510 likes | 1.52k Views
UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA. UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA. Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak. FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI. PENCABUTAN GIGI PADA ANAK. PRINSIP UMUM B.M. pada anak-anak = Orang Dewasa.
E N D
UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
PRINSIP UMUM B.M. pada anak-anak = Orang Dewasa Pada anak-anak, fisik dan psikisnya tumbuh dan berkembang Cara / Teknik disesuaikan
FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN • Rongga mulut kecil lapangan pandang kurang, kesukaran tinggi. • Rahang dalam proses tumbuh dan berkembang, geligi berubah kontinyu (erupsi dan resorbsi geligi sulung erupsi geligi permanen). next...
Gangguan pada pusat-pusat pertumbuhan dalam rahang atau pencabutan prematur malformasi rahang, gigi permanen atau keduanya. • Struktur tulang anak, persentase bahan-bahan organik tinggi lebih plastis dan tidak mudah fraktur.
LOKAL ANESTESI (L.A.) • “Inform consent” • Lebih “menguntungkan” dibanding G.A (General Anestesi)
GENERAL ANESTESI • Fasilitas rumah sakit • Fasilitas peralatan • Tingkat kesulitan keahlian • Biaya
L.A. dapat dilakukan pada anak-anak, asal : • Orang tuanya kooperatif. • Tidak ada kontra indikasi lain. • Penanganannya benar: • Anak harus diberi tahu, dengan kata-kata sederhana. • Jangan ditipu kecewa, hilangkepercayaan
Jangan dipaksa/ dengan kekerasan • Percayalah pada anak bila dia mengeluh sakit saat diinjeksi / ekstraksi bila perlu anestesi diulang. • Percaya diri dan mampu meyakinkananak.
Sebaiknya jangan dilakukan pada visit 1. • Bila perlu premedikasi. • Timingnya tepat. • Alat suntik dll jauhkan dari penglihatan anak.
TEKNIK INJEKSI : • Sebelumnya gunakan “topikal anestesi” • Mukosa harus kering, agar tidak menyebar. • Biarkan kontak selama ± 4 menit sebelum injeksi. • Pilih yang tidak mengiritasi jaringan / mukosa. • Bentuk : spray, salep, pelet perhatikan cara pemakaian.
Pilih jarum : tajam dan halus dengan bevel pendek, sebaiknya “disposable”. • Pada jaringan kendor mukosa ditarikdulu. • Pada jaringan padatmukosa ditekan dulu.
Teknik infiltrasi : • Mengeluarkan obat ke dalam jaringan pelan-pelan. • Bila lebih 1 gigi R.A belokkan arah jarum lebih horisontal. • Regio Palatinal foramen palatinus mayus (terdapat sekitar garis yang menghubungkan molar R.A yang terakhir tumbuh). • Bila anestesi incisivus R.A. berikan labial dulu, baru palatinalnya, melalui papila interdental.
Penambahan vaso konstriktor dengan konsentrasi serendah mungkin (mis : 2 % Lidocain + 1 : 100.000 adr). • Gejala-gejala yang timbul terangkan pada penderita! (rasa kaku, kesemutan, bengkak). • Tunggu sampai waktunya cukup ( 5 menit) • Bila setelah M.A (5 menit) bibir bawah belum ada tanda-tanda tebal ulangi! • Jangan lupa aspirasi!
MACAM DAN LOKASI INJEKSI : • L.A. pada anak tidak banyak beda dengan dewasa. • Pada anak : • Kepadatan tulang lebih rendah difusi obat lebih cepat. • Ukuran rahang kecil mengurangi kedalaman insersi jarum.
