1 / 8

3/31/2010

3/31/2010. . Pendahuluan.       . Evaluasi Lanskap Lanskap Budaya Prinsip-prinsip Manajemen Lanskap Konservasi alam dan Ekologi Lanskap Konservasi dalam Lanskap Disain Lanskap dan Restorasi Struktur Hirarki dari Sistem dan Konservasi Biodiversity.

Download Presentation

3/31/2010

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. 3/31/2010  Pendahuluan        Evaluasi Lanskap Lanskap Budaya Prinsip-prinsip Manajemen Lanskap Konservasi alam dan Ekologi Lanskap Konservasi dalam Lanskap Disain Lanskap dan Restorasi Struktur Hirarki dari Sistem dan Konservasi Biodiversity PRINSIP-PRINSIP KONSERVASI LANSKAP, MANAJEMEN DAN DISAIN PROF. DR. IR. HADI SUSILO ARIFIN, M.S. DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP SEKOLAH PASCASARJANA - IPB PENDAHULUAN  Ekologi Lanskap menggambarkan dasar-dasar ilmiah untuk mempelajari perencanaan dan pengelolaan lanskap-lanskap semi-natural, perdesaan dan pertanian.  Lanskap-lanskap semi-alami, perdesaaan dan pertanian tersebar di antara pusat-pusat kota dan infrastruktur yang relevan antara lain high ways, jembatan-jembatan, bendungan-bendungan (dykes), tiang-tiang listrik dll.  Proses-proses ekologis relevan dengan ukuran, bentuk dan pengaturan spatial dari patches.  Overlap infrasruktur berteknologi (jalan, jem- batan, rel KA) dengan struktur-struktur alam seperti sungai, danau, lembah dan tepi puncak gunung (ridges) menimbulkan hambatan proses-proses ekologis erosi tanah & endapan, aliran air, pergerakan hewan, penyebaran tanaman.  Kapasitas ekologi lanskap untuk menempat-kan proses-proses ekologis melalui range skala-skala spatial (ruang), temporal (waktu) dan cultural (budaya), mengarahkan kita untuk memahamai efek-efek potensial yang nyata terhadap perencanaan dan tata guna lahan oleh manusia.  Aplikasi langsung prinsip-prinsip ekologi  Landscape Ecology dapat memperbaiki pendekatan lanskap terhadap perencanaan  mengizinkan kita untuk meniru dan/atau mempreservasi proses-proses alam.  Tujuan bab ini mengklarifikasikan peran ekologi lanskap dalam isue-isue lingkungan, yang disebabkan oleh peningkatan kemerosotan (deterioration) biosphere menjadi perhatian utama bagi para ekologist, ahli politik dan pengambil keputusan. anthropocentric terhadap isue-isue baik lanskap alami maupun buatan.  Prinsip-prinsip ekologi lanskap dapat digunakan untuk merencanakan atau mengelola “key species”, sisa-sisa hutan, network dari edges dan woodlots dalam lahan pertanaman, atau mempengaruhi pembangunan kota.  Perhatian khusus diberikan pada/terhadap nilai lanskap budaya, menfokuskan pada kepentingan-kepentingan- nya dalam melindungi keragaman biologi dan kera- gaman dari berbagai proses-proses ekologis, dan me- ngenal/mengetahui kesatuan nilai ekologis dari lan-skap buatan manusia. 1

  2. 3/31/2010 EVALUASI LANSKAP  Titik perhatian dalam pengelolaan lanskap adalah assessment (pendugaan) nilai lanskap dan menemukan kriteria dengan cara mengevaluasi komponennya.  Naturalness kerangka kerja konseptual = “intactness” = “integrity” (kesatuan) sebuah ekosistem diusulkan oleh Anderson (1991) Tiga indeks Naturalness  Derajat/tingkat terhadap suatu sistem akan berubah jika intervensi (campur tangan) manusia dihilangkan.  Jumlah energi budaya (cultural energy) di- butuhkan untuk menjaga fungsi ekosistem sebagaimana keadaan (exists) saat ini.  Penambahan native species, yaitu yang tersisa di sebuah area dibandingkan dengan yang hadir lebih dulu. Kesimpulan  Konsep Naturalness popular dan atraktif, tetapi sulit diterapkan sebab seringkali terpisahnya (exclusion) manusia dari alam menekan keragaman biologis dan ekologis.  Asumsi umum bahwa pengaruh manusia terhadap lanskap selalu negatif dan bertentangan: dalam beberapa kasus manusia benar-benar mempengaruhi penurunan nilai suatu tapak, tetapi pada banyak kasus manusia sangat berperan dalam menjaga keragaman. LANSEKAP BUDAYA  A landscape that has been changed in some parts by a long-term human disturbance regime by which a unique assemblage of patterns, species and processes has been created.  Lansekap budaya  merupakan lansekap yang didominasi oleh manusia  merefleksikan hubungan antara manusia & lingkungan alaminya dalam fenomena yang kompleks (tangible & intangible identity).  Evaluasi lanskap merupakan tahap penting dalam persiapan kegiatan yang ditujukan pada pengelolaan area yang luas, untuk pertimbangan proses-proses yang disebabkan hubungan manusia dan alam. UNESCO – 1991: a valuable and endangered cultural landscape  … be an outstanding example of a cultural landscape resulting from association of cultural and natural elements significant from the historical, aesthetic, ethnological or anthropological points of view and evidencing a harmonious balance between nature and human activity over a very long period of time which is rare and vulnerable under the impact irreversible change. 2

