370 likes | 563 Views
PENGERTIAN. ( Anti = lawan, Bio = hidup) Adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. PEMBUATAN. PEMBUATAN. Antibiotika semisintesis
E N D
PENGERTIAN ( Anti = lawan, Bio = hidup) Adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil.
PEMBUATAN PEMBUATAN • Antibiotika semisintesis yaitu, apabilapada persemaian dibubuhi zat-zat pelopor tertentu, maka zat-zat ini diinkorporasi ke dalam antibiotikum dasarnya. Hasilnya disebut senyawa semisintesis, ex : penisilin-v • Antibiotika sintesis tidak dibuat lagi dengan jalan biosintesis tersebut, melainkan dengan sintesa kimiawi, ex : kloramfenikol.
JENIS ANTIBIOTIKA Penisilin Khloramfenikol Sefalosporin Thiamfenikol Aminoglikosida Vankomisin Tetrasiklin Asam Fusidat Makrolida Mupirosin Polipeptida
Penisilin Pengertian • Diperoleh dari jamur Penicillium chrysogenum • Memiliki cincin beta-laktam, yang merupakan syarat mutlak untuk khasiatnya • Jika cincin dibuka misalnya oleh enzim beta laktamase (penisilinase atau sefalosporinase), maka zat menjadi inaktif
Aktivitas • Penisilin-G dan turunannya bersifat bakterisid terhadap kuman gram-positif (khususnya cocci) dan beberapa kuman gram-negatif • Penisilin termasuk antibiotik spektrum-sempit, begitu pula penisilin-V dan analognya. • Ampisilin dan turunannya memiliki spektrum kerja yang lebih luas, meliputi banyak kuman gram-negatif • Antibiotika bakterisid ini tidak dapat dikombinasikan dengan bakteriostatika seperti tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin dan asam fusidat.kombinasi dengan sulfonamida adalah pengecualian
Mekanisme kerja • Dinding sel kuman terdiri dari suatu jar. Peptidoglikan→polimer dari seny.amino dan gula yang saling terikat satu sama lain (crosslinked)→kekuatan mekanis pada dinding. • Penisilin menghindarkan sintesa lengkap dari polimer ini yang spesifik bagi kuman→murein. • Bila sel tumbuh dan plasmanya bertambah atau menyerap air dengan cara osmosis→dd sel tdk sempurna ini pecah dan bakteri musnah
Efek Samping • reaksi alergi karena hipersensitasi,yang jarang menyebabkan shock anafilactis (dan kematian) • Pada Penisilin broad spectrum sering terjadi gangguan lambung-usus (diare, mual,muntah,dll) • Pada dosis amat tinggi dapat terjadi nefrotoksis dan neurotoksis
Wanita hamil dan Laktasi • Semua penisilin dianggap aman, walaupun dalam jumlah kecil terdapat dalam darah janin dan asi
Penggolongan Menurut aktivitas dan resistensinya terhadap laktamase : • Zat-zat spektrum-sempit: benzilpenisilin, penisilin-v,dan fenetisilin. zat-zat ini terutama aktif thd kuman gram- positif dan diuraikan oleh penisilinase • Zat-zat tahan Laktamase: metisilin,kloksasilin dan flukloksasilin. Zat ini hanya aktif thd stafilokok dan streptokok. As.klavulanat, sulbaktam dan tazobaktam memblokie laktamase dan menjamin aktivitas penisilin yang diberikan bersamaan
Zat-zat spektrum-luas: ampisilin dan amoksisilin,aktif thd kuman gram-positif dan sejumlah kuman gram-negatif, kecuali Pseudomonas,Klebsiella, dan B. Fragilis. Tidak tahan laktamase, sering digunakan terkombinasi dengan suatu laktamase-blocker • Zat-zat anti-Pseudomonas : tikarsilin, piperasilin. Tidak tahan laktamase dan umumnya digunakan bersamaan dengan laktamase-blocker.
