281 likes | 1.19k Views
FILOSOFI DAN PRINSIP PENYULUHAN PERTANIAN. Kelompok 1 Marietta Ramadhani Nesa Natasya Nina Virginia Nur Fadilah Reny S. Filosofi Penyuluhan Pertanian.
E N D
FILOSOFI DAN PRINSIP PENYULUHAN PERTANIAN Kelompok 1 Marietta Ramadhani NesaNatasya Nina Virginia NurFadilah Reny S
Filosofi Penyuluhan Pertanian Telahlama dipahamibahwapenyuluhanpertanianmerupakansaranapendidikan, tetapi di Indonesia, terutamapadamasaordebaru, penyuluhanlebihbanyakdilakukandenganpendekatankekuasaanatauberupapemaksaan, Sehinggamunculgurauan “dipaksa, terpaksa, akhirnyaterbiasa”. Tetapitidakdipungkiribahwapenyuluhanmelalui proses pendidikanakanberlangsunglebih lama daripadapenyuluhan yang berdasarkanketerpaksaantersebut. Namun, penyuluhan yang dilakukandengan proses pendidikanakanlebih lama diterapkandaripada yang dilakukandenganpemaksaan.
Di AmerikaSerikatsendiritelah lama dikembangakanfalsafah 3-T : teach, truth, trustataupendidikan, kebenaran, keyakinan. Artinya, penyuluhanmerupakankegiatanpendidikanuntukmenyampaikankebenaran-kebenaran yang telahdiyakini. Rumusanlain yang dikutip Kelsey dan Hearne (1955) yang menyatakanbahwafalsafahpenyuluhanharusberpijakpadapentingnyapengembanganindividu di dalamperjalananpertumbuhanmasyarakatdanbangsanya.
Pemahamankonseptersebutharusdipahamisecarademokratis yang menempatkankeduabelahpihakdalamkedudukan yang setara. Dari pemahamansepertiitu, terkandungpengertianbahwa : • Penyuluhharusbekerjasamadenganmasyarakatdanbukanbekerjauntukmasyarakat (Adicondro, 1990). Kehadiranpenyuluhharusmampumenumbuhkan, menggerakkan, sertamemeliharapartipasimasyarakatdengansuasanadialogis. • Penyuluhtidakbolehmenciptakanketergantungan, tetapimendorongmasyarakatuntuksemakinkreatifdanmandiri. • Kegiatanpenyuluhanharusselalumengacukepadaterwujudnyakesejahteraanekonomimasyarakatdanpeningkatanharkatmanusia. H
Berkaitandenganfalsafah “helping people to help themselves” Ellerman (2001) mencatatadanya 8 peneliti yang menelusuriteoripemberianbantuan, yaitu : • Hubungan Penasehat dan Aparat Birokrasi Pemerintah (Albert Hirschman), melalui proses pembelajaran tentang : ide-ide baru, analisis keadaan dan masalahnya yang diikuti dengan tawaran solusi dan minimalisasi konfrontasi/ketegangan yang terjadi. • HubunganGuru dan Murid (John Dewey), dengan memberikan : • Kesempatan untuk mengenali pengalamannya • Stimulus untuk berpikir dan menemukan masalahnya sendiri • Memberikan kesempatan untuk melakukan “penelitian” • Tawaran solusi untuk dipelajari • Kesempatan untuk menguji idenya dengan aplikasi langsung • Hubungan Manajer dan Karyawan (Douglas McGregor), melalui pemberian tanggung jawab sebagai alat kontrol diri sendiri (selfcontrole). • Hubungan Dokter dan Pasien (Carl Rogers), melalui pemberian saran yang konstruktif dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki dan atau diusahakan sendiri.
Hubungan Guru Spiritual danMurid (Soren Kierkegaard), melaluipemahamanbahwamasalahataukesalahanhanyadapatdiketahuioleh yang mengalaminya. Guru tidakbolehmenonjolkankelebihannya. • HubunganOrganisatordanMasyarakat (Saul Alinsky), melaluiupayademokratisasi, menumbuhkembangakanpartisipasi, danmengembangkankeyakinan (rasa percayadiri) untukmemecahkanmasalahsendiri. • HubunganPendidikdanMasyarakat (Paulo Freire), melalui proses penyadarandanmemberikankebebasanuntukmelakukansegalasesuatu yang terbaikmenurutdirinyasendiri. • HubunganAgen Pembangunan danLembagaLokal (E.F Schumacher), melalui program bantuanuntukmencermatiapa yang dilakukanseseorang (masyarakat) danmembantu agar merekadapatmelakukanperbaikan-perbaikan.
