510 likes | 2.03k Views
MAKALAH 2. STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU. Seminar Nasional Pendidikan “Meningkatkan Kompetensi dan Motivasi para Guru serta P eningkatkan Mutu Pendid i kan dengan Pelaksanaan L ink dan M atch dan Pembelajaran Berbasis TI untuk Berhasil dalam Persaingan Global”
E N D
MAKALAH 2 STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU Seminar Nasional Pendidikan “Meningkatkan Kompetensi dan Motivasi para Guru serta Peningkatkan Mutu Pendidikan dengan Pelaksanaan Link dan Match dan Pembelajaran Berbasis TI untuk Berhasil dalam Persaingan Global” Balikpapan, 21 Februari 2010 Oleh: Prof. Dr.-Ing. Wardiman Djojonegoro (Pengamat Pendidikan)
Dampak UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen akan sangat besar untuk dunia pendidikan Indonesia. • Peningkatan mutu menjadi sasaran utama • Guru ditetapkan sebagai faktor yang menentukan untuk mencapai tujuan peningkatan kualitas tsb. • Jabatan Guru ditingkatkan menjadi Profesi, dan • Guru diharuskan memenuhi berbagai persyaratan seperti kualifikasi minimum D4/S1, memenuhi persayaratan sertifikasi, dan menguasai 4 kompetensi • Sebaliknya imbalan bagi Guru dinaikkan, dan profesi dilindungi • Dampak langsung: • Pendidikan dan pelatihan bagi sekitar 2,3 juta Guru • Pada akhir masa transisi (10 tahun) • Penambahan anggaran bagi penyediaan gaji dan tunjangan, serta bagi penyelenggaraan pendidika n, dan pada jangka panjang lebih banyak investasi untuk gedung dan peralatan. DAMPAK UU 14/2005 (1)
Dampak tidak langsung: • Faktor lain utuk peningkatan mutu harus diperbaiki pula (oleh Dinas yang terkait) seperti penyediaan ruangan belajar yang secukupnya, penyediaan alat bantu belajar (laboratorium, buku, bengkel dsb), mengefektipkan kurikulum, membuat evaluasi yang efektip dan ada tindak lanjutnya, menyediakan biaya operasi sekolah secukupnya • KOMPETENSI • Dalam UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen dijelaskan bahwa kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas profesinya. • Kompetensi tersebut meliputi: • Kompetensi pedagogik • Kompetensi profesional; • Kompetensi sosial; • Kompetensi kepribadian; DAMPAK UU 14/2005 (2)
PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU • Kompetensi pedagogik • Secara rinci meliputi: • 1.1 Memahami karakteristik peserta didik dari berbagai aspek, sosial, moral, kultural, emosional, dan intelektual; • 1.2 Memahami gaya belajar dan kesulitan belajar peserta didik; • 1.3 Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik; • 2.1 Menguasai teori dan prinsip belajar serta pembelajaran yang mendidik; • 2.2 Mengembangkan kurikulum yang mendorong keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran; • 3.1 Merancang pembelajaran yang mendidik; • 3.2 Melaksanakan pembelajaran yang mendidik; • 4. Memahami latar belakang keluarga dan masyarakat peserta didik dan kebutuhan belajar dalam konteks kebhinekaan budaya; • 5. Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran.
PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU • Kompetensi profesional • Yaitu kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi. • Guru diharapkan: • 1. Menguasai substansi bidang studi dan metodologi keilmuannya; • 2.1 Menguasai struktur dan materi kurikulum bidang studi; • 2.2 Mengorganisasikan materi kurikulum bidang studi; • 3. Menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran • 4. Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui evaluasi dan penelitian.
PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU • Kompetensi sosial • Kemampuan guru dalam komunikasi secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali, dan masyarakat sekitar. • Guru diharapkan: • Dapat berkomunikasi secara simpatik dan empatik dengan peserta didik, orang tua peserta didik, sesama pendidik dan tenaga kependidikan, dan masyarakat; • Berkontribusi terhadap pengembangan pendidik di sekolah dan masyarakat; di tingkat lokal, regional, nasional, dan global; • Berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan di tingkat lokal, regional, nasional, dan global; • Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuk berkomunikasi dan pengembangan diri.
PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU • Kompetensi kepribadian • Memiliki kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, • Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, serta • Berakhlak mulia; • Guru diharapkan: • Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa; • Menampilkan diri sebagai pribadi yang berakhlak mulia dan sebagai teladan bagi peserta didik dan masyarakat; • Mampu mengevaluasi kinerja sendiri (tindakan reflektif); dan • Mampu mengembangkan diri secara berkelanjutan.
PORTOFOLIO Dalam Permendiknas RI No. 18/2007 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan, ada 10 komponen Portofolio yang wajib dilaksanakan guru sebagai pejabat profesional, yakni: • Portofolio adalah kumpulan dokumen yang menggambarkan prestasi seseorang. • Portofolio guru adalah kumpulan dokumen yang menggambarkan pengalaman berkarya/prestasi dalam menjalankan tugas profesi sebagai guru dalam interval waktu tertentu. • Penilaian portofolio guru adalah penilaian kumpulan dokumen yang mencerminkan rekam jejak prestasi guru dalam menjalankan tugasnya sebagai agen, sebagai dasar pertimbangan pengakuan tingkat profesionalitas guru yang bersangkutan.
SKOR MAKSIMUM PER UNSUR PORTOFOLIO (2) BATAS LULUS : 850 (57% dari perkiraan skor maksimum). Apabila skor maksimal kualifikasi akademik tidak memperhitungkan ijazah S2 dan S3 (yang pada umumnya guru tidak memiliki), maka batas lulus menjadi 850/1125 x 100% = 75,56%.
UNSUR PORTOFOLIO GURU 1. Kualifikasi akademik
UNSUR PORTOFOLIO GURU 4. Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran a. Perencanaan Pembelajaran Catatan: Lima RP/RPP/SP dinilai oleh asesor dengan menggunakan Instrumen Penilaian RPP dan dihitung skor reratanya. Skor maksimal: jika semua butir aspek mencapai skor maksimum : 40 b. Pelaksanaan Pembelajaran Skor maksimal: jika semua butir aspek mencapai skor maksimum : 120
UNSUR PORTOFOLIO GURU 7. Karya Pengembangan Profesi
Mengapa Guru Perlu Melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Lesson Study Para Guru dituntut untuk meningkatkan dan mempertahankan kompetensi mereka (pedagogis, professional, sosial, dan kepribadian), karena • Pendidikan diminta menghasilkan lulusan yang bermutu, dan Guru adalah faktor yang terpenting dalam usaha ini • Dunia, ekonomi, teknologi dan masyarakat berubah dengan cepat. Hal ini berdampak kepada tuntutan para siswa dan lulusan sekolah, karenanya selain proses pendidikan (kurikulum dsb), maka pembelajara oleh para Guru diminta untuk dapat menyesuaikan kepada perubahan ini. • Para Pendidik diminta untuk peduli terhadap siswa apakah pembelajaran sudah maksimal dan sampai kepada siswa, serta memenuhi apa yang disyaratkan kpada Guru. • Guru perlu selalu “kritis” kepada cara pembelajaran mereka, • Pengetahuan setiap orang, apalagi Guru, harus “diasah” terus untuk dapat mengatasi perubahan tsb. • UU 14/2005 tentang Guru dan Dosen mengisyaratkan bahwa Guru harus mengadakan penelitian. Salah satu cara untuk selalu “tajam” adalah secara teratur melaksanakan penelitian pembelajaran, dengan Penelitian Tindakan Kelas atau dengan Lesson Study
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Lesson Study Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Lesson Study merupakan dua metode pembinaan dan peningkatan profesi guru, dan merupakan instrumen penting dalam rangka “mengasah” kompetensi Guru dan syarat untuk mendapatkan Sertifikasi Guru. Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Lesson Study merupakanKARYA TULIS ILMIAH (KTI), yang diminta sebagai salah satu peersyaratan kenaikan pangkat dari IVa ke Ivb. Malhan dengan Peraturan MENPAN kenaikan pangkat dari IIIb ke IIIc sudah diharuskan membuat Krya Tulis Ilmiah. Tujuan PTK dan Lesson Study (menurut para Pakar Pendidikan) adalah : • memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana siswa belajar dan guru mengajar; • memperoleh hasil-hasil tertentu yang bermanfaat juga bagi para guru lainnya dalam melaksanakan pembelajaran; • meningkatkan pembelajaran secara sistematis melalui penelitian kolaboratif. • membangun sebuah pengetahuan pedagogis, dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya.
