190 likes | 406 Views
Mengenal Sinyal yang Ditransmisikan dalam Jaringan Telekomunikasi. Tutun Juhana KK Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung. Konsep Frekuensi.
E N D
Mengenal Sinyal yang Ditransmisikan dalam Jaringan Telekomunikasi Tutun Juhana KK Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung
Konsep Frekuensi • Sinyal telekomunikasi merupakan kombinasi dari banyak gelombang cosinus atau sinus dengan kekuatan dan frekuensi yang berbeda • Frekuensi adalah jumlah siklus gelombang sinyal di dalam satu detik • Satuan frekuensi adalah Hertz • Jika suatu sinyal memiliki 1000 siklus gelombang per detik maka frekuensinya 1000 Hz • Rentang frekuensi yang dikandung sebuah sinyal disebut spektrum • Nilai maksimum sinyal disebut amplituda
Setiap sinyal telekomunikasi dapat dinyatakan oleh penjumlahan gelombang fundamental cosinus sebagai berikut v(t) =Acos(ωt+φ) = Acos(2πft +φ) f = frekuensi sinyal t = waktu dalam satuan detik φ = pergeseran fasa ω = frekuensi sudut (angular) dalam satuan radian per detik • Perioda satu siklus gelombang disebut T • T = 1/f dan f = 1/T • l menyatakan jarak yang ditempuh oleh satu siklus gelombang • l = c/f = cT c = kecepatan rambat sinyal • Kecepatan suara di udara mendekati c = 346 m/s; kecepatan cahaya atau gelombang radio di udara mendekati c = 300.000 km/s
Bandwidth • Bandwidth sebuah sinyal diukur dari titik dimana daya sinyal turun menjadi setengah dari daya sinyal maksimum • Bandwidth ini biasa disebut bandwidth 3dB (10 log [(1/2Pmax)/Pmax] -3dB)
Bandwidth bisa dihitung juga dengan cara mengurangi frekuensi maksimum sinyal dengan frekuensi minimum sinyal • Misalnya, spektrum sinyal voice adalah 300 – 3400 Hz, maka bandwidth sinyal voice adalah 3100 Hz
Cacat yang dialami sinyal ketika ditransmisikan • Distorsi akibat redaman • Distorsi fasa • Distorsi akibat noise
Distorsi akibat redaman • Setiap kanal komunikasi bersifat meredam sinyal • Sinyal-sinyal berfrekuensi tinggi akan lebih teredam dibandingkan sinyal-sinyal berfrekuensi rendah
Distorsi fasa • Waktu yang diperlukan oleh sinyal untuk melewati kanal komunikasi disebut delay • Delay absolut adalah adalah delay yang dialami sinyal ketika melewati kanal pada suatu frekuensi referensi • Di lain pihak, waktu propagasi sinyal yang frekuensinya berbeda akan berbeda pula • Kondisi ini ekivalen dengan pergeseran fasa • Jika pergeseran fasa terjadi pada seluruh frekuensi yang terkandung pada sinyal komunikasi, maka sinyal output akan sama dengan sinyal input • Sebaliknya apabila pergeseran fasa tidak linier dengan frekuensi maka sinyal output akan terdistorsi • Distorsi delay disebut juga distorsi fasa • Distorsi akibat delay ini biasanya dinyatakan dalam milisecond atau microsecond di sekitar frekuensi referensi
Noise • Noise merupakan setiap sinyal yang tidak diinginkan di dalam sirkit telekomunikasi • Noise merupakan pembatas kinerja telekomunikasi yang utama • Noise dapat dibagi ke dalam empat katagori: • Thermal noise • Intermodulation noise • Crosstalk • Impulse noise
