330 likes | 1.17k Views
Class ARACHNIDA. PHYLUM : ARTHROPODA CLASS : ARACHNIDA ORDO : 1. ACARINA (TICKS : CAPLAK & MITES: TUNGAU) 2. ARANEIDA (Laba-laba)) 3. SCORPIONIDA(Scorpion ). ORDO ACARINA TICKS (CAPLAK) & MITES (TUNGAU). DIFERENSIASI TICKS - MITES.
E N D
Class ARACHNIDA PHYLUM : ARTHROPODA CLASS : ARACHNIDA ORDO : 1. ACARINA (TICKS : CAPLAK & MITES: TUNGAU) 2. ARANEIDA (Laba-laba)) 3. SCORPIONIDA(Scorpion)
TICKS-MITESPENULAR/PENYEBAB PENYAKIT TICKS PENULAR: Arbovirus grup B (Kyasanur forest disease,Omsk hemorrhagic fever), Riketsiosis (Rocky Mountain spotted fever,Epidemic typhus), Bakteri (Relapsing Fever,Tularemia). PENYEBAB: dermatosis, TOKSINtick paralysis MITES PENULAR: Rickettsial Pox, Scrub Typhus, Epidemic Hemorrrhagic Fever. PENYEBAB: Alergi, Akariasis (infestasi tungau di saluran napas, paru,sinus, rongga telinga,dll.), DERMATITIS (Sarcoptes scabieiskabies; larva Trombicula, Demodex)
Poisonous Arthropods ACARINA (ticks & mites) ARANEIDA (spider) SCORPIONIDA (scorpion) CHILOPODA (centipedes) HYMENOPTERA (bees) LEPIDOPTERA ( kupu) COLEOPTERA (beetles) HEMIPTERA (reduviidae)
ARTHROPODS TOXINS • SIFAT : TOKSIK / IRITANS • GEJALA SISTEMIK/ LOKAL tergantung pada: *KEPEKAAN INDIVIDU * SIFAT/JENIS TOKSIN • HEMOLITIK hemolisis RBC • HEMORAGIKperdarahan • NEUROTOKSIK CNS/Perifer • LOKAL :dermatitis, iritasi * CARA MASUK TOKSIN • Gigitan • Sengatan • Kontak lengsung (kulit,respirasi) • Semprotan (whip scorpion) * LINGKUNGAN (temp. MASUK TOKSIN, kondisi penderita)
TICKS (Caplak)1.Hard ticks (famili IXODIDAE)2.Soft ticks (fam. ARGASIDAE) • HARD TICKSIXOVOTOXIN(neurotoxin) CNS & neuromuscular junction • GEJALA : sakit kepala, kejang, ticks paralyse bisa fatal • TINDAKAN: • LEPASKAN GIGITAN : menetesi ticks dengan Eter, Chloroform, Jodium • KORTIKOSTEROID lokal • SIMTOMATIK: kompres DINGIN, calamine lotion
Mites (tungau)terutama tungau unggas “Chigger” • GEJALA: gatal hebat, perdarahan lokal, demam • PENGOBATAN: • simtomatik • acaricides (bensilbensoat, dimetilptalat) • PENCEGAHAN: repellent
Scorpion ordo Scorpionida • Toxin: hemolitik, neurotoksik • Gejala: * paralisis otot respirasi,lidah, tenggorok. Balita dapat fatal * kejang otot perut * konvulsi * mual, muntah * sianosis * hiperhidrosis,hipersalivasi • Terapi: * torniquet * kompres dingin (cryotherapy): etil klorid, kompres es * Jika perlu: infus glukose/ insulin, napas buatan
Ordo HYMENOPTERA • SENGAT:adalah ovipositor (saluran telur) yang berubah fungsi menjadi kelenjar racun, menghasilkan cairan basa dan cairan asam. • TOXIN: APITOXIN terdiri dari: asam formiat , saponin , histamin , melittin (hemolitik) dehidrogenase inhibitor (menghambat mobilisasi sel hidrogen. lebih kuat dari kobra) hyaluronidase (memudahkan menembus jaringan) SIFAT TOXIN : • Hemolitik melena, hemoglobinuri • Hemoragik perdarahan • Neurotoksik paralisis otot • Histaminik alergi, urtikaria, edema, asma, sianosis, syok TINDAKAN: • Ambil sengat • Terapi: ringan (antihistamin, kortikosteroid lokal), berat: (adrenalin, glukonas kalsikus i.v.) Bila perlu: oksigen & trakeotomi. • Desensitasi ekstrak toksin pada pekerja perlebahan.
ARANEIDALatrodectus mactans , Loxosceles, Tarantula • Latrodectes mactans (Blackwidow spider) gigitan tak sakit TOXALBUMIN Arachnidisme: • NEUROTOXIN : kejang otot perut, dada, kaki, • Gangguan respirasi, gangguan bicara, hiperhidrosis • Aktivasi: ulkus peptikum, apendisitis, pankreatitis, kolik batu ginjal / empedu. • TERAPI: * Glukonas kalsikus, atropin, fisostigmin, adrenalin, kortison. * Antivenin (risiko hipersensitif) * Hidroterapi / kompres panas • Loxosceles Necrotic arachnidism(gangren) • Tarantula gejala lokal
VECTOR CONTROLArthropods Control • PEMUSNAHAN SERANGGA PATOGEN • PENGENDALIAN SERANGGGA: PEMBERANTASAN SEHINGGA JUMLAHNYA TIDAK MENYEBABKAN TERJADINYA PENULARAN PENYAKIT.
