanah cukup keras Jarang penduduk Tanah Relatif keras Tanah Sangat Rapuh Dimensi (Volume) dibutuhkan relatif kecil Resapan Lebih Besar
Saran Untuk kebutuhan-kebutuhan lahan yang khusus,dapat diaplikasikan alternatif desain sumur resapan yang lainnya : • Tipe II dengan dinding porus diganti dengan pasangan bata siar tegak/datar berongga (untuk daerah dengan beban bangunan tinggi) • Tipe II dengan isian batu untuk daerah dengan kelerengan tinggi atau tanahyang mudah geser namun mempunyai permeabilitas yang baik