Syarat Untuk Bisa Berhasil Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Lesson Study • Guru berniat untuk • Bersikap terbuka akan kekurangan diri sendiri dan hasil pembelajaran dalam kelas. • memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran; • Peduli kepada kemajuan siswa • bertekad melaksanakan penelitian tsb. dengan baik dan secara bermutu • percaya dan yakin bahwa akan berhasil memperbaiki keadaan; • Guru merasa bertanggung jawab atas hasil penelitian, • Penelitian didasarkan kepada • pengetahuan kependidikan, baik konseptual maupun pustaka kependidikan; • terbuka dan jujur terhadap diri sendiri • Dalam pelaksanaan penelitian, maka peneliti harus: • mengadakan pemantauan yang sistematik; • membuat uraian/deskripsi yang otentik dan betul-betul obyektip. • penjelasan mencakup indentifikasi, kritis menilai evaluasi • mencocokkannya dengan teori
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) (4) Langkah langkah • Ide awal • Mempunyai gagasan/ ide untuk perbaikan atau penyempurnaan • Topik besaran perbaikan / penyempurnaan yang dikehendaki • Prasurvei • Mencatat mengenai kondisi awal atau keadaan sebenarnya • Mendefinisikan hubungan kondisi dengan ide perbaikan • Diagnosis • Diagnosis dan dugaan mengenai permasalahan yang ada • Selanjutnya menentukan strategi PTK yang akan dilakukan • Perencanaan • Merencanakan tahap penelitian, isi penelitian dan peralatan • Kerjasama dengan para kolaborator • Implementasi tindakan dan Pengamatan • Observasi, wawancara, dan pengumpulan data • Penulisan hasil pertama • Refleksi / Evaluasi • Membahas hasil penelitian dan membandingkan dengan teori • Mengulang penelitian yang kurang • Penyusunan laporan : • disusun sesudah kerja penelitian dilapangan berakhir.
Apa itu Lesson Study? (Pustaka: Catherine Lewis; Slamet Mulyana; Akhmad Sudradjat, Undang Gunawan) Lesson Study • Bukanlah suatu strategi atau metode dalam pembelajaran, tetapi adalah • salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan berkesinambungan, • dalam proses pembelajaran merencanakan, melaksanakan, mengobservasi dan melaporkan hasil pembelajaran. • Bukanlah sebuah proyek sekali atau sesaat, tetapi merupakan • kegiatan terus menerus yang tiada henti dan merupakan sebuah upaya untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip dalam Total Quality Management, yakni memperbaiki proses dan hasil pembelajaran siswa secara terus-menerus, berdasarkan data. • Merupakan kegiatan yang dapat mendorong terbentuknya sebuah komunitas belajar (learning society) yang secara konsisten dan sistematis melakukan perbaikan diri, baik pada tataran individual maupun manajerial.