VECTOR CONTROLArthropods control *Mechanical control: *musnahkan breeding places (keringkan lagun, PSN, bakar sampah) * kawat nyamuk *Biological control: *ikan, katak di sawah *sterilisasi nyamuk jantan *Bacillus thuringiensis *Entomopathogenic nematoda ( Heterorhabditis) *Chemical control : *insektisida *repellent FILE: ARTHROPODS CONTROL
INSECTICIDESINSEKTISIDA DASAR PEMBAGIAN * STADIUM serangga target +Imagosida + Larvisida + Ovisida *TEMPAT MASUK insektisida: • Stomach poison (racun perut) • Contact poison (racun kontak) • Fumigans (per inhalasi) *SUSUNAN KIMIA insektisida: • Inorganik ( arsen, sulfur, merkuri, fluorine) • Botanical (pyrethrum-bunga chrysanth, rotenon, nikotin) • Chlorinated hydrocarbon • Organophosphor • Carbamate
MEMILIH INSEKTISIDAtepat sasaran memperkecil efek samping FAKTOR yg harus diperhatikan: • SPESIES SERANGGA TARGET • STADIUM SERANGGA • LINGKUNGAN / SIKLUS HIDUP • SIFAT BIOLOGI
KEMASAN INSEKTISIDA • SPRAYING = Space spraying kontak langsung terhadap serangga terbang = Residual spraying: kontak serangga dg endapan insektisida pada dinding. • AEROSOL, partikel sangat halus (asap, gas, kabut) • DEBU (terikat bedak / pyrophylliteconc.<10%) • GRANUL(conc.rendah dlm larutan inorganik, mis.attapulgit • UMPAN (bait)
CHLORINATED HYDROCARBON INSECTICIDES SIFAT: • STABIL: thd iklim, hujan, sinar matahari RESIDUAL INSECTICIDE • TEMPAT MASUK : : KULIT, MULUT, RESPIRASI • AKUMULASI : LIVER & JARINGAN ORGAN • TEMPAT KERJA : CNS • INTOXICATION :cephalgia, insomnia, convulsi, depresi, pingsan, mati. TIDAK ADA ANTIDOTE/ penawar racun) • CONTOH:DDT ( DICHLORODIPHGENYL TRICHLOROETHAN) , BHC (BENZENE HEXA CHLORIDE), CHLORDANE, DIELDRIN, ENDRIN, etc.
ORGANOPHOSPHOR INSECTICIDES SIFAT: • Kurang stabil • ABSORPSI : Kulit, Gastrointestinal, Respirasi • Tempat Kerja : NEUROMUSCULAR JUNCTION • INTOKSIKASI : AKUT, BERAT,FATAL (hiperhidrosis, hipersalivasi, cephalgia, diare, kejang perut, konvulsi, koma, respiratory failure mati). PUPIL MATA : MIOSIS ANTIDOTE: ATROPIN SULFAT • CONTOH: parathion, malathion, diazinon, dichlorvos
TATALAKSANAINTOKSIKASI INSEKTISIDA *ORGANOPHOSPHOR*ORGANOCHLORIN 1. ATROPINISASI 2-4 mg i.v. 1. DEKONTAMINASI REAKTIVATOR : + KUMBAH LAMBUNG pyridine-aldoxime (PAM) / diacetylmonoxime (DAM) + DEKONTAMINASI 2. OKSIGEN 2. OKSIGEN 3. RESPIRASI BUATAN 3.ANTIKONVULSI 4. ANTIKONVULSI 4. RESPIRASI BUATAN *CARBAMAT : OXIME KONTRAINDIKASI
RESISTENSI INSEKTISIDA 1. RESISTEN BAWAAN (Natural resistant) • Induk Sensitif keturunan sensitif • Induk Resistenresisten • Induk Sensitif– MUTASIRESISTEN 2. RESISTEN DIDAPAT (Acquired resistant): artropoda sensitif insektisidaSUBLETHALRESISTEN ----------------------------------------------------- JENIS RESISTENSI • CROSS RESISTANCE RESISTEN terhadap Insektisida yang SAMAGolongan (Diazinon+Malathion) ( DDT+ENDRIN ) organophosphat organoklrorin • DOUBLE RESISTANCE : BEDA Golongan ( DDT+ MALATHION)
Jika terjadi resistensinaikkan dosis/ganti insektisida intoksikasi/ pencemaran lingkungan FAKTOR MEMPENGARUHI RESISTENSI • ENZIM penetralisir insektisida • LEMAK penyerap insektisida • KULIT TEBAL menghambat kontak • STADIUM serangga: insektisida yg bekerja pada semua stadium cepat resisten • PANJANG SIKLUS HIDUP serangga: makin pendek siklus cepat resisten (LC nyamuk<LC kecoa ) 6. GENE pengatur resistensi: gene pengatur sedikit cepat resisten
REPELLENTmenjauhkan / mengusir serangga • Digosokkan pada kulit badan • Disemprotkan ke pakaian • Bentuk: cairan, pasta, sabun SYARAT: • Tidak lengket, tidak iritasi kulit, tidak beracun, tidak merusak pakaian, tahan lama, bau enak • Contoh: DEET (diethyl toluamide), Ethylhexanediol
REFERENCES • Brown,H.W. Basic Clinical Parasitology, Latest Edition.Appleton-Century-Crofts,New York. • Faust and Russel:Craig &Faust ‘s Clinical Parasitology, Seventh Ed.Lea and Febiger,Philadelphia. • James and Harwood:Herm’s Medical Entomology, Sixth Ed. The Macmillan Company, London. • Soedarto(1989).Entomologi Kedokteran, EGC.Jakarta. • Soedarto(1992).Atlas Entomologi Kedokteran, EGC, Jakarta. • 6. Soedarto(2008). Parasitologi Klinik, Airlangga University Press,Surabaya. • 7. Soedarto(2011). Buku Ajar Parasitologi Kedokteran, Sagungseto, Jakarta