470 likes | 1.09k Views
Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction). Tujuan Sesi Meningkatkan pengetahuan peserta mengenai Harm Reduction Meningkatkan pemahaman peserta mengenai Harm Reduction Peserta mampu menjelaskan seluruh kegiatan program Harm Reduction. Jenis Narkoba. Narkotika Ganja Morphin/Heroin
E N D
TujuanSesiMeningkatkan pengetahuan peserta mengenai Harm ReductionMeningkatkan pemahaman peserta mengenai Harm ReductionPesertamampumenjelaskanseluruhkegiatan program Harm Reduction
Jenis Narkoba Narkotika Ganja Morphin/Heroin Kokain Psikotropika Extacy Shabu LSD Zat Adiktif Nikotin, Rokok Kafein, Kopi Etanol, Alkohol Solvent, Thinner
Klasifikasi Pemakai Narkoba • Coba Coba • Pengguna • Penyalahguna • Ketergantungan
KAITAN NAPZA DENGAN IMS, HIV DAN AIDS Risiko sangat tinggi tertular IMS atau HIV apabila NAPZA digunakan dengan cara suntik secara tidak aman Melakukan perilaku seksual saat dibawah pengaruh NAPZA bisa menempatkan seseorang pada risiko tinggi tertular IMS atau HIV
Perilaku Pecandu dan HIV • Menggunakan Narkoba Suntik • Menggunakan Jarum Bekas Pakai • Pakai Narkoba Suntik Tidak Sendirian • Kebiasaan “bagi basah” • Tehnik “Pumping”
Epidemiologi • IDU dilaporkan terdapat di 136 negara • 114 negara diantaranya melaporkan kasus HIV diantara para pengguna. • Pemakaian bersama jarum yang terinfeksi menjadi rute utama transmisi HIV. • IDU dan HIV menjadi permulaan epidemik HIV di Amerika Utara, Eropa dan Asia.
Narkoba Suntik • Faktor utama penyebaran epidemi HIV/AIDS pada wanita dan anak-anak. • Jumlah wanita partner seks sama dengan jumlah IDU • Meningkatkan resiko infeksi perinatal • Penyalahgunaan Narkoba menghambat akses perawatan prenatal • Intervensi untuk menurunkan resiko transmisi ibu-ke-bayi sangat terbatas.
Kasus AIDS padapemakainarkobasuntikmeningkattajamsejaktahun 2000 !
Suami Tertular HIV ! Seks tanpa kondom dengan perempuan lain (PSK) Pengguna narkoba suntikan Istri Tertular HIV ! Hubungan seks tanpa kondom dengan istri Bayi berisiko tertular HIV Istri hamil dengan HIV/AIDS
STBP 2007SurveilansTerpaduBiologisPerilaku • Kota: Medan, Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Malang • 43-56% penasunterinfeksi HIV (Estimasi 2006, 190-248 ribupenasun) • Kurangdari 30% penasuntelahdites HIV • Cakupan LJSS cukuptinggi • Status HIV tidakmempengaruhiperilaku • Melakukanseksdenganbanyakpasangan • Sekstanpakondom, halbiasa
Rekomendasi STBP 2007 • Menjangkau 70-80% Penasun, meliputi; aksesinformasi, layanankesehatan, VCT, KPP, Kondom, LJSS dan PTRM • Perhatianintensifpada LJSS dan PTRM • Peningkatanlayanan VCT • Peningkatan KPP danpromosikondom • Perhatianpadapasangantetappenasun • PerhatianpadapenasundiLapas
Mengapa HR?! • Diterapkan sekitar tahun 1980 • Menekan penularan HIV diantara Injecting Drug Users • Penggunaan kodom yang konsisten • Demand and Supply Reduction cenderung represif • Kebijakan yang terkait kesehatan masyarakat • Mengurangi akibat-akibat fatal terkait penggunaan napza dan kegiatan beresiko lainnya.
