280 likes | 586 Views
ECSTASY. Methylen dioxi methyl-amphetamine (MDMA) Menyebabkan adiksi kuat diawasi ketat: hanya untuk IPTEK medis Pengguna ilegal no 2 setelah canabis Banyak digunakan untuk : - pesta dansa, Diskotik, bar dan klab malam. MEKANISME TOKSISITAS ECSTACY.
E N D
ECSTASY • Methylen dioxi methyl-amphetamine (MDMA) • Menyebabkan adiksi kuat • diawasi ketat: hanya untuk IPTEK medis • Pengguna ilegal no 2 setelah canabis • Banyak digunakan untuk : - pesta dansa, Diskotik, bar dan klab malam
MEKANISME TOKSISITAS ECSTACY ECSTACY MERUSAK RESEPTOR SEROTONIN NEURO CHEMICAL MENGATUR: - Emosi Terminal axon(mengandung serotonin) - berpikir - memory - tidur Serotonin bebas Terikat transporter serotonin aktif dalam reseptor meningkat 1 jam Mengganggu
Effek ecstasy pada otak Sel serotonin Neuron serotonin
Pengaruh ecstacy Otak Sel saraf dan bagiannya Terminal serotonin yang memanjang, lingkaran merah adalah sinapsis
Sel serotonin (merah) yang berawal dari batang otak (brain stem) yang disebut “raphe nuclei”. \Dendrit dan sel tubuh mempunyai axon memanjang keseluruh bagian dari otak. . Foto dari sel serotonin pada otak tikus (bentuk pohon dengan cabangnya) . Ecstasy menyebabkan neuron serotonin (kuning) mengeluarkan serotonin (titik merah kecil), yang disimpan dalam terminal axon. MDMA juga menyebabkan keluarnya dopamin dan norepinephrin.
. Didalam terminal axon bentuk kantong kecil (vesicel) mengandung molekul serotonin. Bila ada arus listrik datang ke axon, vesicel melekat pada lapisan luar dari terminal axon dan mengeluarkan serotonin kedalam sinapsis. . Gambaran dalam terminal axon serotonin. Vesicel yang mengambang dipermukaan menempel pada membran dan mengeluarkan serotonin dalam sinapsis.
Sinapsis diperbesar, menunjukkan beberapa molekul serotonin mengambang
. Foto elektron mikroskop dari sebuah terminal axon serotonin, sebuah dendrit (dibawahnya) dan sinapsis diantaranya
. Gambar diperjelas dari proses pembebasan serotonin kedalam sinapsis.
. Satu jam setelah mengkonsumsi ecstasy. Vesicel membebaskan sejumlah besar serotonin kedalam sinapsis. . Serotonin reuptake transporter. Bersamaan dengan pengikatan dendritik reseptor, molekul serotonin juga mengikat reuptake transporter pada membran axon. Transporter tersebut mengambil molekul dan dibawa kembali pada terminal axon.
Ecstacy menyebabkan terjadinya pembebasan serotonin MDMA masuk kedalam terminal axon langsung terikat dengan reuptake transporter MDMA mempunyai afinitas lebih tinggi daripada serotnin, menyebabkan serotonin terbebaskan kedalam axon
. Mono amine oksidase memecah serotonin. Sekitar 3 jam setelah mengkonsumsi ecstasy, transporter serotonin mengambil serotonin dari sinapsis, tetapi masih banyak serotonin aktif dalam reseptor, sehingga penderita masih mengalami efek dari obat tersebut. . Pengaruh ecstasy mulai menurun. Sejumlah reseptor serotonin aktif berkurang, menyebabkan jumlah serotonin berkurang dalam sinapsis. Hal tersebut artinya penderita mulai kembali ke kondisi normal.
. Memproduksi serotonin baru. Sel serotonin otak memproduksi serotonin bila asam amino 5-hydroxy tryptophan (5-htp) masuk kedalam sel dan akan berhuibungan dengan enzim dekarboksilase. Sekali masuk dalam axon, dekarboksilase 5-htp berubah bentuk menjadi serotonin dimana ia masuk kedalam vesicel. Kembali ke kondisi normal. Bergantung pada seberapa banyak MDMA dikonsumsi, penderita akan kekurangan serotonin, sehingga hanya sedikit reseptor yang aktif daripada sebelum mengkonsumsi ecstasy. Hal inilah yang menyebabkan penderita ingin mengkonsumsi lagi, karena ia mengalami perasaan depresi.
