230 likes | 695 Views
PENGARUH PRAKTEK GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA EMITEN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2009. Tahun 2001 PT Lippo Tbk dan Kimia Farma Tbk (Boediono, 2005) tercatat melakukan skandal keuangan di perusahaan. Membuktikan
E N D
PENGARUH PRAKTEK GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA EMITEN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2009 Tahun 2001 PT Lippo Tbk dan Kimia Farma Tbk (Boediono, 2005) tercatat melakukan skandal keuangan di perusahaan. Membuktikan bahwa praktek manipulasi laporan keuangan terjadi meskipun sudah menjauhi periode krisis tahun 1997 – 1998. salah satu penyebab kondisi ini adalah kurangnya penerapan corporate governance. Bukti menunukan lemahnya praktek corporate governance di Indonesia mengarah pada pembuatan keputusan dalam perusahaan dan tindakan perusahaan (Alijoyo et al, 2004)
Setiawati dan Na’im (2001) berargumen bahwa industri perbankan merupakan industri “kepercayaan”. Jika investor berkurang kepercayaannya karena laporan keuangan yang bias karena tidakan manajemen laba, maka mereka akan melakukan penarikan dana secara bersama – sama yang mengakibatkan rush. Oleh karena itu, perlu mekanisme untuk meminimalkan manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan perbankan. Salah satu mekanisme yang dapat digunakan adalah praktek good corporate governance. Maka penelitian ini menguji pengaruh praktek good corporate governance terhadap manajemen laba di Indonesia.
Menguji praktek GCG : • Keberadaan Komite Audit • Keberadaan Dewan Komisaris • Keberadaan Dewan Komisaris Independent Terhadap praktek manajemen laba di tiap perusahaan Manfaat GCG : • Meningkatkan kinerja • Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan • Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia
Manajemen Laba (Schipper, 1989) : mendapatkan keuntungan pribadiBentuk manajemen laba (scott, 2003) :a. Taking a bath (menghapus asset)b. Income minimazation (mengurangi pajak)c. Income Maximazation (bonus)d. Income smooting (menstabilkan)Good Corporate Governance (GCG)Cadbury (1992) : sebuah system perusahaan yang diarahkan dan dikendalikan.4 prinsip dasar GCG, Parulia (2004) :1. Transparasi2. Akuntabilitas3. Tanggung jawab4. Keadilan
Komite Audit (kep.29/PM/2004) : komite yang dibentuk oleh dewan komisaris.Tugas komite audit : a. pengawasan pengelolaan perusahaanb. penghubung antara pemegang saham dengan manajemenc. meriview evaluasi dari manajemend. menjaga kerahasiaanDewan Komisaris : melindungi hak dari pihak – pihak di luar perusahaanDewan Komisaris independent : pihak luar dari perusahaan
Ojek penelitian adalah 15 perusahaan yang go public.Perhitungan :variabel dependent (y) yaitu manajemen laba, menggunakan dasar rasio akrual modal kerja dengan penjualan (schipper, 1989)Akrual Modal Kerja (t) Manajemen Laba (EM) = Pendapatan(Penjualan Periode) (t) Akrual modal kerja = AL - HL - KasKeterangan: AL = Perubahan aktiva lancar pada periode tHL = Perubahan hutang lancar pada periode tKas = Perubahan kas dan ekuivalen kas pada periode t
Variabel independent (x) yaitu mekanisme good corporate governance. Diukur dengan presentasi dari jumlah masing – masing anggota komite audit dan dewan komisaris (Doddy Setiawan, 2007).Komite Audit : anggota dewan komisaris independen anggota komite auditDewan Komisaris : anggota dewan komisaris independen anggota dewan komisarisvariabel tidak bebas adalah ukuran perusahaan yang diproksikan kedalam Ln (total aktiva). (Doddy Setiawan, 2007).
Perusahaan Komite Audit dan Dewan Komisaris (Indpdnt/ KA) (Indpndt/ DK)1. ALFA KA = 3/3 DK = 3/92. ASRI KA = 0/3 DK = 0/53. BBCA KA = 3/3 DK = 3/54. ISAT KA = 4/5 DK = 4/125. TKGA KA = 1/3 DK = 2/56. AALI KA = 3/3 DK = 3/77. INDF KA = 3/5 DK = 3/108. BSDE KA = 3/5 DK = 3/79. SMDM KA = 0/3 DK = 0/310. MAYA KA = 0/3 DK = 0/311. UNVR KA = 0/4 DK = 0/612. BSWD KA = 3/5 DK = 3/613. BCIP KA = 1/3 DK = 1/414. TLKM KA = 2/4 DK = 2/515. BACA KA = 2/3 DK = 2/3 48% (7.32/ 15) 30% (4.51/ 15)
Perusahaan Ukuran Perusahaan dan Manajemen Laba 1. ALFA 20.32768225 -0.6666 2. ASRI 15.05654241 -0.1960 3. BBCA 19.45880778 -0.2058 4. ISAT 17.82359777-0.4765 5. TKGA 18.43799561-0.0172 6. AALI 15.83988842 -0.0017 7. INDF 17.51391836-0.0721 8. BSDE 15.34000826-0.3692 9. SMDM 14.53249242-0.0039 10. MAYA 15.84758897-0.0492 11. UNVR 18.17841795-0.0381 12. BSWD 14.28975428-0.0483 13. BCIP 15.42754597-0.011114. TLKM 18.39597409-0.2838 15. BACA 14.24558828-0.0006
Analisis statistik • Uji Statistik
b. Uji Asumsi Klasik • Uji Multikolinearitas memiliki hubungan linier antar variabel, dan sebaiknya tidak terjadi multikolinearitas. Dimana nilai tolerance yang kecil dari 0.1 atau nilai VIF > 10.
Uji Autokorelasi mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel 1 dengan variabel lainnya. Dihitung dengan nilai Durbin – Watson DW Kesimpulan <1,414 Ada autokorelasi positif 1,414-1,724 Tanpa kesimpulan 1,724-2,276 Tidak ada autokorelasi 2,276-2,586 Tanpa kesimpulan >2,586 Ada autokorelasi negatif
c. Uji Heteroskesdasitas apakah terjadi antara varian dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Analisis Regresi Mengetahui besarnya pengaruh varaibel independent yaitu, manajemen laba terhadap mekanisme GCG dan ukuran perusahaan α = Kostanta β = Koefisien Regresi KAit = Komite Audit perusahaan i pada tahun t DKit = Dewan Komisaris perusahaan i pada tahun t SIZEit = Ukuran Perusahaan perusahaan i pada tahun t εit = error MLit = α + β1KAit + β2DKit + β3LnSIZEit + εit
Coefficients MLit = 0.488 + -0.398KAit + 0.450DKit + -0.035SIZEit + εit
Pengujian Hipotesis • Uji Regresi secara Parsial (Uji T) Tingkat signifikan a = 5% : 2 = 2.5% atau 0.025 jika sig < 0.025 H0 ditolak, jika sig > 0.025 H0 diterima
Uji Regresi Secara Simultan (Uji F) Tingkat signifikan a = 5% = 0.05 jika sig < 0.05 H0 ditolak, jika sig > 0.05 H0 diterima