280 likes | 641 Views
Ukhti Diwi Abbas. Modul Metodologi Kajian Ilmiah. Sinopsis Metodologi Kajian Ilmiah.
E N D
Sinopsis Metodologi Kajian Ilmiah Modul penting ini ialah satu panduan sistematik yang amat diperlukan para pelajar pengajian tinggi bagi menyediakan tugasan atau kajian ilmiah mereka. Bahkan lebih dari itu, ia bertujuan agar pelajar memahami prinsip serta matlamat kajian tersebut. Mutu sesebuah kajian yang disediakan bergantung kepada sejauh mana syarat-syarat dan metodologi kajian ilmiah dipatuhi penulis.
Sinopsis Metodologi Kajian Ilmiah Dalam modul ini, pelajar akan diperkenalkan dengan maksud kajian ilmiah, jenis-jenis metodologi, sumber-sumber ilmu menurut Islam dan menurut Barat, sifat pengkaji, lapangan kajian, teknik membaca, perancangan karangan kajian, bahan-bahan bibliografi, perpustakaan, kad catatan, teknik menulis, notakaki, gaya bahasa, tanda tulis dan lain-lain.
Matlamat Khusus Modul Pada akhir modul ini, pelajar dapat : 1. Memahami tujuan penulisan yang merupakan suatu karya bernilai tinggi. Ia mestilah dilakukan dengan tatacara ilmiah dan penuh amanah. Segala penyelewengan fakta atau pengumpulan dan penyusunan bahan ilmiah yang mengelirukan, adalah merupakan pencerobohan terhadap amanah ilmiah tersebut. 2. Memahami tatacara dan metodologi kajian ilmiah dilaksanakan secara terperinci. Dengan ini, kajian yang dijalankan akan membuahkan hasil dan bermutu.
Matlamat Khusus Modul 3. Mengasah dan mempertingkat kemahiran yang sedia ada dalam dirinya untuk menjadi seorang penulis yang memiliki sifat-sifat pengkaji berwibawa. 4. Mengetahui teknik membuat kajian ilmiah dalam bahasa Melayu dan Arab. 5. Mendekatkan diri dengan perpustakaan setelah mengetahui cara penggunaannya, untuk mendapatkan bahan-bahan rujukan, khususnya dalam bahasa Arab.
Matlamat Khusus Modul 6. Mengetahui kepentingan modul ini di mana teknik membaca, mengkaji, mengarang dan menyusun buah fikiran dengan baik dan lebih matang tanpa emosi, dibentangkan dan diasuh.
Matlamat Khusus Modul 7. Memupuk adab tinggi dalam diri pelajar bahawa setinggi mana pun nilai karyanya, dia sebenarnya bergantung kepada kajian, penat lelah dan perjuangan para ulama, pengkaji dan pengarang sebelumnya. Tiada sebab untuk dia mendabik dada menyombong diri dan berbangga atas usaha kerdilnya kerana pada akhirnya dia akan mengiktiraf bahkan sebenarnya mensabitkan kejahilan dirinya sendiri.
Matlamat Bahagian I Mengenal pengertian metodologi kajian ilmiah & faedahnya. Memahami pelbagai prinsip & maksud drpd kajian ilmiah. Mengenal dan memahami sumber-sumber ilmu menurut Islam dan membandingkannya dengan sumber-sumber ilmu menurut Barat Mengenal sifat-sifat pengkaji
Definisi Metodologi Berasal dari bhs Inggeris. Bererti: Ilmu mengenai cara atau mengatur. Ianya suatu cabang ilmu logika (Mantiq) yg membahaskan prinsip kaedah ilmu dari segi nazari (teori) atau amali (praktikal).
Definisi Metodologi Pengertian lain: Proses-proses kajian & kaedah-kaedahnya dalam cara menghimpun kenyataan dan menganalisanya. Pengertian kedua ini lebih sesuai dgn apa yg kita maksudkan, kerana ia membawa makna apakah prosedur yg kita lalui/ikuti dalam menghadapi & menyelesaikan masalah.
Definisi Kajian Ilmiah Suatu usaha, daya fikiran yg bersifat keilmuan, bukan emosi, teratur kenyataannya dan logik tafsirannya sehingga membuahkan hasil yg baik dan jitu.
Kenapa Kita Membuat Kajian Ilmiah? Mendapat maklumat menerusi usaha-usaha gigih dan sungguh. Usaha ini pula ditujukan pd sesuatu yg kita sangat-sangat ingin mengetahuinya. Mencabar minda, daya usaha, kesabaran dll. Mendidik diri kpd budaya membiasakan berfikir, menyoal utk memecah permasalahan tertentu. Mengkayakan khazanah ilmu sesuatu tamadun.
Imam IbnHazmAz-ZahiriTujuanmenuliskaryailmiah/buku : • Melengkapkan sesuatu yang belum lengkap • Memperbaiki yang salah • Menjelaskan yang terlalu rumit dan sukar • Meringkaskan yang terlalu panjang • Menggabung informasi dari berbagai sumber • Menyatukan dan menyusun informasi menjadi sesuatu yang bernilai
PrinsipUtamaKajianIlmiah T A N Y A ! & N I L A I !