. Gangguan regulasi reseptor yang menyebabkan “ecstasy related-depression”. Otak dibentuk untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Sekali otak terpengaruh ecstasy, reseptor serotonin menjadi hiperaktif disebabkan molekul dari serotonin, mereka mungkin kembali kemembran dendrit.
Dopamin dan serotonin tinggal sedikit dan reuptake transponder kosong, menyebabkan terminal axon degenerasi
Pengaruh lain: • Terjadi depresi, Kerusakan otak • Gelisah, Tidak dapat tidur • Nausea, keringat dingin • Kerusakan hati • Lambat berpikir • Gangguan sistem memory susah mengingat-ingat/berpikir • Menyendiri Prestasi kerja atau sekolah menurun
Laboratorium produksi dan Analisis Narkoba • Pembuatan Narkotik dan Psikotropika: • - Laboratorium Clandesteine (lab. Ilegal), jenisnya: • 1. Laboratorium ekstraksi • 2. Laboratorium konversi • 3. Laboratorium synthesis • 4. Laboratorium pembuat tablet • 5. Laboratorium multi-proses • - Lokasi: • 1. Tetap • 2. Berpindah-pindah • - Bahan: • 1. Precursor: Efedrin, Pseudo-efedrin, obat saraf pusat, codein,cocain, morfin, coca dsb. • 2. Reagen (asam – basa): asam asetat, as.hydrokarbonat, NaOH, KOH dsb. • 3. Katalis: Mg, Li, Pb, Pd, Ni • 4. Solvent: aseton, kloroform, dietyl ether, benzen, toluen, metanol dsb. • 5. Gas: Nitrogen, hidrogen, amoniak, HCl, butane/propan
B. Prinsip analisis • Metode skreening: Menunjukkan golongan obatnya • Rapid test dipstick, catridge • Radioimmunoassay (RIA) • Enzim multiplied Immunoassay (EMIT) • Fluorescenc polarization immunoassay (FPIA) • Metoda konfirmasi: • a. Kromatografi lapis tipis (TLC) • b. Kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC) • c. kromatografi gas mass spektrometry (GC-MS) • Prinsip: Ekstraksi sampel (urine) Larutkan dalam senyawa yang mudah menguap • baca pada alat
C. Bahan contoh (barang bukti) • Bahan mentah dan olahan: • Dipisah menurut jenisnya: • - Tanaman • - serbuk/ bubuk/ tablet • b. Tanaman dikirim lengkap • -batang • - daun • - biji • - bunga • c. Barang bukti dikirim semua ( bila dalam jumlah yang sedikit) • 2. Bahan biologik (darah, urine, jaringan ) • a. Periode waktu pengambilan • - Urine: - waktu dalam hari • -jumlah : 25 – 50 ml • - darah: - waktu dalam jam • - jumlah: - darah 10 ml • - serum 5ml • b. Cara penyimpanan (wadah disegel dan dilabel setelah pengambilan) • - serum : dalam vial, botol tertutup rapat • - darah: vial dengan antikoagulan tertutu rapat • - urine: botol plastik tertutup rapat • Semua sampel ditaruh dalam wadah dingin (termos) selama dalam perjalanan kemudian • taruh dalam pendingin –20oC. dalam lab sebelum diananalisis
Penyidikan kasus yang berhubungan penggunaan obat bius (DRE)(hal. 86) • Tersangka melakukan kelalaian waktu bekerja? • Bila ya, kelalaiannya berhubungan dengan obat bius? • Bila ya, termasuk golongan obat bius yg mana? Dan adakah hubungannya dengan kelalaian tersebut?