Jenis - jenis Penisilin a. Benzilpenisilin b. Fenoksimetilpenisilin c. Kloksasilin d. Asam klavulanat e. Sulbaktam f. Ampisilin g. Amoksisilin
a. Benzilpenisilin - bersifat bakterisid ↑ dan toksisitas ↓ - pilihan pertama pada : pneumonia dan meningitis - obat profilakse pada sifilis, gonorrea, endocarditis, polyarthritis reumatica - hanya digunakan sebagai inj i.m. atau infus i.v - ekskresi melalui ginjal
b. Fenoksimetilpenisilin - digunakan pada pharyngitis c. Kloksasilin d. Asam klavulanat - preparat kombinasi tablet + amoksisilin, tablet + tikarsilin e. Sulbaktam - preparat kombinasi tablet + ampisilin
f. Ampisilin - banyak digunakan pada infeksi sal pernafasan (bronchitis kronis), sal cerna, sal kemih, kuping, gonore, kulit, dan bagian lunak (otot, dsb) - ekskresi sebagian besar melalui ginjal - ES : gangguan lambung-usus, kemungkinan berhubungan dengan penyerapan yang kurang baik. Begitu pula reaksi alergi kulit (rash,ruam) dapat terjadi g. Amoksisilin - resorpsi lebih baik dibanding ampisilin - ES : gangguan lambung-usus, dan rash ↓
Sefalosporin • Termasuk antibiotik beta-laktamase dengan struktur, khasiat, dan sifat yang banyak mirip penisilin • Diperoleh secara semisintesis dari sefalosporin C yang dihasilkan jamur Cephalosporium acremonium. • Spektrum kerja luas, meliputi kuman gram-positif dan –negatif, E.coli, Klebsiella, dan Proteus. • Bersifat bakterisid • Kepekaan untuk beta-laktamase lebih rendah daripada penisilin
Penggunaan • Gen-1 → per oral pada infeksi sal kemih ringan, obat pilihan ke-2 pada infeksi sal pernafasan dan kulit bila alergi thd penisilin • Gen-2/3 → parenteral pada infeksi serius yang resisten untuk amoksisilin dan sefalosporin gen-1, juga terkombinasi dengan aminoglikosida untuk memperluas dan memperkuat aktivitasnya. Profilaksis pada bedah jantung, usus, ginekologi, dll • ceftriakson dan cefotaxime, sering dianggap obat pilihan pertama untuk gonore
Efek samping • Pada umumnya sama dengan kelompok penisilin tapi lebih ringan • Obat oral → gangguan lambung-usus (diare, nausea) jarang sekali reaksi alergi (rash, urticaria) • Nefrotosisitas → khususnya sefaloridin dan sefalotin (dosis tinggi)
AMINOGLIKOSIDA • Dihasilkan oleh jenis fungi Streptomyces dan Micromonospora • Aktivitasnya → bakterisid, berdasarkan dayanya untuk penetrasi dd bakteri dan mengikat diri pada ribosom didalam sel • Efek post-antibiotis → ‘efek sisa’ • Spektrum kerja luas
Penggolongan Berdasarkan rumus kimia : • Streptomisin → 1 molekul gula-amino • Kanamisin dgn turunannya amikasin dan dibekasin, gentamisin dan turunannya netilmisin dan tobramisin → 2 molekul gula-amino • Neomisin,framisetin dan paromomisin → 3 molekul gula-mino
Penggunaan • Streptomisin (dan kanamisin) → hanya parenteral pada tuberkulosa, dikombinasi dengan INH, rifampisin, PZA • Gentamisin dan tobramisin → bersama penisilin/sefalosporin pada infeksi dgn Pseudomonas. • Amikasin → kasus dimana terdapat resistensi bagi aminoglikosida lainnya. • Topikal → gentamisin, tobramisin dan neomisin sebagai salep atau tetes mata/telinga
Efek samping • Pada penggunaan parenteral dapat mengakibatkan kerusakan pada organ pendengaran dan keseimbangan (ototoksis), Nefrotoksis reversible • Toksisitas untuk telinga dan ginjal tergantung dari lamanya pemakaian obat serta jenis aminoglikosida, maka sebaiknya ditakarkan maksimal 1-2 x sehari • Pada penggunaan oral → nausea, muntah, dan diare, khususnya pada dosis tinggi
Kehamilan dan laktasi • Aminiglikosida dapat melintasi plasenta dan merusak ginjal serta menimbulkan ketulian pada bayi. Maka tidak dianjurkan selama kehamilan • Mencapai asi dalam jumlah kecil dan pada hakekatnya dapat diberikan selama laktasi