Hati-hati pada Regiotuberositashematom.(karena trauma plexus pterygoideus / arteri alv. sup. post)
Rahang Atas • Semua gigi sulung dan molar permanen : • Infiltrasi pada lab. / bucc. fold, dan • Mukosa palatinal0,5 cm di atas gingivalmargin. • interdental / papil (2-3 menit setelah infiltrasi lab / bucc) Cara ini mengurangi rasa sakit
Rahang Bawah • Gigi anterior : • Infiltrasi labial ; mukosa ling. Interdental papil. • Molar sulung : • Bisa dengan infiltrasi, tetapi lebih baik “mandibular blok” (MA). • Molar permanen / multiple ekstraksi M.A. • Ingat! pada anak : ramus ascendens lebih pendek dan sempit (arah antero posterior) ! • Insersi jarum beberapa mm lebih dekat bidang oklusal dibanding orang dewasa.
Komplikasi : mungkin, • Stimulasi sentral mual, muntah • Psikis • Keracunan Yang sering, ulcer pada bibir R.B.karena gigitan penderita (ingatkan orangtua!)
Indikasi Extr. Gigi Sulung • Gigi rusak berat dan tidak mungkin direstorasi ; • Kerusakan melanjut mengenai bifurkasi ; • Tidak dapat diperoleh gingival margin yang sehat. • Terjadi infeksi periapikal atau interradikular yang tidak dapat disembuhkan. • Kasus akut dentoalveolar absc. dengan selulitis. • Mengganggu erupsi normal gigi permanen pengganti persistensi. • Kasus impaksi. Umur penderita bukan menjadi pertimbangan yangmenentukan !
Yang patut dipertimbangkan : • Oklusi • Perkembangan rahang • Ukuran gigi • Jumlah akar • Resorbsi gigi sulung ybs! • Fase perkembangan gigi permanen pengganti dan yang berdekatan! • Ada / tidaknya infeksi • Adanya penyakit sistemik! • Rheumatic fever, congenital heart dis., kelainan ginjal, suspek focal inf.
KONTRA INDIKASI : (relatif) • Akut infeksius stomatitis, Acute Vincent’s inf. atau Herpetic stomatitis dan lesi-lesi sejenis diatasi dulu Extr.!! • Blood dyscrasia (mudah terkena inf. post. op. dan pendarahan) mis : Hemofilia, leukemia, ITP. konsult. Haematologist. • Akut/ Khronik Rheumatic Heart Dis., Congenital Heart Dis., Kidney Dis. cover Anti Biotik. • Akut Perisementitis, Dento Alv. Absc. dengan selulitis A.B dulu. • Akut sistemik inf. konsult. dokter anak (daya tahan tubuh turun dan mudah terjadi inf. sekunder). NEXT...
Malignancy resiko penyebaran. • Tetapi pada keadaan : rahang / jaringan sekitar menerima terapi radiasi oleh karenakeganasan ekstraksi diindikasikan!konsult. Radiolog. • Gigi yang tertinggal dalam tulang yang telah disinari, • Extr. hanya merupakan usaha terakhir. • Konsult. Radiolog • Tidak adanya vascularisasi Extr. Inf. (walaupun sudah dicover AB) Osteomyelitis (lambat) reseksi radikal. • Diabetes Mellitus - konsult. Dokter anak
INDIKASI EXTR. M1 PERMANEN • Bila M1 rusak parah Extr. segera! • - Bila M1 diextr. sebelum M2 erupsi M2tumbuh dan bergerak ke mesial (menempati tempat M1) • - Bila M2 sudah menembus gingiva (saat M1 diextr.) M2 miring ke mesial problem perio dan ortho usahakanmempertahankan M1. • - Bila terpaksa Extr. pertahankan tempatM1. • Bila 3 M1 rusak Extr. 4 M1.
TEKNIK EXTR. GIGI SULUNG : • Bila resorbsi akar besar Extr. mudah. • Bila sebelum waktunya (terutama molar) hati-hati (extr. lebih sulit) karena akar mengecil / resorbsi tidak teratur ; jangan mengganggu benih di bawahnya. • Tidak jarang resorbsi akar m sulung terjadi di tengah-tengah antara apex dan cemento enamel junction : • Sering fraktur. • NEXT...
