270 likes | 559 Views
DESAIN. Dalam Paradigma Kualitatif. Memahami Desain Kualitatif. Pada paradigma kualitatif desain bersifat tidak terstruktur, tidak kaku, dan fleksibel. Selain data berharga, juga “percikan” data yang mencuat dan mencerdaskan sangat berarti digunakan sebagai sumber informasi
E N D
DESAIN Dalam Paradigma Kualitatif
Memahami Desain Kualitatif • Pada paradigma kualitatif desain bersifat tidak terstruktur, tidak kaku, dan fleksibel. Selain data berharga, juga “percikan” data yang mencuat dan mencerdaskan sangat berarti digunakan sebagai sumber informasi • Kekuatan paradigma kualitatif justru terletak pada Inductive dan Grounded
Memahami Desain Kualitatif • Fokus paradigma kualitatif pada fenomena tertentu yang memiliki internal validity dan contextual understanding . Dan bukan pada generalizability dan comparability seperti yang dianut pada paradigma kuantitatif • Karakteristik umum perbandingan paradigma kuantitatif dan kualitatif
Jenis Penelitian DalamParadigma Induktif • Jenis penelitian dalam pendekatan induktif sangat tergantung pada keyakinan peneliti terhadap upaya untuk menjawab pertanyaan studi • Apakah jenis studi hanya ingin mengurai kejadian secara deksriptif (emik) atau uraian kejadian juga menggunakan kemampuan “tafsir” dari peneliti (etik) • Kedua pilihan inilah yang menentukan apakah jenis studi deksriptif atau analitik
Jenis Penelitian DalamParadigma Kualitatif • Salah satu pilihan akan sangat menentukan teknik pengumpulan data • Namun demikian, terdapat juga pandangan bahwa teknik pengumpulan data untuk kedua jenis penelitian itu sama, yaitu prinsip triangulasi • Triangulasi inilah yang memberikan perbedaan “ciri” dari paradigma kuantitatif terutama untuk “validitas” dalam pengumpulan data
Teknik Pengumpulan Data Memungkinkan Pengkajian lebih mendalam Pengembangan Latar Studi Kajian memungkinkan peluang bagi pengamatan berbagai proses memungkinkan penentuan kehadirannya sebagai peneliti memungkinkan diperolehnya data yang berkualitas dan kredibel
Teknik Wawancara • Pengertian • Wawancara adalah suatu percakapan dengan tujuan • Tujuan dilakukan wawancara untuk memperoleh
(1) Konstruksi WAWANCARA (2) Rekonstruksi (3) Proyeksi (4) Verifikasi, pengecekan & pengembangan
Teknik Wawancara • Konstruksi adalah keadaan yang terjadi sekarang tentangorang, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, pengakuan, kerisauan dsb. • Rekonstruksi adalah keadaan tersebut berdasarkan pengalaman masa lalu • Proyeksi adalah keadaan tersebut diharapkan terjadi pada masa yang akan datang • Verifikasi informasi (konstruksi, rekonstruksi dan verifikasi) yang telah di dapat sebelumnya
Teknik Wawancara Seidman (1991) Terdapat 3 rangkaian wawancara • Wawancara yang mengungkap konteks pengalaman partisipan • Wawancara yang memberikan kesempatan partisipan merekonstruksi pengalamannya, dan • Wawancara yang mendorong partisipan merefleksi makna dari pengalaman yang dimiliki
Teknik Observasi Pilihan observasi sangat ditentukan oleh tingkat keterlibatan peneliti yaitu: 3 derajat keterlibatan (Spredley, 1980) • Tanpa keterlibatan (no involvement) • Keterlibatan rendah (low) • Keterlibatan tinggi (high)
Teknik Observasi Lima tingkat partisipasi • Non participation • Passive participation • Moderate participation • Active participation • Complete participation
MIX DESAIN Dalam Penelitian Kualitatif
Metode & Rancangan Gabungan • SEJARAH • Peneliti bersepakat menggunakan “Triangulation” untuk menyatakan kombinasi metodolgi dari studi tentang fenomena yang sama (Capbell & Fisk, 1959) • Untuk memperkuat alasaan “triangulation” maka peneliti yang dipelopori Green (1992) melengkapi dengan 5 alasan utama yaitu: (1) triangulasi mencari penyatuan hasil, (2) bersifat komplementer, (3) secara berangsur, (4) permulaan, dan (5) perluasan.
