510 likes | 888 Views
E N D
ANALISIS PERUBAHAN GEOMORFOLOGI DASAR LAUTAKIBAT PENAMBANGAN PASIR LAUTDI PERAIRAN TIMUR PULAU KARIMUN BESARPROVINSI KEPULAUAN RIAUSIDANG KOMPREHENSIF ISNAINI SOFIYANINPM 230210080009 Di bawah bimbingan :AnkiqTaofiqurrohman, S.Si, M.TNoir Primadona Purba,M.SiDrs. Muhammad Salahuddin UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN 2012
OUTLINE PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE HASIL DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN DAN SARAN
LATAR BELAKANG SUMBER DAYA KELAUTAN SUMBER DAYA HAYATI DAN NON-HAYATI PENAMBANGAN PASIR LAUT GEOMORFOLOGI DASAR LAUT PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR & LAUT
SUMBER DAYA HAYATI aquariumslife.com, 2009 • sciencephoto.com • maruf.wordpress.com, 2003 • borneo.com • dkp-kepulauanriau.info
SUMBER DAYA NON-HAYATI wartanews, 2010 Serbasejarah.wordpress.com Media Indonesia, 2011 Darmadi, 2010 pasarkreasi.com Cabiklunik.blogspot.com, 2010 Link-geo.blogspot.com, 2009
PenambanganPasirLaut bumn.go.id Kompas, 2007
GeomorfologiDasarLaut P3GL, 2009
IDENTIFIKASI MASALAH UntukmengetahuisejauhmanaaktivitaspenambanganpasirlautmempengaruhigeomorfologidasarlautdiwilayahPerairanTimurPulauKarimunBesar, KabupatenKarimun, ProvinsiKepulauan Riau.
TUJUAN Untukmengetahuiperubahangeomorfologidasarlautdan volume pasirlaut yang ditambangdiwilayahPerairanTimurPulauKarimunBesar, ProvinsiKepulauan Riau.
MANFAAT Mengetahuiperubahangeomorfologidasarlaut yang terjadidiwilayahPerairanTimurPulauKarimunBesar. InformasiinijugadapatdipakaisebagaiacuandalampengelolaansumberdayapesisirdanlautPulauKarimunBesarterutamadalampenangananeksploitasipasirlaut.
PENDEKATAN MASALAH • Maritime Magazine, 2011 • P3GL, 2009 • PengelolaanSumberDayaPesisirdanLaut • land-state.az.us
BAHAN & METODE PENELITIAN LOKASI DAN WAKTU DATA DAN PERANGKAT METODE ANALISIS DATA
LOKASI PENELITIAN PerairanTimurPulauKarimunBesar, KabupatenKarimun, ProvinsiKepulauan Riau yang terletakpadakoordinat 01°02’00” – 01°08’00” LS dan 103°22’00” – 103°28’00” BT.
WAKTU PENELITIAN • Penelitiantelahdilaksanakanpadabulan April-September 2012 yang mencakuppengumpulan data, pengolahan data, analisis data, danpenyusunanlaporan. • Pengolahan data dilakukandi P3GL Bandung dan Lab. IlmudanTeknologiKelautan, FPIK, UNPAD.
PERANGKAT PerangkatKeras • Komputer • Scanner • Printer PerangkatLunak • ArcGIS 9.3 • GEDCO Vista 11.0 • Surfer 10 • Microsoft Excel
METODE PENELITIAN Metode yang digunakandalampenelitianiniadalahmetodeobservasi yang dirancangberdasarkanSistemInformasiGeografis (SIG). Penelitianinidilakukandengancaramembandingkankondisigeomorfologi, yaitudenganmenggunakanpetabatimetritahun 1955, 1998, dan 2005.
