360 likes | 879 Views
Penggabungan Usaha. ( Business Combination ). Pengembangan & Penggabungan Usaha. Pada umumnya perusahaan menginginkan dan selalu berusaha agar dapat berkembang. Untuk mengembangkan perusahaan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu secara internal maupun eksternal .
E N D
Penggabungan Usaha ( Business Combination )
Pengembangan & Penggabungan Usaha Pada umumnya perusahaan menginginkan dan selalu berusaha agar dapat berkembang. Untuk mengembangkan perusahaan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu secara internal maupun eksternal Pengembangan Internal (Internal Business Expansion) • Dalam pengembangan ini dilakukan hanya dengan melibatkan unit-unit yang berada dalam organisasi perusahaan, contohnya : • Mengembangkan atau menambah jenis produk baru. • Membuka daerah pemasaran baru. • Megembangkan proses produksi baru. Pengembangan Eksternal (External Business Expansion) Dalam pengembangan ini perusahaan melibatkan unit-unit diluar organisasi perusahaan. Unit-unit yang dilibatkan berupa pesaing, rekanan, perusahaan sejenis maupun perusahaan yang tidak mempunyai hubungan operasional.
Bentuk Penggabungan Usaha • Merger • Yaitu salah satu perusahaan yang bergabung akan hidup (berdiri) terus dan mengambil alih semua aktiva dan utang perusahaan yang lain dan perusahaan yang tetap berdiri harus berbentuk Perseroan Terbatas. • Konsolidasi • Yaitu semua perusahaan yang bergabung menyerahkan semua aktiva bersihnya kepada perusahaan baru • Afiliasi • Dalam hal ini perusahaan yang bergabung tetap berdiri dan tetap menjalankan kegiatan operasional, akan tetapi salah satu akan menguasai perusahaan lain.
The Legal Form of Business Combinations B A Merger A Merger:Penggabunganbadanusahadimanasalahsatuperusahaan yang bergabungakanterushidupdanmengambilalihsemuaaktivadanhutangperusahaan lain.
The Legal Form of Business Combinations A B Consolidation C KonsolidasiDidirikansebuahperusahaanbaruuntukmengambilalihsemuaaktivadanhutangperusahaan yang telahadasebelumnya yang bergabung.
The Legal Form of Business Combinations A B Acquisitions A B Hubunganafiliasi/akuisisiMasing-masingperusahaanmasihtetaphidupdantetap menjalankankegiatanoperasional, akantetapisalahsatuakan menguasaiperusahaan yang lain ( HubunganIndukdanAnak Perusahaan ).
Penggolongan Penggabungan Usaha • Penggabungan Vertikal • Terjadi apabila perusahaan yang melakukan penggabungan badan usaha tersebut mempunyai kegiatan yang berbeda akan tetapi saling berhubungan, yaitu sebagai rekanan dan langganan, Keuntungannya : • Resiko terjadinya kesulitan dalam memperoleh bahan baku. • Mutu produksi lebih baik. • Biaya produksi per unit turun , karena proses produksi terintegrasi. • Pembayaran PPN ditunda. • Penggabungan Horizontal • Terjadi apabila perusahaan yang melakukan penggabungan badan usaha tersebut mempunyai usaha yang sama, Keuntungannya : • Menghilangkan terjadinya persaingan di antara mereka. • Meningkatkan daya saing • Menurunkan biaya produksi • Penggabungan Konglomerasi • Penggabungan ini dapat berbentuk penggabungan vertikal maupun horisontal, keuntungannya adalah menurunkan resiko yang diperoleh melalui diversifikasi.
