10 likes | 256 Views
50 ladang yang baik yang nantinya akan menumnhkan tumbuh-tumbuhan yang bauk dan mengahasilkan buah yang baik pula. Thalib (1994) menegaskan bahwa perkawinan menurut pandangan Islam merupakan ikatan yang suei. Dia adalah sebuah bangunan yang terhormat, yang tidak
E N D
50 ladang yang baik yang nantinya akan menumnhkan tumbuh-tumbuhan yang bauk dan mengahasilkan buah yang baik pula. Thalib (1994) menegaskan bahwa perkawinan menurut pandangan Islam merupakan ikatan yang suei. Dia adalah sebuah bangunan yang terhormat, yang tidak boleh dicampur adukkan dengan suatu penyakit dan tangan-tangan jahil yang dapat membinasakannya. Adanya tanggung jawab seperti itu dimaksudkan untuk mmeperkecil volume terjadinya perceraian, mengembalikan manusia kepada kesucian hati, membentuk eksistensi kekeluargaan dan memberi kesempatan yang seluas- luasnya kepada sebuah keluarga untuk bekerja, demi terlaksananya segala yang menjadi kewajibannya. Apabila dalam suatu perkawinan tetjadi perselisihan yang tidak menemukan jalan keluar yang terbaik, maka cerai adalah pilihan terakhir. Lebih lanjut (Thalib, 1994) mengatakan bahwa dalam Islam perceraian adalah bukan suatu yang diharamkan, dia adalah suatu yang halal tapi merupakan perkara yang paling dibenci dihadapan Allah. Menghormati lembaga perkawinan sebagai suatu tatanan satu-satunya yang memberi jaminan hidup tentram, damai, penuh kasih sayang, dan cinta yang tulus. Sebab bilamana terjadi suatu hal yang mengancam kepentingan pribadi pasangan yang bersangkutan, tersedia jalan keluar yang baik sehingga mereka tidak terjerumus dalam kesengsaraan tanpa batas. Bilamana lembaga perkawinan ternyata melarang perceraian dan mewajibkan pasangan yang terikat didalamnya menanggung derita sampai mati, maka lembaga perkawinan pasti dijauhi oleh manusia. Sebab hal itu bertentangan dengan dorongan fitrah manusia yang ingtn selalu mendapatkan kebahagiaan dan kesenangan dan