E N D
Rokok Sang Kiai Ini cerita Gus Dur yang terjadi ketika dia masih menjadi santri di Pesantren Tambak Beras, asuhan Kiai Fattah. Malam itu lampu (listrik) sedang padam, sehingga keadaan di sekitar pondok gelap gulita. Kiai Fattah sedang merokok dengan santai di luar rumah. Tidak berapa lama, salah seorang santri lewat. Melihat ada yang sedang merokok, maka si santri tadi mendekatinya dengan berkata, “Sa‘ sedotan, kang.” Maksudnya minta barang satu isap saja, sebagaimana kebiasaan yang berlaku umum antar sesama santri, di pesantren. Maka, Kiai Fattah pun diam-diam memberikan rokok yang sedang diisapnya. Pada saat diisap oleh si santri, maka nyala rokok itu pun menimpa wajah sang Kiai. Begitu mengenali wajah si empunya rokok, seketika si santri lari tunggang-langgang sambil membawa rokok sang Kiai. “Hei, rokokku aja digawa (jangan dibawa kabur)!” teriak sang Kiai.