Masalah Dalam Penggabungan Usaha • Ditinjau dari segi akuntansinya, penggabungan badan usaha menimbukan 2 masalah : • Penentuan dan pembagian modal saham. • Akuntansi penggabungan badan usaha Penentuan dan Pembagian Modal Saham • Penentuan Jenis Modal Saham • Untuk menentukan jenis modal saham yang akan diterbitkan sebaiknya memperhatikan tingkat keuntungan masing-masing perusahaan yang melakukan penggabungan badan usaha. Tingkat keuntungan masing-masing perusahaan ini ada 2 kemungkinan : • Tingkat keuntungan relatif sama. • Jika tingkat keuntungan masing-masing perusahaan sama maka sebaiknya diterbitkan 1 jenis saham saja • Tingkat keuntungan relatif berbeda. • Jika tingkat keuntungan masing-masing perusahaan berbeda maka sebaiknya diterbitkan lebih dari 1 jenis saham
Lanjutan Penentuan Jumlah Modal Saham Untuk menentukan jumlah nilai modal saham sebaiknya memperhatikan tingkat keuntungan relatif masing-masing. Dasar penentuan jumlah dan pembagian modal saham yang dapat dipergunakan ada 3, yaitu : 1) Kontribusi aktiva bersih, 2) Kontribusi laba, 3). Gabungan kontribusi aktiva bersih dan laba. 1. Kontribusi aktiva bersih. Jumlah modal saham yang diterbitkan akan sama jumlahnya dengan jumlah aktiva bersih. Yang diterima secara proporsional dengan kontribusi aktiva bersihnya. 2. Kontribusi laba. Nilai modal saham diterbitkan akan ditentukan dengan mengkapitalisasi laba perusahaan dengan tingkat kapitalisasi tertentu tingkat laba normal. • Prosedur penentuan modal sahamnya : • Menentukan kontribusi laba masing-masing perusahaan. • Menentukan tingkat kapitalisasi yang dipakai. Sebaiknya tingkat kapitalisasi TIDAK melebihi tingkat laba terendah dari perusahaan yang bergabung. • Menghitung jumlah modal saham, sama dengan jumlah kontribusi laba dibagi dengan tingkat kapitalisasi yang telah ditentukan
Lanjutan 3. Gabungan kontribusi aktiva bersih dan laba. Cara ini merupakan penggabungan dari cara Kontribusi Aktiva Bersih dan Kontribusi Laba, untuk menghidari kelemahan yang terdapat dari cara (1) dan (2). Jadi tujuannya adalah untuk menghilangkan terjadinya ketidakadilan pembagian laba atau pembagian kas. • Prosedur penentuan jumlah modal sahamnya : • Menentukan kontribusi laba masing-masing perusahaan. • Menentukan tingkat kapitalisasi. • Menghitung jumlah modal saham secara keseluruhan. • Agar tujuan tersebut dapat dicapai diperlukan syarat-syarat berikut : • Tingkat kapitalisasi tidak melebihi tingkat laba terendah dari perusahaan yang bergabung. • Diterbitkan 2 jenis saham (Saham Biasa dan Istimewa). Besarnya masing-masing jenis saham tergantung pada hak prioritas saham Istimewa, yang dalam hal ini ada 2 kemungkinan : • a. Saham Istimewa mempunyai hak prioritas di dalam pembagian laba. • b. Saham Istimewa mempunyai hak prioritas di dalam pembagian aktiva di saat dilikuidasi
Jurnalnya : Contoh 1 ( Kontribusi Aktiva Bersih ) : Pada awal tahun 2006 PT. A, PT. B, PT. C, sepakat melakukan penggabungan badan usaha membentuk PT. ABC. Ikhtisar Neraca masing-masing sebelum penggabungan (dalam jutaan rupiah) :
Contoh 2 ( Kontribusi Laba ) : Pada awal tahun 2006 PT. A, PT. B, PT. C, sepakat melakukan penggabungan badan usaha membentuk PT. ABC. Disepakati tingkat kapitalisasi adalah 20%. Ikhtisar Neraca masing-masing sebelum penggabungan (dalam jutaan rupiah) :
Lanjutan Jadi sepertinya halnya contoh (1), maka PT. ABC akan menerbitkan modal saham sebesar Rp. 1.000.000.000 yang akan dibagi sbb :
Contoh 3 ( Kontribusi Aktiva Bersih & Laba ) : Pada awal tahun 2006 PT. A, PT. B, PT. C, sepakat melakukan penggabungan badan usaha membentuk PT. ABC. Ikhtisar Neraca masing-masing sebelum penggabungan (dalam jutaan rupiah) : • Dari data di atasditentukan : • Perusahaan menerbitkan 2 jenissaham, yaitusahamistimewa 16% dansahambiasa. • Sahamistimewamempunyaihakprioritasdalampembagianlaba, berpartisipasipenuhdankumulatiftidakterbatas. • Penentuan modal sahamdidasarkanpadatingkatkapitalisasi 16%.
Lanjutan Dalam hal ini besarnya modal saham dapat dihitung sbb : Jadi PT. ABC akan menerbitkan modal saham sebesar Rp. 1.250.000.000 yang terdiri atas : Modal Saham Biasa sebesar Rp. 1.000.000.000 PT. A : Rp. 200.000.000 PT. B : Rp. 300.000.000 PT. C : Rp. 500.000.000 Modal Saham Biasa sebesar Rp. 250.000.000 PT. A : Rp. 175.000.000 PT. B : Rp. 75.000.000
Lanjutan Jurnalnya :
Akuntansi Penggabungan Badan Usaha Dewasa ini terdapat 2 metode akuntansi yang lazim digunakan untuk mencatat Pengabungan badan usaha yaitu : 1. Metode Kepentingan (Pooling of Interest Method) 2. Metode Pembelian (By Purchases Method) Kedua metode ini memang bukan merupakan metode alternatif. Jadi pemilihannya harus didasarkan pada hakekat dari penggabungan badan usaha tersebut.