Hasil positif palsu pada uji biologik, darah urine dan jaringan lain(hal 87) • Obat analgesik Marijuana • Obat semprot hidung amfetamin • Obat batuk (vicks44) opiat • Obat flu methadon • Antibiotik kokain
Kasus uji positif palsu (hal 88) • Kecelakaan pekerja bangunan • Positif opiat/morfin 2. Kecelakaan lalu lintas • Positif amfetamin
USAHA PENANGGULANGAN KECANDUAN (hal.59) • 1. Secara tidak langsung: • Memperbaiki sistem pemerintahan yang stabil dan aman • Memperbaiki sistem perekonomian rakyat • Memperluas lapangan kerja • Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam dunia pendidikan • Penegakan hukum yang benar-benar adil dan merata • 2. Secara langsung: • Meningkatkan kewaspadaan petugas imigrasi baik di bandara maupun pelabuhan terhadap kemungkinan terjadinya penyelundupan obat bius • Pengawasan secara ketat peredaran obat bius yang dijual diapotek maupun toko obat • Pengawasan cukup ketat terhadap penjualan minuman keras berkadar alkohol tinggi, baik di supermarket maupun toko-toko agen penjual minuman keras • Menangkap penjual, pengedar dan pengguna obat bius untuk diadili sesuai dengan tingkat kesalahannya dan sesuai dengan undang-undang yang berlaku • Melakukan rehabilitasi medik dan psikiatrik terhadap orang yang menderita ketergantungan obat.
IDENTIFIKASI MASALAH(hal. 60) • Kecanduan obat dalam anggota keluarga: • a. Orientasi pengobatan • - Pindah tempat: Pekerjaan, sekolah, menjauhi lingkungan yang buruk • - Tinggal ditempat yang nyaman, diawasi anggota keluarga sendiri • - Kemauan yang kuat untuk berhenti mengkonsumsi (terutama pada saat putus obat) • b. Detoksifikasi • - Perlu dirawat dirumah sakit dengan pengawasan medis dalam program “narcotic anonymus” • - Pemberian obat substitusi (terutama pada saat menunjukkan gejala putus obat) • c. Narcotic anonymus • - Dibentuk suatu komunitas pecandu untuk bebagi pengalaman • - Disponsori oleh LSM atau pemerintah yang terkait • - Memisahkan kebiasaan lama menuju kebiasaan yang baik • Kecanduan obat pada wanita • a. Potensi adiksi dan prostitusi • - Menjadi pelacur kemudian kecanduan • - Kecanduan kemudian menjadi pelacur • b. Resiko tertular HIV • - Penggunaan obat melalui injeksi yang bergantian • - Resiko berganti pasangan
Penyalahgunaan obat dan aturan perundangan • Malaysia: seseorang yang memiliki, menggunakan, membawa, mengimport, mengekspor, memproduksi • dan menanam obat yang terlarang akan dijatuhi hukuman 2 tahun sampai hukuman mati. • Singapura: akan diberlakukan hukuman mati bagi seseorang yang memiliki: 30 g atau lebih morfin, • 15 g atau lebih heroin, 1,2 Kg atau lebih opium, 30 g atau lebih kokain, 500 g atau lebih kanabis, • 200 g atau lebih kanabis resin (minyak kanabis), 250 g atau lebih ecstasy atau ice dan 1000 g atau lebih • kanabis campur • 3. Thailand: hukuman penjara sampai hukuman mati bagi seseorang yang kecanduan atau • membawa obat bius.
4. Indonesia: • undang-undang mengenai narkotika nomer 22 tahun 1977 • sebagi pengganti undang-undang nomer 9 tahun 1976, • karena kejahatan narkotika telah bersifat transnasional dan kejahatan narkotika dilakukan • dengan menggunakan modus operandi yang tinggi dan teknologi yang canggih. • Dimana dalam perundangan tersebut: Barang siapa menanam, memiliki, menyimpan • atau menguasai narkotika Golongan I yang didahului dengan permufakatan jahat dapat • dipidana penjara seberat-beratnya 12 tahun dan denda sebanyak- banyaknya 750 juta rupiah. • Disamping itu pada tahun yang sama diberlakukan undang-undang tentang psikotropika • nomor 5 tahun 1977. • Dalam undang-undang tersebut disebutkan bahwa: Barang siapa menggunakan, memproduksi, • mengedarkan, mengimpor psikotropika Golonga I, secara terorganisir, • akan dipidana mati atau seumur hidup atau penjara 20 tahun dan denda sebesar 750 juta rupiah.
Pengobatan (hal. 73-80) • Satu jenis pengobatan kurang sesuai: • Kemauan yang kuat penderita • Pendekatan individu, keluarga, tempat kerja dan masyarakat • Pemberian obat substitusi • Pengobatan alternatif • Fisik • akupunktur