Thermal Noise • Thermal noise merupakan noise yang muncul pada seluruh media transmisi dan perangkat komunikasi akibat pergerakan elektron • Thermal noise memiliki distribusi energi yang uniform pada spektrum frekuensi dan memiliki distribusi level yang normal (Gaussian) • Thermal noise merupakan faktor penentu batas bawah sensitivitas sistem penerima • Thermal noise dapat didekati oleh suatu white noise yang memiliki rapat spektral daya yang uniform pada spektrum frekuensi • Thermal noise berbanding lurus dengan bandwidth dan suhu • Thermal noise untuk sistem dengan bandwidth B adalah: Pn = -228,6 dBW + 10 log T + 10 log B T = suhu kerja absolut (dalam satuan Kelvin) • Satuan Pn adalah dBW • Note: Kelvin = Celsius + 273,15 • Untuk penerima (receiver) yang bekerja pada suhu ruang (290 K), thermal noise pada receiver tersebut adalah: Pn = -228,6 dBW + 10 log 290 + NFdB +10 log BHz Pn = -204 dBW + 10 log 290 + NFdB +10 log BHz • NF adalah noise figure dalam satuan dB
Contoh: • Misalnya ada suatu receiver yang memiliki temperatur derau (noise) 100 K dengan bandwidth 10 MHz, berapa level thermal noise pada output receiver tersebut? • Jawab: Pn = -228,6 dBW + 10 log T + 10 log B = -228,6 dBW + 10 log 102 + 10 log 107 = -228,6 + 20 + 70 = -138,6 dBW • Misalnya ada suatu amplifier dengan temperatur derau 10.000 K dan bandwidth 10 MHz, hitung level thermal noise di output! • Jawab: • Pn = -228,6 dBW + 10 log 104 + 10 log 107 = -228,6 + 40 + 70 = -118,6 dBW • Suatu receiver mempunyai noise figure 4 dB dan beroperasi pada suhu ruangan (290 K). Bandwidth receiver tersebut adalah 20 MHz, berapa thermal noisethreshold? • Jawab: • Pn = -228,6 dBW + 10 log 290 + NFdB +10 log BHz = -204 dBW + 4 dB + 73 dB = -127 dBW
Intermodulation Noise • Intermodulation noise muncul akibat gejala intermodulasi • Bila kita melewatkan dua sinyal masing-masing dengan frekuensi F1 dan F2 melalui suatu medium atau perangkat non-linier, maka akan dihasilkan frekuensi-frekuensi spurious yang berasal dari frekuensi harmonisa sinyal • Frekuensi-frekuensi spurious ini bisa terletak di dalam atau di luar pita frekuensi kerja yang diinginkan F1 Second-order products: 2F1,2F2,F1F2 Medium/perangkat non-linier Third-order products: 2F1F22F2F1 F2 Fourth-order products: 2F12F2 3F1F2 • Penyebab intermodulation noise a.l.: • Level input terlalu tinggi sehingga perangkat berkerja daerah non-linier • Kesalahan penalaan perangkat sehingga perangkat bekerja secara non-linier
Crosstalk • Crosstalk terjadi akibat kopling antar dua jalur sinyal yang tidak diinginkan • Ada dua tipe crosstalk: • Intelligible crosstalk • Bila crosstalk menyebabkan paling tidak ada empat kata yang dapat didengar (dari sumber yang tidak diinginkan) selama percakapan 7 detik • Unintelligible crosstalk • Setiap bentuk gangguan akibat crosstalk lainnya
Impulse noise • Impulse noise merupakan noise tidak kontinu yang terdiri dari pulsa-pulsa tak beraturan atau noise spikes berdurasi pendek dengan amplituda yang relatif tinggi • Spike-spike ini biasa disebut hits • Impulse noise sangat mengganggu transmisi data
Signal-to-noise ratio (S/N) • (S/N) = Level signal/Level noise (S/N)dB = Level signal (dBm) – Level noise (dBm)
Noise Figure • NF = (S/N)in/(S/N)out • NFdB = (S/N)dBinput - (S/N)dB output • Contoh • Suatu receiver memiliki noise figure 10 dB. S/N pada output adalah 50 dB, berapa S/N input? • Jawab: NFdB = (S/N)dBinput - (S/N)dB output 10 dB = (S/N)dBinput – 50 dB (S/N)dBinput = 60 dB