Ciri-Ciri Lesson Study • Studi tentang siswa secara cermat. Fokus yang paling utama terhadap pengembangan dan pembelajaran yang dilakukan siswa, misalnya: apakah siswa menunjukkan minat dan motivasinya dalam belajar, serta hal-hal lainya yang berkaitan dengan aktivitas, partisipasi, serta kondisi dari setiap siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Pusat perhatian tidak lagi hanya tertuju pada bagaimana cara guru dalam mengajar sebagaimana lazimnya dalam sebuah supervisi kelas yang dilaksanakan oleh kepala sekolah atau pengawas sekolah. • Observasi pembelajaran secara langsung. Merupakan jantungnya Lesson Study. Penilaian kegiatan pengembangan dan pembelajaran yang dilaksanakan siswa tidak cukup dilakukan hanya dengan cara melihat dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Lesson Plan). • Tujuan bersama untuk jangka panjang. Lesson study didahului adanya kesepakatan dari para guru tentang tujuan bersama yang ingin ditingkatkan dalam kurun waktu jangka panjang dengan cakupan tujuan yang lebih luas, misalnya tentang: a) pengembangan kemampuan akademik siswa, b) pengembangan kemampuan individual siswa, c) pemenuhan kebutuhan belajar siswa, d) pengembangan pembelajaran yang menyenangkan, e) mengembangkan kerajinan siswa dalam belajar, dan sebagainya. • Materi pelajaran yang pentinguntuk diteliti. Lesson study memfokuskan pada materi atau bahan pelajaran yang dianggap penting dan menjadi titik lemah dalam pembelajaran siswa serta yang sangat sulit untuk dipelajari siswa.
Manfaat Lesson Study (1) Menurut Catherine Lewis Lesson Study sangat efektif bagi guru karena telah memberikan keuntungan dan kesempatan kepada para guru untuk dapat: • memikirkan secara lebih teliti lagi tentang tujuan, materi tertentu yang akan dibelajarkan kepada siswa, • memikirkan secara mendalam tentang tujuan-tujuan pembelajaran untuk kepentingan masa depan siswa, misalnya tentang arti penting sebuah persahabatan, pengembangan perspektif dan cara berfikir siswa, serta kegandrungan siswa terhadap ilmu pengetahuan, • mengkaji tentang hal-hal terbaik yang dapat digunakan dalam pembelajaran melalui belajar dari para guru lain (peserta atau partisipan Lesson Study), • belajar tentang isi atau materi pelajaran dari guru lain sehingga dapat menambah pengetahuan tentang apa yang harus diberikan kepada siswa, • mengembangkan keahlian dalam mengajar, baik pada saat merencanakan pembelajaran maupun selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran, • membangun kemampuan melalui pembelajaran kolegial, dalam arti para guru bisa saling belajar tentang apa-apa yang dirasakan masih kurang, baik tentang pengetahuan maupun keterampilannya dalam membelajarkan siswa, dan • mengembangkan “The Eyes to See Students” (kodomo wo miru me), dalam arti dengan dihadirkannya ) para pengamat (obeserver), pengamatan tentang perilaku belajar siswa bisa semakin detail dan jelas.
Manfaat Lesson Study(2) Sementara itu, menurut Lesson Study Project (LSP) beberapa manfaat lain yang bisa diambil dari Lesson Study, diantaranya: • guru dapat mendokumentasikan kemajuan kerjanya, • guru dapat memperoleh umpan balik dari anggota/komunitas lainnya, dan • guru dapat mempublikasikan dan mendiseminasikan hasil akhir dari Lesson Study. Dalam konteks pendidikan di Indonesia, manfaat yang ketiga ini dapat dijadikan sebagai salah satu Karya Tulis Ilmiah Guru, baik untuk kepentingan kenaikan pangkat maupun sertifikasi guru. Lesson Study merupakan salah satu model pembinaan profesi pendidik melalui • Pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan • Berlandaskan pada prinsip-prinsip kolegialitas dan belajar bersama (mutual learning) • Membangun komunitas belajar antar Guru di sekolah..