Bila fraktur, pertimbangkan : • - Segera diambil • - Ditinggal dan diawasi • Tergantung : keahlian operator dan pencapaian ujung akar. • - Elevator kecil (lurus dengan ujung runcing) • - (Kadang-kadang) muco periosteal flap dan mengambil tulang bukal.
Kadang-kadang fragmen ujung akar : • Diresorbsi. • (sering) dibawa ke permukaan dan keluar saat gigi pengganti erupsi. • (surgical) bila menghalangi erupsi gigi pengganti diangkat.
Bila benih gigi (tooth bud) permanen bergerak / terangkat : • Kembalikan ke posisinya (hati-hati). • Soket dijahit (1-2x). • (beberapa operator) menutupnya dengan gelfoam. • Tes vitalitas setelah erupsi.
Bila gigi permanen yang siap erupsi (akar belum terbentuk sempurna)tercabuttanam kembali dan beri imobilisasi Setelah sembuh (bila berhasil) Tes vitalitas dan rö foto : perkembangan akar melanjut (apex menutup)
Tang khusus untuk anak Penggunaan tang extr. gigi sulung = gigi permanen Beberapa operator : lebih suka tang khusus anak, lebih kecil dan dapat disembunyikan dalam telapak tangan.
Pencabutan gigi sulung anterior : • Sederhana • Rotasi satu arah • Untuk molar sulung : • Luksasi (bucco-ling.) • Kekuatan ke ling. lebih kecil daripada buccal • Lesi periapikal khronis : tidak perlu dikuret • Sembuh sendiri • Merusak folikel gigi gangguan kalsifikasi enamel • Kista : harus diambil.
Komplikasi post Extr. : • Sama dengan dewasa. • Dry socket pada anak-anak jarang terjadi, bila terjadi curigai adanya : • - Infeksi yang tidak umum, mis : actinomycosis • - Komplikasi penyakit sistemik, mis : anemia, gangguan nutrisi, dsb.
INFEKSI Memahami inf. pada anak-anak (post extr)penting!agar dapat memperpendek dan mencegah berkembangnya infeksi. • Infeksi pada rahang anak-anak, kemungkinan : • Mudah meluas karena marrow spaces yang lebar • Melibatkan benih gigi permanen • discolorition (coklat) • karena inf. khronis yang disebut : • “Turner’s hypoplasia” • Bahkan dapat mengakibatkan kerusakan yang menyeluruh dari benih gigi permanen.
Mencapai pusat-pusat pertumbuhan terutama condyli perubahan bentuk • Celulitis dan absces formation incisi dan drainage.
Manifestasi Infeksi : • Inf. yang serius pada anak-anak sering diikuti : • Demam tinggi, nadi cepat, pernafasan lambat. • Malaise menyeluruh, nausea dan vomitting • Jumlah leukosit tinggi (terutama : netrophil). • Melanjut osteomyelitis, anemia. • Dehidrasi karena perspirasi lebih besar daripada fluid intake. • Anorexia, constipasi, diare, sakit diregio abdomen.
Mengatasi infeksi ( = BM) : • LOKAL • SISTEMIK • Terapi tergantung : tanda-tanda lokal dan sistemik, keparahan dan stadium penyakit. • Bila gigi sakit (perkusi) dan terasa menonjol pulpa dibuka (dengan high speed, gigi difiksasi) tutup kapas (sebelum dan sesudah makan) • Absces (bucc, fold, palatum, sub ling. space) incisi ; pulpa dibuka
Sistemik • Anti biotika (Penisilin, Eritromisin). • Diet vitamin B, C, protein dosis tinggi. • Vitamin pelengkap. • Bila dehidrasi air buah ; cairan i.v (parah / R.S).
TERIMA KASIH By : drg. FX SUHARIADJI SpKGA