  3. 3/31/2010 FAKTOR MEDIUM FORM FAKTOR FORM Populasi Iklim densitas mobilitas Geognostik Lahan permukaan Perumahan rencana WAKTU Klimatik Vegetasional LANSKAP ALAMI tanah drainase Lanskap Alami LANSKAP BUDAYA Budaya WAKTU struktuir sumberdaya mineral Produksi Komunikasi XX Gambar Lanskap Budaya X Laut & pantai Vegetasi Gambar Lanskap Alami  Lansekap budaya  memiliki struktur yang complicated ditunjukkan sebagai lansekap pertanian, kehutanan, padang rumput.  Seringkali lereng direkayasa menjadi lahan berteras untuk mengurangi laju erosi tanah dan menyediakan lahan kegiatan pertanian serta meningkatkan retensi hara. KONSEP TRIMANDALA DI BALI 3

  4. 3/31/2010 4

  5. 3/31/2010 Interaksi antara lansekap alami & lansekap budaya  Lansekap budaya merupakan produk perubahan lansekap alami yang dipengaruhi oleh kegiatan manusia dalam masa yang cukup panjang.  Lansekap budaya memerlukan terpeliharanya perhatian manusia; kondisinya rentan  akan kembali ke lansekap alami jika campur tangan (interferensi) manusia menurun dan hilang.  Jika lahan lansekap budaya terbengkelai  strukturnya akan berubah.  Lansekap budaya lebih banyak patch daripada lansekap alami; atau lebih homogen.  Lansekap budaya lebih memiliki struktur linier (hedgerows) atau memiliki ruang terbuka lebih banyak daripada lansekap alami.  Ada beberapa hal yang bersifat sebaliknya: oasis padang pasir memiliki tanaman lebih banyak daripada spring padang pasir alami; pertanian di pegunungan memiliki pohon yang lebih sedikit daripada hutan pegunungan, tapi lebih banyak daripada di padang rumput pegunungan. 5

  6. 3/31/2010 Rumah Gadang, arsitektur tradisional dalam tapak pekarangan Artefak Candi Borobudur sebagai elemen dalam lansekap budaya. Arsitektur Tana Toraja dengan latar depan persawahan SISTEM PEKARANGAN PERDESAAN Arsitektur Tana Toraja dengan latar belakang kebun dan talun.  Lansekap budaya  terbentuk karena adanya populasi penduduk yang menetap; sesuai dengan tradisi setempat, adanya keberlanjutan penggunaan dan sumberdaya.  Lansekap budaya umumnya memiliki biodiversity lebih tinggi daripada lansekap alami (adanya domestikasi); di lain pihak degradasi/penurunan jumlah spesies menghasilkan kualitas lansekap yang kurang. Track di Gokoume G. Fuji pada ketinggian 2500 m. dpl. 6

  7. 3/31/2010 PRINSIP PENGELOLAAN LANSEKAP  Salah satu tujuan ekologi lansekap adalah mempelajari struktur “spatial mosaic” dan pengaruhnya terhadap proses ekologis.  Organisme, energi dan sumberdaya  terdistribusi pada patch dalam suatu lingkungan  distribusi tsb penting bagi pola dan proses ekologis.  Mosaic yang kompleks berhubungan dengan organisme, energi, hara, air, proses gangguan  unsur tsb. dipengaruhi keragaman lansekap. Watershed Is an area of internal drainage, the size an shape of which is determined by surface topography. Is completely encircled by a divide or a ridge line. Precipitation falling on one side of the divide drains toward the outlet or mouth of the watershed on that side of the divide. Aplikasi ilmiah dari prinsip-prinsip Fragilitas Lansekap Budaya  Lansekap budaya  fragile dan memerlukan campur tangan manusia untuk pemeliharaannya.  Musim kemarau panjang mengakibatkan kekeringan dan kebakaran; musim hujan dapat mengakibatkan erosi dan banjir besar.  Skala lansekap  salah satu pendekatan yang efisien dalam pengelolaan ekosistem.  Lansekap dapat mencakup bidang lahan yang luas di mana proses-proses alam dan sosial ekonomi berlangsung di atasnya.  Skala lansekap  mempertimbangkan unit watershed atau yang lainnya: ecotope, micro- meso-macro-megachore sebagai area dasar di mana kegiatan pengelolaan dilakukan. Tujuan proses daerah aliran sungai untuk: Memperbaiki penyediaan air Mengurangi/memperkecil “range” antara aliran arus yang ekstrim aliran yang lambat – arus banjir yang destruktif. Mengurangi produksi sedimen Meningkatkan/memperbaiki kualitas air untuk Protection Improvement Management DAS berbagai penggunaan 7

  8. 3/31/2010 TERIMAKASIH 8

More Related