Definisi Strategi praktis yang bertujuan untuk mengurangi konsekuensi negatif dari penggunaan napza Termasukstrategipenggunaan yang lebih aman, menuju penggunaan yang diatur, hingga abstinensia. (Harm Reduction Coalition)
Prinsip HR Utamanya yang terkait dengan penggunaan napza suntik, yaitu jarum suntik steril harus mudah dan selalu tersedia (dapat diakses tanpa resep dokter)atau paling tidak mudah diakses melalui program Needle Exchange Program/LJASS
Program Penukaran Jarum Suntik • Dikembangkan sejak tahun 1980an • Penukaran jarum suntik steril bagi jarum yang terontaminasi darah • HIV dapat bertahan > 4 minggu di dalam jarum • Mengurangi waktu bagi penggunaan ulang jarum yang telah terkontaminasi • Membuat kontak dengan IDU untuk memberikan pelayanan lainnya, termasuk treatment obat
Program Penjangkauan dan Pendampingan (Outreach) Program Komunikasi, Informasi dan Edukasi Program Penilaian Pengurangan resiko Program Konseling dan Test HIV Sukarela (VCT) Program Pencucihamaan (bleach) Program Jarum Suntik Steril (LJASS) 7.Program Pemusnahan Peralatan Suntik Bekas Pakai 8. Program Therapi Ketergantungan Napza 9. Program Terapi Subtitusi 10. Program Perawatan dan Pengobatan HIV 11. Program Pendidikan Sebaya 12. Program Layanan Kesehatan Dasar 12 kegiatan utama
Program di YPI • Berbasis Komunitas • Remaja Mall • Anak yang terlibat • Lapas • Insersi Pendidikan Kespro di Sekolah dan Lapas Anak • Layanan Klinik Remaja
Aktivitas • Pendampingan dan pemberian informasi kepada Pecandu • Konseling dan tes HIV • Akses layanan kesehatan untuk pecandu dan Odha • Pengobatan Antiretroviral • Penyuluhan pada masyarakat
PENDAMPINGAN • Tindak lanjut dari Penjangkauan • Proses beraktifitas dengan dampingan untuk membangun perubahan perilaku yang lebih baik • Menggunakan serangkaian strategi untuk melakukan kontak per individu secara aktif dan intensif.
Hirarki Tujuan • Stop pakai dan suntik narkoba • Mengikuti Rehab dan cegahan Relaps • Risk Reduction: • Pakai Narkoba non suntik • Tidak berbagi peralatan (jarum, sendok, etc) • Pakai jarum steril • Pakai air yang steril/bersih • Bersihkan/disinfeksi area penyuntikan • Kurangi dosis dan teman saat pakau
Pemberdayaan Dampingan • Perilaku sehat dan aman • Health seeking behaviour • Ekonomi • Pendidikan dan Pelatihan • On the Job Training • Life Skills
Mitos Program jarum suntik steril dan subtitusi adalah komponen paling penting di program HR Semua pecandu membutuhkan program jarum suntik seteril dan subtitusi Program HR adalah ‘kontrak’ seumur hidup
Fakta Masih ada 10 kegiatan HR lainnya yang sama pentingnya untuk terus di informasikan petugas lapangan Komponen terapi ketergantungan napza bisa menjadi pilihan yang bisa dimanfaatkan pecandu
Tantangan yang sering dihadapi petugas penjangkau/relawan program HR dilapangan I. Tingkat Komunitas :Ditangkap saat membawa/menukar jarum suntik sterilKesulitan meminta surat dukungan terhadap program lembaga dari Kapolres.Petugas penjangkau/relawan ditakut-takuti mengenai perbuatan konspirasi dengan IDU.Polres meminta data dampingan LSM sebagai timbal balik surat dukungan dari Polres
II. Tingkat Layanan Penggerebekkan di PKM yang menjadi PTRM Layanan PTRM masih terbatas Lokasi PTRM tidak kondusif, kebanyakan berada di lingkungan perumahan padat Alat bukti: • Jarum suntik steril dan bekas • Kondom • Buprenorphine • Methadone
Contoh Kasus di Lapangan Pengintaian dan penangkapan di pusat layanan (Puskesmas dan DIC LSM) IDU jadi takut akses ke tempat layanan LJSS (Layanan Jarum Suntik Steril): • Jarum terdistribusi VS jarum kembali • IDU takut membeli jarum dan membawa jarum bekas • Akses jarum di pusat layanan rendah IDU takut diidentifikasi/diikuti kemudian ditangkap • Pasien baru PTRM tidak bisa akses layanan jarum baru di PKM
Rekomendasi • Dukungan ID card yang dikenal dan disepakati terkait program, yang dapat menjamin keamanan staff LSM saat melaksanakan kegiatan penjangkauan dan pendampingan. 2. Dampingan mempunyai ID Card, seperti yang disebutkan di Permenko (Setiap orang yang telah mempunyai identitas (ID card) sebagai pasien yang sedang mengikuti program jarum suntik steril) • Polisi tidak melakukan pengintaian penasun yang datang ke Layanan, penggerebekan PKM dan penangkapan, di wilayah program (DIC dan PKM) • Monitoring dan Evaluasi terhadap Layanan Substitusi Buphrenorpin/ Methadone (dokter dan pasien). • Surat Dukungan terhadap program lembaga dari Kapolres melalui sosialiasasi da advokasi terus menerus 6. SOP/Protap yang jelas atas seseorang yang membawa jarum baru, bekas dan kondom. Jumlah distribusi jarum oleh LSM banyak, tapi jarum kembalinya rendah. IDU takut bawa jarum bekas. IDU bawa jarum bekas dan jarum steril tidak ditangkap 7. PTRM yang kondusif. PTRM juga melakukan sosialisasi ke masyarakat sekitar PTRM, dibantu advokasi dari Dinkes.