320 likes | 1.09k Views
METABOLIT SEKUNDER DARI SALAH SATU TUMBUHAN OBAT INDONESIA : HIPPOBROMA LONGIFLORA, G. Don. (CAMPANULACEAE). Irpan Waliana 10506045. Pembimbing: Dr. Lia Dewi Juliawaty. Latar Belakang. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, dan salah satunya adalah tumbuhan.
E N D
METABOLIT SEKUNDER DARI SALAH SATU TUMBUHAN OBAT INDONESIA :HIPPOBROMA LONGIFLORA, G. Don. (CAMPANULACEAE) Irpan Waliana 10506045 Pembimbing: Dr. Lia Dewi Juliawaty
Latar Belakang • Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, dan salah satunya adalah tumbuhan. • Hippobroma longiflora (Campanulaceae): Di Indonesia, tumbuhan ini digunakan sebagai obat untuk sakit gigi, asma, bronkhitis, radang tenggorokan, obat luka, obat tetes mata, dan obat kanker. • Penelitian metabolit sekunder H. longiflora yang tumbuh di Indonesia belum pernah dilakukan. • Belum ada penelitian ilmiah tentang pengujian aktivitas senyawa H. longiflora sebagai obat antikanker.
Tujuan Penelitian Mengisolasi dan mengkarakterisasi metabolit sekunder dari tumbuhan H. longiflora serta menguji aktivitasnya terhadap sel murin leukemia P-388 dan uji inhibitor tirosin kinase. Mengetahui hubungan antara kegunaan tumbuhan H. longiflora sebagai obat tradisional dengan kandungan senyawanya.
Tinjauan Pustaka Famili Campanulaceae • Bellflower family dan terdiri dari kurang lebih 84 genus dan 2400 spesies • Memilikilima subfamili yaitu Campanuloidae, Lobelioidae, Nemacladoideae, Cyphioideae, dan Cyphocarpoideae • Ada lima genus besar dalam subfamili Lobelioideae yaitu Lobelia (a), Siphocampyllus (b), Centropogon (c), Burmeistera (d), dan Cyanea (e) • Genus Hippobroma termasuk subfamili Lobelioideae
Tinjauan Pustaka • Berasal dari Amerika Latin • Terdapat hampir di seluruh belahan dunia (Asia Pasifik, Amerika Latin, dan Eropa). • Nama lokal tolod, ki tolod (Jawa), korejat (Sunda), dan bunga bintang • Tinggi 30-60 cm • Mudah tumbuh di tempat lembab dan cukup cahaya • Kegunaan sebagai obat tradisional : daun obat luka, sakit gigi, asma, bronkhitis, dan radang tenggorokan bunga obat tetes mata seluruh bagian tumbuhan obat kanker Hippobroma longiflora Tumbuhan H. longiflora
Tinjauan Pustaka Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Subkelas : Asteridae Ordo : Campanulales Famili : Campanulaceae Subfamili : Lobelioideae Genus : Hippobroma Spesies : Hippobroma longiflora
Tinjauan Pustaka Metabolit Sekunder H. longiflora (Kesting et al., 2009) Alkaloid (-)-Lobelin (-)-cis-2',2"-difenilobelidiol (2R,6S,2"S)-2"-O-asetilobelin 6-[(E)-2-(3-metoksifenil)etenil]-2,3,4,5-tetrahidropiridin
Tinjauan Pustaka Non-alkaloid Lobetiolin, senyawa poliasetilen
Metodologi Penelitian Tumbuhan H. longiflora Ekstraksi dan Isolasi Uji bioaktivitas Senyawa murni Uji bioaktivitas Data spektroskopi Struktur dan aktivitas
Metodologi Penelitian Skema kerja
Metodologi Penelitian Skema kerja
Hasil dan Pembahasan Asam salisilat (Asam o-hidroksi benzoat) Metil salisilat
Spektrum 1H-NMR asam o-hidroksibenzoat(Metanol-d3, 400 MHz) δH = 7,84 (1H, dd, J1 = 7,6; J2 = 2 Hz) δH = 6,78 (1H, td, J = 8 Hz) δH = 6,76 (1H, dd, J = 7,6 Hz) δH = 7,27 (1H, td, J1 = 7,6; J2 = 8; J3 = 2 Hz)
H-6 H-4 H-3 H-5 δC = 117 (C-5) δC = 119 (C-3) δC = 119,8 (C-1) δC = 130,4 (C-6) δC = 133,5 (C-4) δC = 162,8 (C-2) δC = 177 (C-7)
Spektrum 1H-NMR metil salisilat(Metanol-d3, 500 MHz) δH = 7,69 (1H, dd, J1 = 8; J2 = 1,85) δH = 6,91 (1H, d; J =8,6 Hz) δH = 7,38 (1H, td; J1 = 7,6; J2 = 6,7; J3 1,8 Hz) δH = 6,98 (1H, t; J1 = 7,9; J2 = 7,35 Hz)
δC = 122,2 (C-3) δC = 132,4 (C-6) δC = 122,4 (C-5) δC = 134,3 (C-4) δC = 156,3 (C-2) δC = 124,2 (C-1) δC = 168,7 (C-7)
Kesimpulan Dari tumbuhan H. longiflora berhasil diisolasi sembilan senyawa, dan tiga diantara senyawa tersebut strukturnya dapat disarankan sebagai asam salisilat (asam o-hidroksibenzoat), metil salisilat, dan satu senyawa alkaloid kelompok piperidin. Ekstrak metanol H. longiflora dan fraksi alkaloidtidak aktif terhadap sel murin leukemia P-388, masing-masing dengan IC50 > 100 μg/mL dan 52,5 μg/mL. Ekstrak metanol juga tidak aktif terhadap inhibitor tirosin kinase.
Ucapan Terimakasih • Meiji Pharmaceutical University untuk pengukuran NMR dan uji inhibitor tirosin kinase • Puspitek LIPI Serpong untuk pengukuran NMR
δH = 7,36 (2H, t, J1= J2 = 7,4 Hz) δH = 7,40 (2H, t, J1= J2 = 7,4 Hz) δH = 7,46 (2H, d, J = 7,3 Hz) δH = 7,31 (1H, d, J = 7,3 Hz) δH = 7,28 (1H, d, J1 = J2 = 7,4 Hz)
δH = 3,67 (1H, dd, J1 = 11,6; J2 = 6,1 Hz) δH = 3,88 (1H, dd, J1 = 11,6; J2 = 1,8 Hz) δH = 5,05 (1H, dd, J1 = 7,6; J2 = 5,6 Hz) δH = 4,07 (1H, d, J = 7,4 Hz)
δH = 3,27 (1H, td, J1 = 9,2; J2 = 8,3; J3 = 4,9; J4 = 3,1 Hz) δH = 3,21 (1H, d, J = 8,6) δH = 2,58 (2H; br, s) δH = 3,11 (1H, m)
δH = 1,68 (2H; br, s) δH = 1,81 (1H, d, J = 12,3 Hz) δH = 2,23 (1H; m) δH = 2,10 (1H; br, s) δH = 1,92 (1H, d, J = 7,3 Hz)
Data Geseran Kimia Senyawa Alkaloid Terdapat nilai geseran kimia di daerah alifatik dan aromatik disarankan struktur Alkaloid kelompok piperidin Contoh alkaloid kelompok piperidin dari tumbuhan H. longiflora :