220 likes | 845 Views
kalimat. Pengertian kalimat “kalimat adalah susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap”. Berikut adalah kalimat yang baik dalam bahasa indonesia. Nenek membaca komik di kamar, sedangkan kakek membaca buku lupus di kebun.
E N D
kalimat Pengertian kalimat “kalimat adalah susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap”
Berikut adalah kalimat yang baik dalam bahasa indonesia • Nenek membaca komik di kamar, sedangkan kakek membaca buku lupus di kebun. • Ketika nenek membaca di kamar, kakek merokok di kebun • Nenek saya! (sebagai kalimat jawab terhadap kalimat tanya: siapa yang duduk di sana?) • Komik! (sebagai kalimat jawaban terhadap kalimat tanya: Buku apa yang sedang dibaca nenek?)
Jenis kalimat Jenis kalimat dapat di bedakan berdasarkan berbagai kriteria atau sudut pandang. Oleh karena itulah, dalam keputusan linguistik dan berbagai buku tata bahasa kita dapati banyak istilah untuk menanamkan jenis-jenis kalimat itu.
Kalimat inti dan kalimat Non-inti Kalimat inti, bisa juga di sebut kalimat dasar, adalah kalimat yang di bentuk dari klausa inti yang lengkap bersifat deklaratif, aktif atau netral, afirmatif. KALIMAT INTI + PROSES TRANSPORMASI = KALIMAT NON-INTI Di dalam praktek berbahasa indonesia dikatakan lebih banyak di gunakan kalimat noninti daripada kalimat inti, sebab informasi yang harus di sampaikan melalui bahasa biasanya sangat luas menyangkut berbagai segi informasi kehidupan
b. Kalimat Tunggal dan kalimat majemuk Perbedaan kalimat tunggal dan kalimat majemuk berdasarkan banyaknya klausa yang ada dalam kalimat itu. Kalau klausanya hanya satu, maka kaliamt tersebut disebut kalimat tunggal. Kalau klausa di dalam sebuah kalimat terdapat lebih dari satu, maka kalimat tersebut disebut kalimat majemuk
Dalam hal ini berkenaan dengan sifat hubungan klausa-klausa di dalam kalimat itu, dibedakan adanya kalimat majemuk koordinatif (lazim juga disebut kalimat majemuk setara), kalimat majemuk subordinatif (lazim juga di sebut kalimat majemuk bertingkat), dan kalimat majemuk kompleks
Kalimat majemuk koordinatif adalah kalimat majemuk yang klausa-klausanya memiliki status yang sama, yang setara, atau yang sederajat Kalimat majemuk subordinatif adalah kalimat majemuk yang hubunganya antara klausa-klausanya tidak setara atau tidak sederajad Kalimat majemuk kompleks kalimat majemuk ini terdiri dari tiga klausa atau lebih, di mana ada yang di hubungkan secara subordinatif
c. Kalimat Mayor dan Kalimat minor Perbedaan kalimat mayor dan kalimat minor dilakukan berdasarkan lengkap dan tidaknya klausa yang menjadi konsituen dasar kalimat itu. Kalau klausanya lengkap, sekurang-kurangnya memiliki unsur subyek dan predikat, maka kalimat itu disebut kalimat mayor.
Berikut ini adalah contoh kalimat mayor: • Nenek berlari pagi. • Kakeknya petani kaya di sana. • Bu dosen itu cantik sekali. Kalau klausanya tidak lengkap. Entah hanya terdiri dari subyek saja, predikat saja, objek saja, maka kalimat itu disebut kalimat minor
Contoh kalimat minor: • Sedang makan! (sebagai kalimat jawaban dari kalimat tanya: Nenek sedang apa?) • Cepat berangkat! • Dilarang merokok! • Silakan duduk!
d. Kalimat Verbal dan non-Verbal Secara umum dapat dikatakan kalimat verbal adalah kalimat yang dibentuk dari klausa verbal, atau kalimat yang predikatnya berupa kata atau frase yang berkategori verbal. Sedangkan kalimat nonverbal adalah kalimat yang predikatnya bukan kata atau frase verbal; bisa nominal, ajektifal, adverbial, atau juga nomeralia.
Berkenaan dengan banyaknya tipe verbal, maka biasanya di bedakan pula adanya kalmat transitif, kalimat intransitif, kalimat aktif, kalimat pasif, kalimat dinamis, kalimat statis, kalimat refleksi, kalimat resiprokal, dan kalimat ekuatif. Kalimat transitif adalah kalimat yang predikatnya berupa verba transitif, yaitu verba yang biasanya diikuti oleh sebuah objek kalau verba tersebut bersifat monotransitif, dan diikuti oleh dua buah objek kalau verbanya berupa verba bitransitif. Misalnya, yang monotransitif adalah kalimat “Dika menendang bola”, dan yang binisiatifadalah kalimat “Dika membelikan nita sebuah kamus bahasa jepang’’.