Otoritas adalah suatu berita yang benar (al-khabar ash-shadiq) yang bisa meliputi dua macam, yaitu: pertama, berita yang datang secara berantai dan bersambung dari sejumlah orang kepada kita, di mana tidak mungkin mereka bersepakat dalam kebohongan secara bersama-sama. • Kabar terpercaya ini terbagi dalam dua bagian: • Beritanya benar, tapi masih dapat dipersoalkan (nisbi), otoritasnya yaitu berupa kesepakatan para ‘ulama • Beritanya benar mutlak, yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah Pendapatorang-orangterpercaya
Pendapatorang-orangterpercaya • Islam sangat menekankan kualitas dan akhlaq guru untuk murid dalam menuntut ilmu: Luqman al-Hakim: “Wahai anakku, bergaullah dengan orang-orang alim dan duduklah dengan hormat bersama mereka karena Allah SWT menghidupkan jiwa dengan cahaya hikmah-Nya, seperti Dia menghidupkan tanah gersang dengan hujan dari langit” • Ibn Sirin (110 H): ان هذا العلم دين فانظروا عمن تأخذون دينكم
Indera terdiri dari dua bagian, yaitu indera lahiriah dan indera batin. • Indera lahir adalah: penciuman (hidung), rasa (lidah), penglihatan (mata), pendengaran (telinga), sentuhan (tangan dsb) • Indera batin adalah: indera umum (common sense, hish al-mustarak), representasi (al-khayyaliyah), estimasi (al-wahmiyyah), ingatan-pengingatan (al-hafid, adz-dzakir), dan imajinasi (al-mutakhayyaliyah) Indera Yang Sehat
Kata ‘aql sendiri berarti “pengikatan” atau “penahanan”. Ia adalah suatu entitas yang aktif dan sadar, yang menahan dan mengikat obyek ilmu dengan kata-kata dan bentuk-bentuk perlambang lain. ‘Aql (akal) mengacu pada realitas yang sama dengan qalb (hati), ruh (ruh) dan nafs (jiwa). Perbedaan keempatnya adalah pada peran dan fungsi namun mengacu pada entitas yang sama • Akal yang sehat (aql salim) bukanlah sebatas inderawi yang bekerja secara logis, sistematis dalam menafsirkan fakta dan data dari pengalaman inderawi menjadi sesuatu yang gambaran akliah (ma’qulat) yang difahami (akal seperti ini disebut reason atau nalar dalam pandangan Barat). Akal ini menjadikan alam bisa difahami cara kerjanya Akal (‘Aql)
Akal (‘Aql) • Dalam Islam akal lebih dari sekadar reason/nalar. Akal dalam fungsinya lebih dalam adalah suatu organ ruhaniah yang melekat dalam hati atau qalb yang merupakan tempat terjadinya intuisi, yang dalam pandangan Barat di sebut intellectus. • Akal inilah yang bekerja ketika melihat fenomena alam kemudian kita mengenal Allah dalam suatu cara tertentu
Intuisi • Islam tidak membatasi intuisi hanya dalam aspek inderawi yaitu suatu pengenalan dan pemahaman langsung tanpa proses karena proses perenungan dan pengalaman inderawi yang panjang dan berulang. • Dalam Islam intuisi adalah juga pemahaman langsung atas kebenaran-kebenaran agama, realitas akan eksistensi Allah. Intuisi tidak datang kepada sembarang orang, tetapi kepada orang yang beribadah dan mengabdi kepada Allah secara ikhlas dan memahami keesaan-Nya.
Barat tidak mengakui otoritas berupa wahyu atau “manusia” yang diberikan otoritas oleh Tuhan sebagai sumber ilmu, sebab mereka tidak mengenal iman • Mereka mengakui indera dan rasio serta intuisi dalam aspek inderawi melalui perdebatan dan pergulatan pemikiran. • Menurut sebagian pandangan, kebenaran hanya dicapai melalui rasio (Plato) dan sebagian lainnya berpandangan kebenaran hanya dicapai melalui empirik (Aristoteles)
Sifat-Sifat Pengkaji Kemampuan melaksanakan kajian. Luas pembacaan. Memahami apa yg dibaca. Menilai pendapat orang. Sabar & tekun. Pemikiran mendalam & mampu mengkritik.
Sifat-Sifat Pengkaji Kemampuan dari segi bahasa. Amanah. Tawadhu’. Jauh dari emosi. Banyak meminta bantuan & pedoman drpd Allah S.W.T. Solat istikharah.
Sifat-Sifat Pengkaji Terbuka menerima kebenaran & teguran. Menerima pembaharuan & peningkatan. Mempunyai niat ikhlas utk berkongsi ilmu, berkhidmat kpd ilmu & dakwah Islamiah.
Takeaways? 1) 2) 3) 4) 5)