Dalam sebuah penyeledikan terhadap 57 buah studi evaluasi ditemukan bahwa: • Apakah metode menentukan respon pertanyaan studi berbeda ? • Apakah metode berbeda dijmpelementasikan dalam paradigma yang sama atau berbeda ? • Pada akhirnya memeriksa implementasi tersebut sevcara interkatif, indeependen, bersama atau beruutan. • Diteliti tentang perbedaan dan persamaan metode untuk bentuk, asusmsi kekuatan, batasan dan bias Kesimpulannya boleh menggabungkan 2 paradigma pada semua fase metodologis dan rancangannya.
Model-Model Rancangan Gabungan • Premis: • Menguntungkan seorang peneliti ketika menggabungkan metode agar memhaami lebih baik sebuah konsep yang sedang diuji • Dapat mempertimbangankan integrasi paradigma pada beberapa fase dalam proses penelitian • Menggunakan rancangan “two-phase design”, “dominant –less dominan design” dan “mixed-methodology design”.
Two-phase Design • Penelitia melaksanakan fase studi kualitatif dan fase kuantititif secara terpisah • Keunggulannya, dua para digma secara jelas terpisah, juga memungkinkan seorang peneliti menyajikan asumsi kedua paradigma dibelakang fase. • Kekurangannya, pembaca mungkin tidak melihat hubungan antara kedua fase tersebut.
Dominant–Less Dominan Design • Peneliti hanya menyajikan sebuah paradigma tunggal dan dominan dan hanya satu komponen dari keseleuruhan studi yang diambil dari paradigma alternatif • Keunggulannya adalah metode ini menggamabarkan para digma yang konsisten dalam studi dan menggunakan paradigma alternatif untuk mengunpulkan informasi secara detail hanya terhadap satu atau dua aspek dari studi • Kekurangannya adalah peneliti kualtitaif melihat pendekatan ini sebagai penggunaan secara salah paradigmakualitatif
Mixed-methodology Design • Peneliti mencampur aspek-aspek dari paradigma kuantitatif dan kualitatif pada semua atau banyak langkah metodologis dalam rancangan. • Keunggulannya, rancangan secara keseluruhan mencerminkan dengan baik sekali proses penelitian terhadap pengerjanaan kembali model pemikiran induktif dan deduktif dalam sebuah studi penelitian. • Kekurangannya, pendekatan ini memerlukan pengetahuan sempuran mengenai kedua paradigma tersebut sehingga peneliti dapat menyampaikan kombinasi metodologi yang tidak familiar bagi banyak peneliti.
Model dan Fase Rancangan • Model dan fase rancangan yang penting diperhatikan adalah: • Pada penulisan pendahuluan desian studi harus diurai tentang pilihan metodologis. • Penggunaan literatur dan teori harus jelas terhadap pilihan metode rancangan yang dipilih • Pilihan metodologi harus tercermin pada pernyataan tujuan, perytanayaan dan hipotesis-hipotesis studi
Untuk Pendahuluan • Pada pendahuluan rancangan two-phase design, peneliti harus memperkenalkan fase kuantitatif dan kualitatatif secara terpisah dan jelas • Pada pendahuluan untuk rancangan dominant –less dominan design, Peneliti cukup memperkenalkan kerangka kerja paradigma yang dominan • Pada pendahuluan mixed-methodology design, peneliti dapat saja menjelaskan salah satu paradigma dominan tetapi harus ditunjukkan secara eksplisitr bahwa studi didasarkan pada kedua paradigma .
Penggunaan Literatur Dan Teori Dalam tinjauan kepustakaan harus terdapat literatur yang memperpuat pilihan metodologi dalam kaitan dengan fokus masalah, pertanyaan dan tujuan studi
Pernyataan Tujuan, Pertanyaan dan Hipotesis • Pada rangcangan “two-phase design” pernyataan tujuan, pertanyaan-pertanyaan dan hipotesis penelitian harus disajikan masing –masing dari kedua paradigma • Pada rancangan “dominant –less dominan design” pernyataan tujuan, pertanyaan dan hipotesis cukup disajikan pada paradigma dominan • Pada rancangan “mixed-methodology design”. Pernyataan, pertanyaan dan hipotesis dikembangkan dalam bentuk tiangulasi simultan atau triangulasi urutan.