Kalimat intransitif adalah yang kalimat predikatnya berupa verba intransitif, yaitu verba yang tidak memiliki obyek. Umpamanya kalimat-kalimat: • Nenek menari. • Kakek berlari ke kamar mandi. • Ayah belum datang.
Kalimat aktif adalah kalimat yang predikatnya kata kerja aktif.dalam bahasa indonesia verba aktif biasanya ditandai dengan prefiks me-atau memper- ketiga kalimat berikut adalah contoh kalimat aktif, misalnya; • Kakek menulis surat. • Nenek mendengarkan berita sepak bola. • Dika memperpanjang KTP-nya.
Kalimat aktif biasanya dipertentangkan kalimat pasif, yaitu kalimat yang predikatnya berupa verba pasif. Dalam bahasa indonesia verba pasif biasanya di tandai dengan prefiks di- atau diper-. Dengan demikian,contoh kalimat aktif di atas dapat di jadikan kalimat pasif, yaitu menjadi; • Surat ditulis kakek. • Siaran sepak bola didengarkan oleh nenek. • KTP itu diperpanjang oleh Dika.
Kalimat Dinamis adalah kalimat yang dipredikatnya berupa verba yang semantis menyatakan tindakan atau gerakan, contohnya: 1) Mahasiswa itu pulang, 2) dia pergi begitu saja. Sedangkan kalimat statis adalah kalimat yang predikatnya berupa verba yang secara semantis tidak menyatakan tindakan atau kegiatan,misalnya: 1) Anaknya sakit keras, 2) Dia tidur di kursi.
e. Kalimat Bebas dan Kalimat Terikat Perbedaan dengan adanya kaliamt kalimat bebas dan kalimat terikat dilakukan dalam kaitan bahwa kalimat adalah satuan-satuan yang membentuk wacana atau paragraf. Kalimat bebas adalah kalimat yang mempunyai potensi untuk menjadi ujar lengkapnya, atau dapat memulai sebuah paragraf atau wacana tanpa bantuan kalimatatau konteks lain yang menjelaskan.
Sedangkan kalimat terikat adalah kalimat kalimat yang tidak dapat beridiri sendiri sebagai ujaran lengkap, atau menjadi pembuka paragraf atau wancana tanpa bantuan konteks. Bukti keterikatan sebuah kalimat dengan kalimat lainnya, selain dengan penanda anaforis berupa –nya (atau dia,mereka, dan beliau) dan konjungsi antara kalimat makanya, oleh karena itu, dan jadi, lazim juga dengan struktur klausa yang tidak lengkap, yang bisa terjadi karena dukungan konteks dan situasi.
Umpamanya kalimat belum kemana-mana atau belum punya kenalan sebagai lanjutan dari kalimat saya baru dua hari di jakarta. secara utuh konteksnya adalah menjadi: “saya baru dua hari di jakarta. Belum kemana-mana. Belum punya kenalan.” Dari pembicaraan mengenai kalimat terikat ini dapat di simpulkan bahwa sebuah kalimat tidak harus mempunyai struktur fungsi secara lengkap. Kelengkapan sebuah kalimat serta pemahamanya sangat tergantung pada konteks dan situasainya
Intonasi kalimat Intonasi merupakan sala satu alat sintaksis yang sangat penting. Dalam bahasa indonesia tampaknya intonasi ini (yang berupa tekanan,nada, atau tempo) tidak berlaku pada tataran fonologi dan morfologi; melainkan hanya berlaku pada tataran sintaksis. Maka bisa kita simpulkan intonasi merupakan ciri utama ysng membedakan kalimat dari sebuah klausa, sebab bisa di katakan: kalimat minus intonasi sama dengan klausa;atau kalau di balik: klausa plus intonasi sama dengan kalimat. Jadi, kalau intonasi dari sebuah kalimat ditanggalkan maka sisanya yang tinggal adalah klausa.
Dalam bahasa indonesia di kenal adanya 3 macam nada, yang biasa di lambangkan dengan angka ‘’1’’, nada sedang di lambangkan dengan angka’ ‘’2’’, dan nada tinggi biasanya di lambangkan dengan angka ‘’3’’, contohnya: • Kalimat Deklaratif Rumah sekarang mahal. 2 33n / 2 33n / 2 31t # • Kalimat Interogatif Apa rumah sekarang mahal ? 2 - 33n/2 - 33n / 2 31t # • Kalimat imperatif Bacalah buku itu ! 2 - 32t / 2 11t # Keterangan : n = naik t = turun