270 likes | 785 Views
PERTUMBUHAN. Pertumbuhan merupakan phenomena komplek, dimulai ketika sel telur dibuahi sampai ternak mencapai ukuran dewasa. Perkembangan adalah proses perubahan fungsi, bentuk dan struktur tubuh untuk mencapai sempurna sejalan terjadinya pertumbuhan. Definisi Pertumbuhan.
E N D
PERTUMBUHAN • Pertumbuhan merupakan phenomena komplek, dimulai ketika sel telur dibuahi sampai ternak mencapai ukuran dewasa. • Perkembangan adalah proses perubahan fungsi, bentuk dan struktur tubuh untuk mencapai sempurna sejalan terjadinya pertumbuhan
Definisi Pertumbuhan. • Pertumbuhan adalah peningkatan berat badan ternak sampai ukuran dewasa tercapai. (Goodwin, 1977). • Pertumbuhan adalah peningkatan jumlah protein yang terbentuk melebihi jumlah protein yang hilang. (Bogard, 1977)
Pertumbuhan sebagai pertambahan protoplasma yang melebihi protoplasma yang rusak atau hilang. (Hammond, 1955). • Anggorodi (1979) : Penambahan berat akibat penimbunan lemak atau penimbunan air bukan pertumbuhan murni. Pertumbuhan murni adalah suatu penambahan jumlah protein dan zat-zat mineral yang tertimbun di dalam tubuh.
”bertambahnya berat badan akibat penambahan lemak, air dan tulang tidak termasuk adanyapertumbuhan.”
Perkembangan. • Moran (1992) : Meningkatnya umur ternak akan terjadi perubahan pada ukuran, bentuk dan komposisi tubuh. • Fouler (1968) : Pertumbuhan adalah peningkatan bobot badan sejalan dengan meningkatnya umur, sambil terjadi perkembangan yaitu perubahan struktur dan fungsi organ tubuh pada ternak yang sedang tumbuh dari adanya perbedaan pertumbuhan relatif komponen tubuh.
Pertumbuhan dapat diukur karena mengacu pada perubahan berat badan, tapi perkembangan merupakan phenomena komplek dan sangat sulit untuk dihitung.
Hukum Pertumbuhan • Laju pertumbuhan dimulai sejak foetus (janin). Laju pertumbuhan janin pada awalnya lambat dan bertambah cepat sesuai umur kebuntingan, ¾ berat dari bobot lahir ternak dicapai pada bulan terakhir kebuntingan. • Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi bobot lahir ternak, yaitu : nutrisi induk, jumlah sekelahiran dan bangsa.
Setelah lahir, pertumbuhan ternak akan mengikuti kurva sigmoid (huruf S). Fase akselarasi dicapai pada sekitar pubertas. • Untuk tujuan produksi daging, ternak akan lebih menguntungkan bila dipotong pada sekitar kurva fase akselarasi.
Tingkat gizi pakan berpengaruh terhadap pertumbuhan. Bila level pakan rendah, pertumbuhan akan terhambat. • Ternak muda yang pernah mengalami kekurangan pakan, bila diberikan pakan bermutu akan diperbaiki laju pertumbuhannya dengan munculnya pertumbuhan kompensasi.
Laju pertumbuhan maksimum akan dicapai bila kondisi lingkungan sangat menunjang. • Faktor inheritan ternak (genotipe) merupakan pembatas terhadap tingkat pertumbuhan dan dewasa tubuh.
Hukum Perkembangan • Proporsi tubuh disebabkan perbedaan gelombang pertumbuhan : kepala dan kaki berkembang lebih awal. • Beberapa jaringan berkembang sesuai tujuan pertumbuhan : otak dan syaraf, tulang, daging dan lemak.
Organ-organ tubuh pada tingkat berbeda, jantung, paru-paru dan usus berkembang lebih awal. • Jenis kelamin mempengaruhi perkembangan ternak. Jantan : Tulang dan jaringan otot lebih cepat. Betina : tulang pendek tipis, otot kurang, lemak banyak. • Genetik tetua mempengaruhi perkembangan. Aberdeen Angus > Shorthorn.
Deposisi lemak tubuh : Ginjal dan usus seluruh tubuh dan di bawah kulit (sub-cutan) serat daging (marbling/kepualaman)
Mengukur Pertumbuhan • Pertumbuhan bukan merupakan fungsi linier namun penambahan masa (berat) berbentuk huruf S, awalnya bergerak lambat kemudian cepat dan akhirnya melambat lagi, bahkan konstan.
Model matematik adalah : Berat Pertumbuhan = Waktu
Kecepatan pertumbuhan dW Rg = t Rg = kecepatan pertumbuhan. dW = perubahan berat. t = periode waktu.
Periode lepas sapih, kurva menyerupai garis lurus, karena pbb relatif konstan. Pbb meningkat sejalan peningkatan umur sampai pubertas, setelah pubertas pbb menurun dan pertumbuhan akan berhenti bila sapi mencapai dewasa.
Pertumbuhan murni (Banister dan Sood (1974): (W2-W1) RGR = x 100% (W2-W1)t RGR = Real Growth Rate W2 = Berat badan Akhir. W1 = Berat badan Awal. t = minggu.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN • Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor external dan internal. Faktor external : makanan, (Hk. Ptb IV). Faktor internal : kebakaan dan endocrine atau sekresi hormonal (Lihat Hk. Pertumbuhan V dan VI) .
Ptb setelah sapih dipengaruhi faktor kebakaan. Manifestasinya harus ditunjang faktor lingkungan. • Dengan ransum sama, ternak ada yang tumbuh lebih lambat. Ini pengaruh dari faktor genetik. • Kelenjar endocrine adalah kelenjar yang tidak mempunyai saluran dan memproduksi hormon yang disekresikan ke dalam darah.
Hormon adalah zat kimia dari kelenjar endocrine yang dibawa aliran darah ke berbagai tubuh dan menimbulkan pengaruh yang specifik. • Kelenjar yang mempengaruhi pertumbuhan adalah : Kelenjar Pituitary, Kelenjar Thyroid, Kelenjar Ovarium, Kelenjar Testes, Kelenjar Adrenal.
Kel. Pituitary : di bawah otak, di belakang ‘chiasma optic’. ”Memproduksi hormon pertumbuhan yaitu somatotropin.” • Hormon pertumbuhan akan merangsang retensi nitrogen (pembentukan protein melebihi protein yang digunakan) sehingga menghasilkan pertumbuhan murni.
Kel. Thyroid terdiri dari 2 lobus, terletak bergandengan pada trachea yang berhubungan dengan isthmus. Kel. Thyroid mensekresikan hormon Thyroxin yang fungsinya mengontrol metabolisme tubuh. • Kekurangan Thyroxin pada awal kehidupan dapat mengakibatkan kekerdilan yang tidak proporsional. Pengembangan daerah bahu dan kepala lebih besar daripada sebagian tubuh bagian posterior.
Kelebihan thyroxin --- pertumbuhan menurun, karena metabolisme lebih aktif daripada anabolisme/ pembentukan). • Bila pakan rendah yodium, kelenjar thyroid kurang memproduksi hormon thyroxin sedangkan kelenjar pituitary akan selalu menggertak kelenjar thyroid, hingga akhirnya kelenjar thyroid akan bertambah besar dan berkembang menjadi penyakit gondok/goiter.