370 likes | 859 Views
Hubungan Pakaian dan Pendidikan. Prinsip Mengenai Pakaian. Pendidikan tidak akan lengkap jika tidak mengajarkan prinsip-prinsip yang benar mengenai pakaian. Tanpa pengajaran seperti itu, pekerjaan pendidikan menyesatkan dan terbelakang. . Pertentangan Mengenai Mode.
E N D
Prinsip Mengenai Pakaian • Pendidikan tidak akan lengkap jika tidak mengajarkan prinsip-prinsip yang benar mengenai pakaian. • Tanpa pengajaran seperti itu, pekerjaan pendidikan menyesatkan dan terbelakang.
Pertentangan Mengenai Mode • Cinta akan pakaian, keranjingan terhadap mode telah menjadi persaingan yang sangat sengit di antara para guru dan menjadi rintangan yang sangat besar.
Pertentangan Mengenai Mode • Mode merupakan seorang nyonya yang memerintah dengan tangan besi. • Di banyak rumah tangga, kekuatan, waktu dan perhatian para orang tua dan anak-anak dihabiskan untuk memenuhi tuntutan mode itu.
Ambisi Mode • Orang kaya berambisi saling berlomba satu sama lain untuk menyesuaikan diri dengan mode-modenya yang selalu berubah-ubah; • Mereka yang dari golongan menengah dan yang lebih kurang mampu berusaha mati-matian untuk mendekati patokan yang ditentukan oleh golongan orang yang di atas mereka.
Ambisi Mode • Di mana sarana dan kekuatan terbatas, dan ambisi bersopan santun besar, maka beban menjadi hampir tak dapat dipikul. • Bagi banyak orang, tidak peduli apakah pakaian itu bagus atau indah, asalkan modenya berubah, harus dibuat kembali atau dibuang saja.
Mode Menjauhkan Kita dari Allah • Seluruh anggota keluarga di rumah menderita pekerjaan yang tidak berkesudahan ini. • Tidak ada waktu untuk mendidik anak-anak, tidak ada waktu untuk berdoa atau belajar Alkitab, tidak ada waktu menolong anak-anak kecil supaya mengenal Allah melalui karya-karya-Nya.
Mode Menjauhkan Kita dari Allah • Tidak ada waktu dan uang untuk beramal. Dan sering isi meja makan menjadi terbatas. • Makanan tidak dipilih dengan baik dan disediakan dengan tergesa-gesa, dan tuntutan-tuntutan alamiah hanya sebagian terpenuhi. • Akibatnya ialah kebiasaan makan yang salah, yang mendatangkan penyakit menjurus kepada keadaan tidak bertarak.
Pemanjaan Nafsu Berpakaian • Kegemaran memamerkan diri menyebabkan pemborosan, dan bagi banyak orang muda mereka membunuh cita-cita untuk hidup lebih mulia. • Gantinya meneruskan pendidikan, mereka segera mencari pekerjaan mencari uang untuk memanjakan nafsu berpakaian. • Dan melalui nafsu berpakaian begini banyak anak gadis tertipu sampai hancur.
Kehancuran Rumah Tangga karena Mode • Dalam banyak rumah pendapatan keluarga sangat terbebani. • Ayah, karena tidak mampu memenuhi kebutuhan isteri dan anak-anaknya, tergoda untuk berlakutidak jujur, dan sekali lagi akibatnya ialah kehinaan dan kehancuran.
Pameran di Acara Kebaktian • Bahkan hari dan acara kebaktianpun tidak terlepas dari dominasi mode. • Mereka bahkan mencari kesempatan untuk mengadakan pameran yang lebih besar dari mode ini.
Pameran di Acara Kebaktian • Gereja dijadikan tempat parade, dan mode lebih banyak dipelajari daripada khotbah. • Orang-orang miskin, yang tidak mampu memenuhi tuntutan mode, beramai-ramai menjauhkan diri dari gereja. • Hari perhentian dipergunakan dengan bermalas-malas, dan bagi orang muda sering kali terlibat dalam pergaulan yang merusak akhlak.
