260 likes | 617 Views
HUTAN DAN PEMANASAN GLOBAL. Tahun 1970-an pemanasan global hanya perdebatan para ahli Tahun 1987, Konggres AS mengadakan dengar pendapat dengan para ilmuwan bahwa pemanasan global perlu diperhatikan Pemanasan global adalah naiknya suhu permukaan bumi karena naiknya intensitas efek rumah kaca.
E N D
HUTAN DAN PEMANASAN GLOBAL • Tahun 1970-an pemanasan global hanya perdebatan para ahli • Tahun 1987, Konggres AS mengadakan dengar pendapat dengan para ilmuwan bahwa pemanasan global perlu diperhatikan • Pemanasan global adalah naiknya suhu permukaan bumi karena naiknya intensitas efek rumah kaca.
EFEK RUMAH KACA • Lapisan Bumi : -Troposfer : lapisan terendah bumi • Radiasi cahaya matahari : sinar ungu mempunyai panjang gelombang terpendek, merah terpanjang (cahaya kasat mata) • Sinar tidak kasat mata : sinar , sinar X dan sinar untraviolet (UV) dengan panjang gelombang lebih pendek daripada sinar ungu; sinar inframerah dengan panjang gelombang lebih panjang dari sinar merah. • Sekitar 35 % radiasi matahari tidak sampai ke permukaan bumi, terutama radiasi gelombang pendek • Bagian radiasi yang dikembalikan ke ruang angkasa disebut albedo. • Sekitar 65 % masuk ke troposfer, 14 % diserap uap air, debu dan gas tertentu, shg hanya 51 % yang sampai ke permukaan bumi.
Dari 51 %, 37 % merupakan radiasi langsung dan 14 % radisasi difusi (oleh molekul gas dan partikel debu). • Radiasi yang diterima bumi, sebagian diserap sebagian dipantulkan bumi. • Radiasi yang diserap bumi dipancarkan kembali oleh permukaan bumi. • Karena suhu bumi rendah, bumi memancarkan sinar bergelombang panjang, yaitu sinar inframerah. • Semua molekul gas yang terdiri atas lebih dari satu atom menyerap sinar inframerah ini. • Di atmosfer terdapat gas-gas yang terdiri dari satu atom, yaitu uap air (H2O), dan CO2., karena diserap oleh gas-gas tsb, maka sinar inframerah tidak terlepas ke angkasa.
Panas terperangkap dalam troposfer, shg suhu troposfer dan suhu bumi naik, terjadilah efek rumah kaca (ERK) dan gas yang menyerap sinar inframerah tsb. Disebut gas rumah kaca (GRK). • Dengan adanya ERK, suhu bumi naik, jika tidak ada ERK suhu bumi 18 o C terlalu dingin bagi kehidupan manusia). • Dengan adanya ERK suhu rata-rata bumi 33 o C lebih tinggi dari 18 o C yaitu 15 o C
PEMANASAN GLOBAL • Jika kecenderungan kenaikan kadar CO2 terus berlanjut seperti sekarang dalam tahun 2030 kadar tsb akan menjadi 2 kali kadar dalam masa pra-industri. • Dalam kondisi tsb. suhu akan naik 1 – 7 o C dengan rata-rata 1,5 s/d 4,5 o C. • Perbedaan suhu zaman es dan zaman antar es hanya 5 o C, shg kenaikan suhu 1,5 – 4,5 bukan masalah kecil. • Jika suhu naik 5 o C, planet bumi akan lebih panas daripada suhu bumi 2 juta th terakhir. • Penelitian CO2 dan suhu selama 160.000 tahun dilakukan di Antartika, es dibor sedalam 2 km, dianilisis kadar CO2 di udara yang terperangkap dalam es per lapisan. Hasilnya Gb. 4.3 dan 4.4.
GRK • GRK : uap air dan CO2, metana, ozon, N2O dan CFC. (CFC adalah zat buatan untuk peralatan sehari-hari). • Masing-masing gas mempunyai sifat penyerapan sinar yang berbeda-beda yag disebut spektrum absorpsi. • Uap air menyerap sinar inframerah bergelombang 4000-7000 nm dan CO2 bergelombang 12.500-17.000 nm, sehingga antara 7000 – 13.000 nm terdapat “jendela” yang dilalui sinar inframerah untuk lepas ke angkasa luar. • Melalui jendela tsb. 70-90 % radiasi bumi lepas ke angkasa luar, shg intensitas ERK di bumi tidak berlebihan. • Tetapi dengan adanya kenaikan GRK yang mempunyai spektrum absorpsi 7.000 nm dan 13.000 nm makin sedikit sinar inframerah yg dpt melalui jendela. • Tabel 4.2 menyajikan efektifitas GRK lain terhadap CO2 (mempunyai bahaya pemanasan global dibandingkan dengan CO2).
Waktu tinggal gas (residence time) mempengaruhi efektivitas kenaikan suhu, makin lama waktu tinggal gas di atmosfer, makin efektif pengaruhnya thd kenaikan suhu. • Gas yang stabil dan tidak mudah beraksi dengan zat lain akan mempunyai waktu tinggal yang lama. • CO2 mempunyai laju kenaikan terendah dan CFC mempunyai laju tertinggi, akan tetapi kadar CO2 tertinggi dan emisi per tahunnya juga tertinggi, oleh karena itu CO2 mempunyai efek terbesar terhadap pemanasan global, sekitar 50 % pemanasan global disebabkan oleh CO2
CO2 • Emisi CO2 tahun 1987 adalah 8.490 juta ton C, yaitu 5.550 juta ton C dari produksi dan konsumsi energi (65,4 %), 2.800 juta ton C dari penebangan dan pembakaran hutan (33,0 %) dan 140 juta ton C (1,6 %) dari industri semen. Emisi CO2 dari pembakaran fosil dan industri semen
Data konversi dan deforestasi masih diperdebatkan, deforestasi di Indonesia, 1,5 - 2 juta ha/th. • Emisi CO2 dari hutan ditentukan oleh data biomassa, kadar C per tipe hutan. Perkiraan Biomassa (ton/ha)
DAMPAK PEMANASAN GLOBAL : • Kenaikan permukaan laut • Rangsangan pertumbuhan tanaman dalm fotosintesis • Perubahan iklim PENGELOLAAN DAMPAK • Mengurangi emisi CO2 (penurunan produksi dan konsumsi BBF dan penurunan penebangan, pembakaran dan konversi hutan). • Efisiensi penggunaan energi
Pendaurulangkan CO2 : • Peningkatan fotosintesis, penggunaan kayu awet dan biofuel • Mekanisme fleksibel (perdagangan karbon), atau kompensasi (PLTU 100 MW dengan bahan bakar batubara menghasilkan CO2, dapat diserap kembali oleh hutan Eucalyptus seluas 14.000 ha). • Mengembangkan sumber energi yang tidak menghasilkan CO2 (energi angin, energi surya da energi air/mikrohidro, energi nuklir) • Pengendalian pemanfaatan hutan • Peningkatan Reboisasi (HTI jenis cepat tumbuh)