Pelaksanaan Lesson Study Lesson Study dilaksanakan berdasarkan tahapan-tahapan secara siklik, meliputi : (a) tahapan perencanaan (plan); (b) pelaksanaan (do); (c) refleksi (check); dan (d) tindak lanjut (act). • Form a Team: membentuk tim sebanyak 3-6 orang yang terdiri guru yang bersangkutan dan pihak-pihak lain yang kompeten serta memilki kepentingan dengan Lesson Study. • Develop Student Learning Goals: anggota tim memdiskusikan apa yang akan dibelajarkan kepada siswa sebagai hasil dari Lesson Study. • Plan the Research Lesson: guru-guru mendesain pembelajaran guna mencapai tujuan belajar dan mengantisipasi bagaimana para siswa akan merespons. • Gather Evidence of Student Learning: salah seorang guru tim melaksanakan pembelajaran, sementara yang lainnya melakukan pengamatan, mengumpulkan bukti-bukti dari pembelajaran siswa. • Analyze Evidence of Learning: tim mendiskusikan hasil dan menilai kemajuan dalam pencapaian tujuan belajar siswa • Repeat the Process: kelompok merevisi pembelajaran, mengulang tahapan-tahapan mulai dari tahapan ke-2 sampai dengan tahapan ke-5 sebagaimana dikemukakan di atas, dan tim melakukan sharing atas temuan-temuan yang ada.
Kesimpulan Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: • PTK dan Lesson Study merupakan • salah satu model pembinaan profesi pendidik • melalui pengkajian pembelajaran baik secara individual, maupun secara kolaboratif dan berkelanjutan • berlandaskan pada prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar. • Tujuan Penelitian, baik PTK maupun Lesson Study adalah : • memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana siswa belajar dan guru mengajar; • memperoleh hasil-hasil tertentu yang bermanfaat bagi para guru lainnya dalam melaksanakan pembelajaran; • meningkatkan pembelajaran secara sistematis melalui penelitian secara kolaboratif. • membangun sebuah pengetahuan pedagogis, dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya. • Merupakan instrumen yang diperlukan dalam peningkatan kompetensi Guru secara terus menerus
MAKALAH TAMBAHAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURUPEMBELAJARAN BERBASIS IT (PBIT) Seminar Nasional Pendidikan PGRI Kabupaten Musi Banyuasin, Palembang Kamis, 18 Februari 2010 Oleh: Prof. Dr.-Ing. Wardiman Djojonegoro (Pengamat Pendidikan) Tahun 2010
Pembelajaran Berbasis IT (PBIT) (1) Latar Belakang • Pada akhir ini Pembelajaran Berbasis IT (PBIT) sangat marak. • PBIT adalah sebuah sistem pembelajaran yang menggunakan teknologi mutakhir. • PBIT adalah suatu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan agar proses pembelajaran menjadi efektif dan efisien. IT pada prinsipnya adalah alat bantu belajar mengajar dan menurut pengalaman dinegara lain maupun disekolah-sekolah penggunaan PBIT ini • meningkatkan mutu pendidikan karena para siswa menguasai kompetensinya dengan lebih baik. • PBIT menjadikan pembelajaran menjadi lebih mendalam, lebih luas dan mudah diserap. Karena itu penggunaan PBIT sangat dianjurkan dalam penyelenggaran pembelajaran di sekolah-sekolah. 26