Metode Kepentingan ( Pooling of Interest Method ) • Metode ini dipakai apabila : • Penggabungan merupakan penyatuan pemilikan dari 2 (dua) perusahaan atau lebih. Jadi tidak terjadi perubahan di dalam dasar pertanggungjawaban • Aktiva, hutang dan modal tetap akan dicatat sebesar nilai bukunya, dengan demikian tidak menimbulkan Goodwill baru • Modal juga tidak akan terjadi perubahan hanya komposisi modal • dapat berubah, sebagai berikut : 1. Modal Saham Jumlah modal saham setelah penggabungan akan SAMA dengan jumlah modal saham perusahaan yang melakukan penggabungan (namun boleh bertambah atau berkurang). 2. Agio Saham Jumlah agio modal saham setelah penggabungan akan SAMA dengan jumlah agio modal saham perusahaan yang melakukan penggabungan. Jika jumlah mengalami perubahan (bertambah atau berkurang), maka agio saham pun akan berubah. 3. Laba Ditahan Jumlah laba ditahan setelah penggabungan akan SAMA dengan jumlah laba ditahan perusahaan bergabung. jika jumlah modal saham bertambah dan pertambahannya melebihi agio saham, maka jumlah laba ditahan pun akan berkurang. Jumlah laba ditahan dapat berkurang akan tetapi tidak dapat bertambah
Contoh ( Pooling of Interest ) : Pada awal tahun 2006 PT. X dan PT. Z sepakat untuk bergabung. kedua perusahaan tersebut (dalam ribuan rupiah) :
Lanjutan Kondisi : 1. Penggabungan dengan cara merger dan modal saham setelah penggabungan sama dengan modal saham sebelum bergabung. PT. X menerbitkan tambahan modal saham sebesar Rp. 250.000, sehingga modal saham menjadi Rp. 450.000. 2. Penggabungan dengan cara merger dan modal saham setelah penggabungan Lebih Besar dengan modal saham sebelum bergabung. PT. X menerbitkan tambahan modal saham sebesar Rp. 275.000, sehingga modal saham menjadi Rp. 475.000. KONDISI 1 Jurnal :
Lanjutan Karena jumlah modal saham tidak berubah, maka jumlah agio saham dan laba ditahan juga tidak berubah, sehingga Neraca setelah penggabungan menjadi :
Lanjutan KONDISI 2 Jurnal : Karena jumlah modal saham tidak berubah, maka jumlah agio saham dan laba ditahan juga tidak berubah, sehingga Neraca setelah penggabungan menjadi :
Metode Pembelian ( By Purchases Method ) • Metode ini dipakai jika syarat-syarat penggunaan metode pooling of interest tidak dipenuhi. • Aktiva, hutang dan modal akan dicatat berdasarkan harga perolehannya (mencerminkan nilai wajar). • Apabila jumlah yang dibayarkan (nilai pasar modal yang diserahkan) melebihi nilai wajar atas aktiva bersih, maka kelebihannya akan diperlakukan sebagai goodwill. • Jika nilai pasar modal saham yang diserahkan lebih kecil dari nilai pasar aktiva bersih, maka akan dialokasikan kepada seluruh aktiva non kas, dengan demikian, aktiva kas akan dicatat sebesar harga perolehan sebenarnya. • Apabila nilai pasar modal saham yang diserahkan melebihi nilai nominalnya, maka kelebihannya akan dicatat sebagai agio saham, sebaliknya akan dicatat sebagai disagio saham.
Contoh ( By Purchases ) : Pada awal tahun 2006 PT. X dan PT. Z sepakat untuk bergabung. kedua perusahaan tersebut (dalam ribuan rupiah) :
Lanjutan • Kondisi : • Dalam penggabungan tersebut PT. XZ menerbitkan modal saham sebesar nilai nominalnya, sebesar Rp. 600.000. Pada saat itu nilai pasar modal saham ditaksir 125%. • Dalam penggabungan tersebut PT. XZ menerbitkan modal saham sebesar nilai nominalnya, sebesar Rp. 600.000. Pada saat itu nilai pasar modal saham ditaksir 140%. • Dalam penggabungan tersebut PT. XZ menerbitkan modal saham sebesar nilai nominalnya, sebesar Rp. 600.000. Pada saat itu nilai pasar modal saham ditaksir 113,33%.
Lanjutan KONDISI 1 Dalam hal ini berarti tidak ada goodwill, akan tetapi terjadi agio saham sebesar 25% x Rp. 600.000 = Rp. 150.000. Jurnal :
Lanjutan KONDISI 2 Dalam hal ini berarti terjadi, agio saham dan goodwill : Agio Saham : 40% x Rp. 600.000 = Rp. 240.000. Goodwill : Nilai Pasar Modal Saham : 140% x Rp. 600.000 = Rp. 840.000 Nilai Pasar Aktiva Bersih : Rp. 750.000 (-) Goodwill Rp. 90.000 Jurnal :
Lanjutan KONDISI 3 Nilai Pasar Modal Saham : 113,33% x Rp. 600.000 = Rp. 680.000 Nilai Pasar Aktiva Bersih : Rp. 750.000 (-) Kelebihan Aktiva Bersih diatas Harga Pasar Saham = Rp. 70.000 Kelebihan nilai pasar aktiva bersih di atas nilai pasar modal saham atau goodwill negatif sebesar Rp. 70.000, akan diperlakukan sebagai pengurang aktiva non moneter sebagai berikut :
Lanjutan Jurnal :