TETRASIKLIN • Diperoleh dari Streptomyces aureofaciens (klortetrasiklin) dan Streptomyces rimosus (oksitetrasiklin) • Bersifat bakteriostatik, diganggunya sintesa protein kuman • Spektrum kerja luas • Ekskresi terutama melalui ginjal
Jenis Tetrasiklin • Tetrasiklin • Oksitetrasiklin • Doksisiklin • Minosiklin
Penggunaan • Dicadangkan pada infeksi tertentu bila terdapat intoleransi bagi ab pilihan pertama → perkembangan resistensi dan ES selama kehamilan dan pada anak kecil • Digunakan pada infeksi sal napas dan paru-paru, sal kemih, kulit , acne dan mata
Efek samping • Peroral → gangguan lambung-usus (mual,muntah,diare,dsb) • Penyerapan pada jar tulang dan gigi yang sedang tumbuh pada janin dan anak-anak. Pembentukan kompleks tetrasiklin-kalsiumfosfat → titik2 kuning kecoklatan pada gigi, yang lebih mudah berlubang • Fotosensitisasi → kulit peka terhadap cahaya, kemerahan,gatal2, dsb
Kehamilan dan Laktasi • Semua tetrasiklin tidak boleh diberikan setelah bulan keempat dari kehamilan dan pada anak2 sampai usia 8 tahun
Interaksi obat • Membentuk kompleks tak larut dengan sediaan besi,Al,Mg,Ca →resorpsi dari usus gagal. Oleh karena itu tetrasiklin tidak boleh diminum bersamaan dgn makanan (susu) atau antasida, kec doksisiklin dan minosiklin.
MAKROLIDA DAN LINKOMISIN • Terdiri dari Eritromisin, dan derivat- derivatnya klaritromisin, roxitromisin,azitromisin, dan diritromisin. • Spiramisin • Linkomisin dan klindamisin secara kimiawi berbeda dengan eritromisin, tetapi mirip sekali mengenai aktivitas, mekanisme kerja, dan pola resistensi. • Bakteriostatis
Pilihan pertama pada infeksi paru-paru dengan Legionella pneumophila (penyakit veteran) dan Mycoplasma pneumoniae (radang paru ‘atipis’ tidak khas) • Ekskresi berlangsung melalui empedu dan tinja serta kemih • ES, terpenting gangguan lambung-usus dan berupa diare, nyeri perut, nausea dan kadang2 muntah, terutama pada EM
EM pada dosis tinggi dapat menyebabkan ketulian reversible • Semua makrolida dapat mengganggu fungsi hati • EM dapat diberikan dengan aman selama kehamilan dan laktasi, sedangkan derivatnya belum ada kepastian. • Spiramisin dapat diminum wanita hamil tapi tidak dianjurkan selama laktasi karena kadar dalam asi tinggi
POLIPEPTIDA • Dihasilkan oleh jenis bakteri • Bakterisid • Polimiksin B, Polimiksin E (=kolistin), basitrasin, dan gramisidin • Sangat toksis bagi ginjal, juga bagi organ pendengaran (polimiksin) • Terutama digunakan secara topikal pada infeksi kulit, mata,dan telinga, seringkali bersama antibiotika lain atau kortikoid
I. Khloramfenikol • Broadspektrum • # aktif thd kebanyakan Pseudomonas, Proteus, dan Enterobacter • Bakteriostatis → Enterobacter, Staph. Aureus • Bakterisid → Str. Pneumoniae, Neiss. meningitides, H. influenzae
Penggunaan pada infeksi tifus (Salmonella typhi), meningitis (khusus akibat H. influenzae), dan infeksi anerob yang sukar dicapai obat, khususnya abces otak oleh B. fragilis • Penggunaan topikal sebagai salep, tetes/salep mata • Ekskresi melalui ginjal
Ekskresi melalui ginjal • ES yang sangat berbahaya adalah depresi sumsum tulang (myelodepresi) • Penggunaan pada kehamilan dan laktasi tidak dianjurkan , khususnya selama minggu2 terakhir dari kehamilan → gray baby syndrome
II.Thiamfenikol • Spektrum kerja dan sifat mirip kloramfenikol, tetapi kegiatannya lebih ringan • Digunakan pada infeksi tifus dan salmonella, infeksi sal kemih dan sal empedu oleh kuman yang resisten thd antibiotik lain • Toksisitas bagi sumsum tulang dan darah sama dengan kloramfenikol • ‘grey baby syndrome’ III. Vankomisin IV. Asam Fusidat V. Mupirosin