240 likes | 418 Views
“Segores Kisah Pengajar Muda”. Slamet Riyanto, S.Gz.
E N D
Slamet Riyanto, S.Gz Biasa dipanggil Slam oleh rekan-rekannya, pria ini lahir di Magelang 22 tahun yang lalu. Alumni Ilmu Gizi FK Undip ini, tahun lalu memutuskan untuk menjadi bagian korps Pengajar Muda Gerakan Indonesia Mengajar (GIM). Pengalaman organisasi di Himpunan Mahasiswa Ilmu Gizi, Senat Mahasiswa, Research Community, Forum komunikasi Mahasiswa FK, dan Ikatan Lemabaga Mahasiswa Ilmu Gizi dijadikan modal dasar untuk mengikuti gerakan ini. Ingin bermanfaat bagi orang lain adalah salah satu motivasinya menjadi pengajar muda. Selama satu tahun pria ini ditugaskan di Kabupaten Bima Nusa Tenggara Batat. Setahun di sana, membuatnya belajar bahwa sesungguhnya untuk menjadi bermanfaat tidak harus melakukan hal yang besar dan sulit, sesuatu yang kecil jika dilakukan dengan niat yang tulis pasti akan berdampak luar biasa.
Tentang GIM Indonesia Mengajar membantu mengisi kekurangan guru sekolah dasar, khususnya di daerah terpencil dengan mengirimkan lulusan terbaik Perguruan Tinggi di Indonesia yang telah dididik intensif untuk menguasai kapasitas kepengajaran dan kepemimpinan untuk bekerja sebagai guru selama satu tahun.
Masyarakat dan anak-anak cuek dengan kehadiran pendatang baru, mereka cenderung menghindar dikarenakan belum lancar berbahasa Indonesia. Interaksi aktif dengan anak dan lewat acara nonton bareng membuat mereka semakin familiar dengan bahasa Indonesia. Kini anak-anak terbiasa berbahasa Indonesia, mereka sangat senang dan terbuka jika ada pendatang
Jalan terjal berbatu , informasi kompetisi seolah tak mau berbagi. Dengan spirit dan tekad yang terbungkus rapi. Kini saatnya kami beraksi. Olimpiade Sains Kuark dan Olimpiade Sains nasional menjadi saksi perjuangan kami untuk pertama kali.
Dusun ini begitu gelap. Masjid selalu sepi tanpa arti. Tak pernah terdengar lantunan adzan atau bahkan lantunan ayat-ayat Tuhan. Kini dengan tertatih-tatih anak-anak mulai belajar membaca huruf per huruf Al-quran lewat TPA sederhana. Samar-samar cahaya lilin setia menemani setiap baris yang mereka baja. Semoga tak lama lagi, ada secercah cahaya kebenaran yang menghampiri mereka. Cahaya yang akan menuntun hidup mereka menuju hidup yang lebih baik.
Seorang wanita yang luar biasa. Guru sukarela yang harus menanggung beban seluruh keluarganya. Pasangan orang tua renta dan 3 piatu balita keponakanya tak dirasa bagai beban hidupnya . Dia selalu setia menemani siswanya. Hadir di sekolah dengan senyum terbaiknya, dan mendidik putra putri Baku dengan pengabdian dan keikhlasan jiwa. Ibu Nurlaila S.Pd
Dari anak negeri Indonesia, negeri surga yang elok penuh warna Begitulah pujian untuk ibu pertiwi tercinta Negeri kaya ..tersohor hingga pojok2 dunia Apa yang kurang kawan..... Hingga akhirnya kudapati ibu pertiwi tak terlalu bahagia karenanya Ya..ku lihat ibu pertiwi begitu sedih.. dan terkadang air mata negeri menetes seolah-olah dia tlah ditegurkeras Sang pencipta jiwa tak berdaya ini begitu tak tega melihatnya hingga akhirnya ibu pertiwipun bercerita tentang kesedihanya ya..dia menunjukkan anak-anak negeri yang diterlantarkan oleh para penguasa anak-anak negeri yang tak lagi punya penerang untuk hidupnya anak negeri yang tak lagi punya banguanan cahaya anak-anak negeri yang tak tau lagi masa depanya anak-anak negeri yang tak percaya lagi dg nasibnya yah..merekalah masa depan negeri ini tapi seolah-olah mereka hanya beban para pengusa yang sibuk dengan emas permata Kawan..apa kau tega melihat ibu pertiwi seperti ini Tidakkah kau coba memberikan sedikit cahaya lenteramu untuk negeri ini Ya..cahaya keiklasan dari anak negeri Untuk menunjukkan indah yang sebenarnya dari negeri ini Salam cinta untuk ibu pertiwi dari anak negeri
“Setahun Belajar, Seumur hidup Terinspirasi” Head Office Indonesia Mengajar Jl. Galuh II No 4, Kebayoran BaruJakarta Selatan, Indonesia p. 021-7221570 f. 021-7231430 e. info@indonesiamengajar.org