Mengacukepadapemahamantentangpenyuluhansebagai proses pendidikan, di Indonesia dikenaladanyafalsafahpendidikan yang dikemukakanoleh Ki HajarDewantoro yang berbunyi “IngNgarso Sung Tuladha, IngMadyaMangunKarso, Tut WuriHandayani”. Mudjiyo (1989) mengingatkanuntukmengaitkanfalsafahpenyuluhandenganpendidikan yang memilikifalsafah ; idealisme, realisme, danpragmatisme, yang berartibahwapenyuluhanpertanianharusmampumenumbuhkancita-cita yang melandasiparapelakunyauntukberpikirmandiridankreatif. Penyuluhanpertanianharusselalumengacukepadakenyataan-kenyataan yang adadandapatditemui di lapang. H
Penyuluhanpadadasarnyaharusmerupakanbagian integral dansekaligussaranapelancarataubahkanpenentukegiatanpembangunan, Slamet (1989) menekankanperlunya : • Perubahanadministrasipeyuluhandari yang bersifat “regulatifsentralisis” menjadi “fasilitatifpartisipatif” • Pentingnyakemauanpenyuluhuntukmemahamibudayalokal yang seringkalijugamewarnai “local agricultural practices”
Pemahamansepertiitumengandungpengertianbahwa : • Administrasipenyuluhantidakselaludibatasiolehperatutan-peraturandari “pusat“ yang kaku, karenahaliniseringkalimenjadikanpetanitidakmemperolehkekuasaanuntukmengambangkanpotensi. Demikianjugahalnyadenganadministrasi yang terlalu “sentralisis” seringkalitidakmampusecaracepatmengantisipasipermasalahanyang timbuldidaerah, karenamasihmenunggu “petunjuk” ataurestudaripusat. Di pihak lain, dalamsetiappermasalahan yang dihadapi, pengambilankeputusan yang dilakukanolehpetaniseringkaliberdasarkanpertimbanganbagaimanauntukdapat “menyelamatkankeluarganya”. Karenaitu, administrasi yang terlalu “regulatif” seringkalisangatmembatasikemerdekaanpetaniuntukmengambilkeputusanbagiusahataninya. • Penyuluh, selainmemberikanilmunyakepadapetani, iaharusmaubelajartentang “ngelmu”nyapetaniseringkalidiangaptidakrasional. Padahal, praktek-praktekusahatani yang berkembangdaribudayalokalseringkalijugasangatrasional, karenatelahmengalami proses “trial and error” danterujiolehwaktu.
Prinsip-PrinsipPenyuluhanPertanian Mathews menyatakanbahwaprinsipadalahsuatupernyataantentangkebijaksanaan yang dijadikanpedomandalampengambilankeputusandanmelaksanakankegiatansecarakonsisten. Karenaitu, prinsipakanberlakuumum, dapatditerimasecaraumum, dantelahdiyakinikebenarannyadariberbagaipengamatandalamkondisi yang beragam. H
Bertolakdaripemahamanpenyuluhansebagaisalahsatusistempendidikan, makapenyuluhanmemilikiprinsip-prinsip: • Mengerjakan, artinyakegiatanpenyuluhanharussebanyakmungkinmelibatkanmasyarakatuntukmengerjakan/menerapkansesuatu. • Akibat, artinyakegiatanpenyuluhanharusmemberikanakibatataupengaruh yang baikataubermanfaat. • Asosiasi, artinyasetiapkegiatanpenyuluhanharusdikaitkandengankegiatanlainnya. Misalnya, denganmelihatcangkul, orang diingatkankepadapenyuluhantentangpersiapanlahan yang baik; melihattanaman yang kerdil/suburakanmengingatkannyakepadausaha-usahapemupukan, dll.
Lebihlanjut, DahamadanBhatnagar (1980) mengungkapkanprinsip-prinsippenyuluhan yang lain yang mencakup: • Minatdankebutuhan • Organisasimasyarakatbawah • Keragamanbudaya • Perubahanbudaya • Kerjasamadanpartisipasi • Demokrasidalampenerapanilmu • Belajarsambilbekerja • Penggunaanmetoda yang sesuai • Kepemimpinan • Spesialis yang terlatih • Segenapkeluarga • Kepuasan H
Terkaitdenganpergerserankebijakanpembangunanpertaniandaripeningkatanproduktivitasusahatanikearahpengembanganagribisnis, dan di pihak lain seiringdenganterjadinyaperubahansistem, telahmunculpemikirantentangprinsip-prinsip (Soedijanto, 2001) : • Kesukarelaan, artinyaketerlibatanseseorangdalamkegiatanpenyuluhantidakbolehberlangsungkarenaadanyapemaksaan. • Otonom, yaitukemampuanuntukmandiriataumelepaskandiridariketergantungan yang dimilikiolehsetiapindividu, kelompok, maupunkelembagaan yang lain. • Keswadayaan, kemampuanuntukmerumuskanmelaksanakankegiatandenganoenuhtanggungjawab, tanpamengharapkandukunganluar. • Partisipatif, keterlibatansemua stakeholders sejakpengambilankeputusanhinggapemanfaatanhasil-hasilkegiatannya.
Egaliter, yang menempatkansemua stakeholder dalamkedudukan yang setara. • Demokrasi, yang memberikanhakkepadasemuapihakuntukmengemukakanpendapatnya, dansalingmenghargaipendapatmaupunperbedaandiantarasesama stakeholder • Keterbukaan, yang dilandasikejujuran, salingpercaya, dansalingmemperdulikan • Kebersamaan, untuksalongberbagi rasa, salingmembantu, danmengembangkansinergisme • Akuntabilitas, yang dapatdipertanggungjawabkandanterbukauntukdiawasiolehsiapapun • Desentralisasi, memberikewenangankepadasetiapdaerahotonom (kabupaten/kota) untukmengoptimalkansumber data pertanian.