KOREKSI PASANG SURUT • Metode harmonik British Admiralty untuk menghitung konstanta harmonik yang terdiri atas : paras laut rata-rata (mean sea level), amplitudo, dan fase yang terdiri atas 9 komponen utama pasang surut, yaitu: An: Amplitudo harmonik ke-n g(O) : Fase perlambatan S0 : Paras laut rata-rata M2 : Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh posisi bulan S2 : Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh posisi matahari N2 : Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh perubahan jarakbulan K2 : Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh perubahan jarak matahari O1 : Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh deklinasi bulan P1 : Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh deklinasi matahari K1 : Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh deklinasi matahari dan bulan M4 : Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh pengaruh ganda M2 MS4 : Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh interaksi antara M2 dan S2 • Konstanta harmonik diperoleh melalui persamaan harmonik : A(t) = S0 + Σ An cos(wt.Gn) A(t) : Amplitudo S0 : Tinggi paras air laut rata-rata di atas titik nol rambu amat An : Amplitudo komponen harmonik pasang surut Gn : Fase komponen harmonik pasang surut N : Konstanta yang diperoleh dari perhitunganastronomis wt : Waktu • Penentuantipepasangsurutdengan
PEMBUATAN PETA BATIMETRI • Pembuatan model 3 dimensi
PEMBUATAN PETA SEBARAN SEDIMEN Mengacu pada Peta AMS Bengkalis dan Siak Sri Indrapura tahun 1955, peta Selat Durian dan Air Pelayaran di sekitarnya tahun 1998 yang menggunakan analisis megaskopis, dan data sebaran sedimen tahun 2005 hasil PDKK Bakosurtanal yang menggunakan analisis besar butir (granulometri) untuk mengetahui sebaran sedimennya. Setelah diketahui jenis sedimennya, kemudian dibuat peta sebaran sedimen yang disatukan dengan peta batimetri.
INTERPRETASI REKAMAN SEISMIK • Didasarkan pada prinsip penjalaran gelombang suara yang dilepas kemudian dipantukan kembali oleh lapisan sedimen/batuan yang ditangkap oleh unit penerima, maka dapat diketahui ketebalan dari lapisan sedimennya. Untuk menghitung ketebalan sedimen/batuan digunakan persamaan jarak, yaitu: S = V x t S : jarak atau ketebalan V: kecepatan gelombang pada media air (V air) dan pada media sedimen (V sed). t : waktu tempuh perambatan gelombang suara pada media dalam satuan TWT (Two Way Traveltime) • Berdasarkan hasil pengukuran semi empiris, kecepatan gelombang dalam air (V air) sekitar 1500 m/sdan kecepatan gelombang dalam sedimen (V sed) sekitar 1600 m/s (Hubrol et al., 1980; Khesin et al. 1995)
ANALISIS DATA Analisis data dilakukandengancaraanalisisdeskriptif. • Analisis data dilakukandenganmembandingkantigabatimetriPerairanTimurPulauKarimunBesar (tahun 1955, 1998 dan 2005) denganmenumpang-susunkan (computerized overlying) polasebarangariskonturbatimetripadaposisigeografis yang sama, sehinggadidapatkanperpotongangaris-gariskonturdengannilaikedalaman yang berbeda. • Dihitung volume pasir yang ditambang dengan menggunakan analasis spasial. Kemudian data hasil rekaman seismik diinterpretasi untuk mengetahui jenis dan ketebalan batuan sedimen serta sebaran sedimennya pun dibandingkan dari ketiga tahun tersebut.
PASANG SURUT • Data pasangsurutinidiambil dari hasil pengamatan PDKK Bakosurtanal pada tanggal 27 Agustus sampai 24 September 2005. Tabel 3. Konstanta Harmonik Beserta Nilai A dan g • Berdasarkan nilai pada tabel 3 didapatkan nilai F sebesar 0.37, yang termasuk ke dalam tipe pasang surut campuran condong ke setengah harian ganda (semi diurnal tide) dan dalam waktu 24 jam diperoleh puncak pasang atau surut minimum masing-masing dua kali.
PASANG SURUT Gambar 6. Grafik Pasang Surut 27 Agustus - 24 September 2005 di Perairan Timur Pulau Karimun Besar
Peta Batimetri Perairan Timur Pulau Karimun Besar Tahun 1955
Gambaran Geomorfologi Perairan Timur Pulau Karimun Besar Tahun1955
Peta Batimetri Perairan Timur Pulau Karimun Besar Tahun 1998
Gambaran Geomorfologi Perairan Timur Pulau Karimun Besar Tahun1998
Peta Batimetri Perairan Timur Pulau Karimun Besar Tahun 2005
Gambaran Geomorfologi Perairan Timur Pulau Karimun Besar Tahun 2005
Peta Komposit Perairan Timur Pulau Karimun Besar Tahun 1955 dan 1998
Peta Komposit Perairan Timur Pulau Karimun Besar Tahun 1998dan2005
Peta Komposit Perairan Timur Pulau Karimun Besar Tahun 1955dan2005
Peta Wilayah KP Pasir Laut Perairan Timur Pulau Karimun Besar
PENAMBANGAN PASIR LAUT Hasil pengolahan analisis spasial didapatkan bahwa volume pasir laut yang ditambang pada tahun 1955 sampai dengan 1998 adalah 26.672.232,82 m3denganluaspenambanganpasir 95.514.000 m2. Pasir yang ditambang tiap tahunnya sebanyak 620.284,48 m3/tahun, dengan rata-rata pendalaman 0,0065 m/tahun. Pada tahun 1998 sampai dengan 2005, volume pasir yang ditambang sebanyak 62.580.425,44 m3 atau 8.940.060,78 m3/tahun, dengan rata-rata pendalaman 0.094 m/tahun. Volume pasir yang ditambang dari tahun 1995 sampai 2005 tidak dapat dihitung karena data spasial yang berbeda.