Pakaian yang Tidak Pantas di Sekolah • Di sekolah, anak-anak gadis tidak cocok untuk belajar atau berekreasi oleh karena berpakaian yang tidak pantas dan tidak memberikan kenyamanan. • Pikiran mereka asyik merenung, sehingga guru menemui kesulitan untuk membangkitkan perhatian mereka.
Alam Melepaskan Diri dari Mode • Untuk mematahkan daya pikat mode, sering kali guru tidak mempunyai sarana yang lebih berhasil dari pada mengadakan kontak dengan alam.
Alam Melepaskan Diri dari Mode • Biarlah murid-murid menikmati kesenangan yang terdapat di sungai atau danau atau laut; biarlah mereka mendaki bukit-bukit, memandang keagungan matahari terbenam, menyelidiki kekayaan hutan dan ladang; biarlah mereka mempelajari kesenangan menanam tanam-tanaman dan kembang-kembang; dan pentingnya pita atau kerut tambahan yang akan tenggelam dalam kemerahan.
TuntunanTerhadap Orang Muda • Tuntunlah orang-orang muda untuk melihat bahwa dalam berpakaian, seperti dalam makanan hidup yang sederhana adalah sangat penting bagi pemikiran yang tinggi. • Tuntunlah mereka untuk melihat betapa banyaknya yang harus dipelajari dan dikerjakan; betapa berharganya masa muda sebagai persiapan kepada pekerjaan seumur hidup. • Bantulah mereka untuk melihat harta yang ada di dalam firman Allah, di dalam buku alam, dan di dalam catatan kehidupan yang agung.
TuntunanTerhadap Orang Muda • Biarlah pikiran mereka diarahkan kepada penderitaan yang mungkin mereka akan hadapi. • Tolonglah mereka untuk mengerti bahwa setiap rupiah yang diboroskan dalam memamerkan pakaian, yang membelajakan uang itu kehilangan sarana untuk memberi makan orang yang lapar, memberi pakaian kepada orang yang telanjang, dan menghibur orang yang berduka.
TuntunanTerhadap Orang Muda • Mereka tidak mau menghilangkan hidup yang gemerlapan, yang mengerdilkan pikiran mereka, yang merusak kesehatan mereka, dan yang menghancurkan kebahagiaan mereka, demi penurutan kepada perintah yang tidak ada dasar dalam pertimbangan, dalam kesenangan, atau dalam kejelitaan.
Kelayakan dan Kepantasan • Pada saat yang sama orang muda harus diajar untuk mengetahui pelajaran tentang alam, "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya" (Pengkhotbah 3:11). • Dalam berpakaian, sama seperti dalam segala perkara yang lain, kita mempunyai kesempatan untuk menghormati Khalik kita. • Ia merindukan supaya pakaian kita bukan saja rapi dan menyehatkan, tetapi harus layak dan pantas.
Pakaian mencerminkanTabiat • Tabiat seseorang dinilai dari pola pakaiannya. • Selera yang dimurnikan, pikiran yang dikembangkan, akan nyata dalam pemilihan pakaian yang sederhana dan pantas. • Kesederhanaan yang murni dalam berpakaian, bilamana digabung dengan kelakuan yang rendah hati, akan menjangkau jauh ke arah lingkungan seseorang wanita muda sehingga suasana kudus yang tersedia baginya merupakan tameng dari ribuan kebinasaan.
Seni Berpakaian • Biarlah anak-anak gadis diajar bahwa seni berpakaian yang baik termasuk kesanggupan membuat pakaian mereka sendiri. • Inilah cita-cita yang harus didambakan oleh setiap anak gadis. • Ini akan menjadi suatu sarana yang bermanfaat dan kemerdekaan yang tidak akan hilang daripadanya.
Keindahan yang Tertinggi • Tidak salah menyukai dan menginginkan keindahan; tetapi Allah menghendaki kita pertama-tama mencintai dan mencari keindahan yang tertinggi, -- yang tidak akan binasa. • Hasil-hasil kepintaran manusia yang sangat terpilih tidak berarti keindahanya bila dibandingkan dengan keindahan tabiat yang dalam pemandangan-Nya merupakan "harga yang besar."
Jubah kerajaan Surga • Biarlah orang-orang muda dan anak-anak kecil diajar untuk memilih bagi diri mereka sendiri jubah kerajaan yang ditenun di sorga — yaitu "kain lenan halus yang berkilau-kilauan dari yang putih bersih" (Wahyu 19: 8), yang akan dipakai oleh semua orang suci di bumi.
