440 likes | 1.3k Views
Tanaman Obat. Jahe ( Zingiber officinale). Akar Secara biologis dan ekonomis merupakan bagian terpenting dari tanaman jahe Biologis: dari akar tumbuh tunas-tunas baru, tumbuh akar rimpang (rhizoma)
E N D
Jahe (Zingiber officinale) • Akar • Secara biologis dan ekonomis merupakan bagian terpenting dari tanaman jahe Biologis: dari akar tumbuh tunas-tunas baru, tumbuh akar rimpang (rhizoma) Ekonomis: rhizoma mempunyai nilai ekonomis, beraroma khas, sebagai obat-obatan, minyak, bumbu masak, rempah-rempah.
Batang Merupakan batang semu, tumbuh tegak, berpelepah yang menutupi batang. Basah dan banyak mengandung air Tergolong herba
Daun Berdaun tunggal,tulang sejajar, bertangkai pendek, hijau tua agak mengkilap. Bagian bawah hijau muda dan berbulu halus. Panjang 5 – 25 cm, lebar 0,8 – 2,5 cm. Perbanyakan Vegetatif: rumpun, rimpang, kulturjaringan Cara 1 jarang dilakukan (tidak praktis dan merusak rimpang), cara 2 banyak diterapkan ( praktis, dapat memproduksi bibit dalam jumlah banyak)
Memilih Bibit • Rimpang dapat digunakan sebagai bibit asal ada mata tunasnya • Ciri-ciri rimpang yang dapat dijadikan bibit adalah: berasal dari tanaman yang tidak terserang penyakit dan sudah tua, minimal berumur 10 bulan, kulit mengkilat, dan keras. Rimpang tampak mulus dan sehat.
Mengecambahkan Bibit • Tujuan: untuk seleksi bibit dan menyeragamkan pertumbuhannya • Cara 1. Rimpang disimpan kira-kira 1 bulan, rimpang dipotong-potng dengan tangan dan dijemur selama 0,5-1,0 hari, selanjutnya dikemas dalam karung yang beranyaman jarang dan dicelupkan dalam larutan 30 g Agrimicin/100L air selama 1 menit. Agar cepat bertunas bisa ditambahkan ZPT.
Mengecambahkan Bibit • Rimpang ditiriskan/dijemur sampai airnya habis, selanjutnya dikecambahkan dalam karung goni/peti kayu. • Rimpang disusun berlapis, dan tiap lapis rimpang diberi abu gosok atau sekam padi untuk menyerap air yang tersisa dan sebagai media semai.
Mengecambahkan Bibit • Cara 2. Dibuat bedengan dari tumpukan jerami ± 3 cm, rimpang (belum dipotong) disusun di atas bedengan jerami (tebal10 cm) dan ditutup lagi dengan jerami. Di bagian atasnya disusun rimpang lagi dan seterusnya sampai 4 lapis rimpang. Rimpang disemprot dengan Dithane M-45 sesuai dosis. Untuk menjaga kelembaban, setiap hari bedengan disiram dengan air secukupnya.
Mengecambahkan Bibit • 2 minggu kemudian rimpang telah bertunas, selanjutnya dipisahkan dengan tangan, setiap potongan minimal dengan 2 tunas. Rimpang direndam dalam larutan Agrimicin atau agreb, kemudian dijemur kira-kira 1-4 jam agar kering. • Bibit langsung bisa ditanam
Syarat Tumbuh • Dapat tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 1500 m dpl, paling ideal bila ditanam pada ketinggian (200-900 m dpl). Menghendaki iklim panas sampai sedang, kelembaban tinggi, tempat terbuka dengan penyinaran matahari penuh. • pH tanah 5-6,5, bertekstur gembur, remah, mengandung banyak humus, drainase baik.
Varietas Jahe • Berdasarkan ukuran, bentuk, dan warna rimpang • 1. Jahe putih/kuning besar /jahe gajah/jahe badak • 2. Jahe putih kecil/Sunti • 3. Jahe merah
Jahe Gajah • Rimpang besar dan gemuk, dikonsumsi pada saat berumur muda maupun tua, dikonsumsi sebagai jahe segar atau jahe olahan
Jahe putih kecil dan jahe merah • Di panen tua • Rasanya lebih pedas, serat lebih tinggi dan kandungan minyak atsiri lebih tinggi dari pada jahe gajah • Cocok untuk ramuan obat-obatan
Kandungan Menguap disebut minyak atsiri, merupakan komponen pemberi bau yang khas. Minyak Tak menguap disebut oleoresin, merupakan komponen pemberi rasa pedas dan pahit Kandungan minyak terbanyak di bagian bawah jaringan epidermis, semakin ke tengah kandungannya semakin sedikit. Kandungan minyak mencapai optimum pada tanaman berumur 12 bulan. Lewat usia itu semakin sedikit dan bau khas jahe semakin tua semakin menguat.
Penanganan Jahe • Jahe dikenal sebagai komoditi yang penggunaannya sangat luas • Bahan baku industri jamu dan farmasi, pemberi aroma dan rasa pada makanan: roti, kue, biskuit, kembang gula dan berbagai produk minuman • Dapat diolah menjadi produk yang bernilai ekonomis tinggi dan lebih awet, misal: jahe kering, awetan jahe, dan hasil olahan: minyak atsiri (Ginger oil) dan oleoresin
Penanganan Jahe • Oleoresin jahe • Dibuat dengan cara ekstraksi tepung jahe kering 30, 40 mesh dengan pelarut organik etanol, aseton atau heksan • Berupa cairan pekat berwarna cokelat tua dan mengandung minyak atsiri 15-35% • Hasil penelitian, pelarut terbaik adalah etanol dengan perbandingan jahe:etanol 1:5-6 selama 2-2,5 jam.
Jahe bubuk • Jahe bubuk yang banyak digunakan untuk keperluan obat, jamu, dan farmasi umumnya berasal dari jahe kering yang dikuliti sempurna dan yang digiling dengan ukuran 50-60 mesh • Jahe bubuk untuk produk makanan dan proses penyulingan untuk pembuatan bir, dan anggur jahe berasal dari jahe kering yang dikuliti sempurna atau setengah dikuliti.
Minyak Jahe • Bahan baku minyak jahe sebaiknya berasal dari jahe kering slices atau split tanpa dikuliti. • Minyak jahe diperoleh dengan cara penyulingan. Sebelum disuling, jahe terlebih dahulu digiling dan segera dimasukkan ke dalam tangki penyuling. • Cara penyulingan yang baik adalah langsung dengan uap memakai tekanan.
Minyak Jahe • Lama penyulingan antara 6 -10 jam, tergantung dari tekanan uap yang digunakan dan kapasitas tangki penyulingan. • Rendemen jahe yang berkualitas baik dapat 3%.
Awetan Jahe • Ada 2 macam awetan jahe yang terdapat di pasaran, yaitu: awetan jahe dalam sirop gula dan manisan jahe. • Diperlukan jahe yang umurnya kurang dari 7 bulan, masih lunak, mengandung banyak air, dan tidak begitu pedas.