SEISMIK PANTUL DANGKAL Lintasan survei kapal riset Geomarin I di perairan timur Pulau Karimun (Gambar 17) yang digunakan untuk penelitian ini terdapat 3 lintasan yang menunjukkan adanya penambangan pasir, yaitupadakoordinat 103°26'21.29" - 103°26'34.125" BT dan 1°5'27.487" - 1°5'31.8" LS.
SEISMIK PANTUL DANGKAL PenampangSeismikHasil Scan
SEISMIK PANTUL DANGKAL PenampangSeismikdalambentuk SEG-Y
SEISMIK PANTUL DANGKAL Perbedaan Morfologi Dasar Laut Normal dan Terganggu
Dampak Penambangan Pasir LautterhadapSumberDayaHayatidan non-Hayati • Penambangan pasir laut dengan cara penghisapan dapat mengakibatkan lumpur pada dasar perairan menjadi teraduk. Berpotensi meningkatkan kekeruhan dan jumlah zat padat tersupensi baik di daerah tambang maupun di sekitarnya. Peningkatan kekeruhan dan kandungan zat padat tersuspensi akan mengurangi penetrasi cahaya matahari, serta tingkat nutrisi air laut yang mempengaruhikeberlangsungan biota laut(PT. Equator Reka Citra, 1996). • Perubahan akibat penambangan pasir akan mengubah pola gerakan air dan sistem transportasi sedimen di daerah tersebut. Bertambahnya kedalaman air laut akan mengakibatkan menguatnya gelombang yang mencapai pantai(PT. Barelang Sugi Bulan, 2000).
Dampak Penambangan Pasir LautterhadapSumberDayaHayatidan non-Hayati • Dampakdaripenambanganpasiradalahpengurangandaratan. SalahsatunyaadalahPulauNipah, Pulau Nipah merupakan pulau kecil terluar yang berada di timur laut Pulau Karimun Besar berbatasan dengan negara Singapura. Menurut penelitian Poerba, dkk. tahun 2011 terdapat perubahan garis pantai di Pulau Nipah, yaitu dari luasan 659.689,58 m2 pada tahun 1990 menjadi 594.916,07 m2 pada tahun 2009. Perubahan garis pantai di Pulau Nipah ini selaindipengaruhiolehkenaikanmuka air laut, jugadiduga akibat penambangan pasir laut yang terdapat di Pulau Karimun, daerah penambangan pasir ini terisi kembali oleh sedimen yang berasal dari Pulau Nipah.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan • Adanya aktivitas penambangan pasir laut, dari tahun 1955, 1998, dan 2005 terjadi perubahan kedalaman sekitar 5-30 meter dan morfologi dasar laut berubah menjadi tidak beraturan. Volume pasir laut yang ditambang pada tahun 1955 sampai dengan 1998 adalah 26.672.232,82 m3 dan pada tahun 1998 sampai dengan 2005, volume pasir yang ditambang sebanyak 62.580.425,44 m3. • Horizon seabed yang berundulasi pada penampang seismik tahun 2000 mendukung adanya morfologi dasar laut yang terganggu akibat penambangan pasir laut dan juga berubahnya jenis sedimen. Sedimen pada tahun 1955 didominasi oleh pasir, tahun 1998, dan 2005 lumpur pasiran. Hal ini disebabkan oleh transpor sedimen dari daratan dan dampak dari penambangan pasir. • Penambangan pasir ini dapat mengakibatkan kekeruhan yang dapat mengurangi penetrasi cahaya dan tingkat nutrisi air laut yang mempengaruhi keberlangsungan hidup biota laut serta meningkatnya energi gelombang yang mengempas di pantai yang berdampak pada semakin intensifnya proses abrasi atau erosi pantai.
KESIMPULAN DAN SARAN Saran Perlu ditambahkan parameter arus dasar, data terbaru, dan daerah penambangan pasir laut di Selat Sugi dan Selat Combol yang belum dikaji untuk penelitian berikutnya, serta dilakukan survei ke lapangan dan pemodelan bagaimana morfologi dasar laut kedepannya.