JubahTabiat Kristus • Jubah ini, yaitu tabiat Kristus yang tidak bercacat-cela, ditawarkan dengan Cuma-Cuma kepada setiap umat manusia. Tetapi semua orang yang menerimanya akan menerima dan memakainya di sini.
JubahTabiat Kristus • Biarlah anak-anak diajar bahwa bila mereka membuka pikiran mereka terhadap pikiran-pikiran yang suci dan yang mengasihi, dan melakukan perbuatan-perbuatan yang menolong orang, maka mereka sedang memakaikan kepada diri mereka sendiri jubah tabiat Kristus yang indah itu.
JubahTabiat Kristus • Pakaian ini akan menjadikan mereka cantik dan disayangi di sini, dan kemudian akan menjadi surat izin mereka untuk masuk ke dalam istana Raja.
Janji Allah • Janji-Nya ialah: "Mereka akan berjalan dengan Aku dalam pakaian putih, karena mereka adalah layak untuk itu" (Wahyu 3:4).
Tulisan Ny. E. White lainnya .. • 1. Education. Hlm 248. • Dalam hal pakaian sebagaimana dalam segala hal lainnya, adalah merupakan kesempatan kita untuk menghormati Khalik kita • Ia menghendaki agar pakaian kita bukan saja rapih dan menyehatkan tetapi juga pantas dan menarik. • 2. Ministry Of Healing. Hlm 289. • Oleh benda-benda alam (bunga-bunga bakung) Yesus menggambarkan keindahan yang dihargai oleh Surga, sifat rendah hati, kesederhanaan, kesucian, kepantasan yang akan menjadi pakaian kita menyenangkan kepada-Nya.
Tulisan Ny. E. White lainnya .. • 3. Review and Herald. 30 januari 1900. • Pakaian dan cara pengaturannya pada diri seseorang pada umumnya terbukti merupakan petunjuk dari pria atau wanita itu. • 4. Review and Herald. 7 november 1904. • Seseorang yang sederhana dan tidak berpura-pura dalam pakaian dan dalam pembawaannyamenunjukan bahwa ia memahami, bahwa seseorang wanita yang sejati ditandai oleh nilai aklak, betapa menyenangkan dan menariknyakesederhanaan dalam berpakaian itu, yang dalam keindahan dapat dibandingkan dengan bunga-bunga bakungdipadang.
Tulisan Ny. E. White lainnya .. • 5. Ellen G, White leter. 53. 1912. • Jangan menggunakan waktumu untuk berusaha mengikuti segala macam mode pakaian yang bodoh itu, berpakaian lah dengan cara yang rapih dan menarik, tetapi jangan jadikandirimu sebagai bahan pembicaraan, baik dengan cara berpakaian yang berlebih-lebihan atau berpakaian dalam cara yang lalai dan tidak rapi.
Panggilan • Kita dipanggil untuk menjadi suatu umat saleh yang berpikir, merasa, dan bertindak, serasi dengan prinsip-prinsip surga. • Agar Roh menciptakan kembali di dalam diri kita karakter Tuhan kita, maka kita melibatkan diri kita hanya pada hal-hal yang akan menghasilkan kemurnian yang serupa dengan Kristus, kesehatan, dan sukacita di dalam hidup kita. • Ini berarti bahwa hiburan dan kesenangan kita harus sesuai dengan standar tertinggi dari selera dan keindahan Kristen.
Penutup • Sementara kita mengakui adanya perbedaan-perbedaan budaya, pakaian kita haruslah sederhana, sopan, dan rapi, merias orang yang memiliki kecantikansejati tidaklah dengan menggunakan perhiasan-perhiasanlahiriah tetapi perhiasan yang tidak dapat binasa yaitu suatu roh lemah lembut dan tenang. • (Rm. 12:1, 2; 1 Yoh. 2:6; Ef. 5:1-21; Flp. 4:8; 2 Kor. 10:5; 6:14; 7:1; 1 Ptr. 3:1-4; 1 Kor. 6:19, 20; 10:31; Im. 11:1-47; 3 Yoh. 2).