Pembelajaran Berbasis IT (PBIT) (2) Beberapa persyaratan untuk menerapkan PBIT dengan efektif dan efisien dan pasti berhasil 1. Kesiapan tenaga pengajar: • Proses pembelajaran dilaksanakan oleh guru karenanya penggunaan IT didalam pembelajaran memerlukan ketrampilan baru oleh para guru • Sistem pembelajarannya dengan PBIT tentunya berbeda dengan sistem pembelajaran yang dikenal. • Perlu diadakan pelatihan bagi guru-guru 2. Kesiapan Sekolah menyediakan fasilitas IT juga merupakan syarat utama • Penyediaan listrik, internet, serta penyediaan anggaran lainnya • Penyediaan alat bantu media, seperti: LCD dan komputer • Penyediaan komputer untuk para guru dan sekolah • Kesiapan ilmu pembelajaran Penggunaan alat bantu ini memerlukan beberapa penyesuaian: • Sistem belajar mengajar (pedagogik) • Penyediaan perangkat lunak untuk bermacam-macam media dan bermacam-macam mata pelajaran 27
Pembelajaran Berbasis IT (PBIT) (3) Bentuk Media yang dipergunakan: • Presentasi Power Point: • Bentuk yang paling sederhana, mudah, praktis dan paling banyak dipergunakan oleh pembicara atau guru • Setiap guru paling tidak harus mempunyai kemampuan untuk membuat materi ajar dalam bentuk presentasi powerpoint ini (diperlukan pelatihan) • CD Media Berbasis HTML • Semua topik atau bahasan dapat dengan mudah dihubungkan (link) • Kemampuan baru yang diperlukan adalah mengumpulkan semua materi kerja dalam satu folder • Video Pembelajaran • Hasil rekaman aktifitas pembelajaran yang direkam dan ditampilkan dalam bentuk video • Keterampilan yang perlu dilatih adalah ilmu merekam dan memaparkan kembali hasil rekaman • Multimedia Pembelajaran Intensif • Banyak produk-produk yang dipasaran untuk berbagai mata pelajaran yang telah beredar dimana prinsip interaktif tersedia. • Para tenaga pengajar harus bisa menyesuaikan sistem pembelajarannya dengan prinsip-prinsip interaktif ini. 28
Pembelajaran Berbasis IT (PBIT) (4) Kesimpulan: • Penyelenggaran pembelajaran berbasis IT (PBIT) akan sangat berguna dalam rangka meningkatkan mutu • Karenanya PBIT perlu segera diterapkan dalam sistem pendidikan di Indonesia • Penerapan PBIT memerlukan persiapan yang relatif banyak, yaitu: • Mempersiapkan tenaga pengajar untuk mempergunakannya • Melengkapi peralatan IT yang diperlukan bagi guru, media belajar bagi sekolah dan sambungan internet. • Mempersiapkan sistem belajar mengajar yang sesuai dan perangkat lunak 29
Sekelumit Karir Prof.Wardiman: • Peduli (Concern) kepada Pendidikan. Meskipun sudah sebelas tahun pensiun, beliau masih sangat prihatin /”concern” dan peduli /”care” mengenai keadaan pendidikan, kebudayaan dan IPTEK di Indonesia. “Pembangunan pendidikan Indonesia belum selesai”, tukas beliau. “Lihat berapa juta anak yang belum mendapatkan pendidikan dasar /“basic education”, mutu pendidikan kita jauh tertinggal dan tema yang selalu kembali setiap tahun adalah mahalnya pendidikan kita. • Link and Match. Semasa menjadi pimpinan puncak dibidang pendidikan beliau memperkenalkan kepada kita semua konsep “Link and Match” atau “Terkait dan Sepadan”, sebagai usaha untuk mengkaitkan pendidikan dengan dunia kerja. Relevansi pendidikan dengan dunia luar ini merupakan salah satu syarat dalam reformasi pendidikan agar siswa lulusan dunia pendidikan bermutu dan mempunyai keahlian dan kompetensi yang diperlukan untuk bekal hidupnya. • Kebudayaan / Museum. Salah satu tindakan beliau yang mencolok adalah memperluas Museum Nasional. Sejak dibangun pada pertengahan abad ke 19, maka setelah 130 tahun, baru seorang Menteri menaruh perhatian begitu besar kepada museum dengan memperluasnya dari 4.000 m2 menjadi lebih dari 63.000 m2. • Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Keadaan IPTEK Indonesia yang masih terpuruk mendorong beliau untuk tetap memperjuangkannya, dengan antara lain dalam Yayasan Pengembangan SDM Iptek di The Habibie Center.